Jumat, 31 Oktober 2014

ISSP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan meningkat sebesar 13%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 16% sehingga laba kotor terkikis  sebesar 1%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain menyusut sebesar 33% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 17%. Di sisi lain, kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi meningkat sebesar 3% sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 26%.

Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 34% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 7%. Perusahaan mendulang keuntungan selisih kurs pada periode ini dan mengalami kerugian selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 5%.

Rasio GPM menyusut menjadi 15,34% dari 17,56%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 38%. Penambahan ini diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial bertambah sebesar 23%. Beban keuangan meningkat sebesar 4%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan tidak banyak mengalami perubahan. Begitu juga dengan beban pokok dan laba kotor. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain menyusut sebesar 26% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 15%. Di sisi lain, kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi meningkat sebesar 17%  sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 14%.

Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 13% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 17%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 45%.

Rasio GPM menyusut tipis menjadi 17,44% dari 17,52%.

BBNI - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan bunga dan syariah meningkat sebesar 27%. Beban bunga dan syariah meningkat sebesar 47% sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih naik sebesar 20%. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya menyusut sebesar 3%. Beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai meningkat sebesar 32%. Beban operasional lainnya bertambah sebesar 9%. Kombinasi dari pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba operasional tumbuh sebesar 11%. Di sisi lain, muncul pendapatan non-operasional berbanding beban non-operasional pada periode sebelumnya sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 19%. 

Laba bersih kemudian tercatat bertambah juga  sebesar 19% karena beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 19%.

Rasio GPM melemah menjadi 67,99% dari 72,22%.

Dari sisi neraca, kredit yang diberikan mengalami kenaikan sebesar 14%. Simpanan nasabah meningkat sebesar 12%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan bunga dan syariah meningkat sebesar 7%. Beban bunga dan syariah meningkat sebesar 16% sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih naik sebesar 3%. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya meningkat sebesar 2%. Beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai meningkat sebesar 14%. Beban operasional lainnya bertambah sebesar 1%. Kombinasi dari pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba operasional tumbuh sebesar 1%. Di sisi lain, pendapatan non-operasional meningkat sebesar 129% sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 7%. 

Laba bersih kemudian tercatat bertambah juga  sebesar 6% karena beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 7%.

Rasio GPM melemah menjadi 64,53% dari 67,08%.

Dari sisi neraca, kredit yang diberikan mengalami kenaikan sebesar 4%. Simpanan nasabah menurun sebesar 2%.

ADRO - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Q3 2014



Tahunan (TTM)

Pendapatan menyusut tipis sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 3% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 3%. Di sisi beban usaha dan pendapatan-beban lain, beban menyusut sebesar 19% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 12%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba-rugi entitas asosiasi meningkat sebesar 16% sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 11%.

Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 23% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 2%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian naik sebesar 21%.

Perusahaan mengalami kerugian lain-lain pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan (tarif pajak digunakan standar 25%), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 5%.

Rasio GPM mengembang menjadi 22,78% dari 21,76%.

Saldo aset tetap berkurang sebesar 5%. Saldo properti pertambangan tumbuh sebesar 11%. Besarnya aset tetap dan properti pertambangan diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial meningkat sebesar 24%. Beban keuangan meningkat sebesar 23%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi menyusut sebesar 72%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut hanya setara dengan 1% berbanding 4%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan menyusut sebesar 4%. Di sisi beban pokok, beban tidak banyak berubah sehingga laba kotor terpangkas  sebesar 18%. Di sisi beban usaha dan pendapatan-beban lain, beban menyusut sebesar 37% sehingga laba usaha tergerus sebesar 7%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba-rugi entitas asosiasi meningkat sebesar 61% sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 28%.

Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 31% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 75%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian naik sebesar 32%.

Perusahaan mengalami kerugian lain-lain pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan (tarif pajak digunakan standar 25%), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 13%.

Rasio GPM menyusut menjadi 18,84% dari 22,08%.

Kamis, 30 Oktober 2014

SRIL - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014

Analisis Laporan Keuangan PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan meningkat sebesar 23%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 21% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 30%. Di sisi beban usaha dan pendapatan-beban lain, beban meningkat sebesar 1% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 42%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan laba-rugi selisih kurs meningkat sebesar 113% sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 6%.

Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 1%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Perusahaan menikmati keuntungan lain-lain yang lumayan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 33%.

Rasio GPM mengembang menjadi 20,34% dari 19,13%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 63%. Penambahan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial berlipat sebesar 111%. Beban keuangan meningkat sebesar 53%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas operasi mengalami minus yang cukup besar yang banyak disebabkan oleh naiknya nilai persediaan. Kekurangan kas untuk aktivitas operasi dan investasi ditutupi sebagian besar dari penerbitan surat hutang sehingga menyebabkan melambungnya hutang finansial.

Pengeluaran kas untuk investasi meningkat sebesar 18%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 38% berbanding 42%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan meningkat sebesar 27%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 30% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 14%. Di sisi beban usaha dan pendapatan-beban lain, beban meningkat sebesar 41% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 5%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan laba-rugi selisih kurs menurun sebesar 59% sehingga laba sebelum pajak melambung sebesar 639%.

Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 237%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang jauh berkurang pada periode ini daripada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 2%.

Rasio GPM menyusut menjadi 18,60% dari 20,64%.

Penerimaan kas operasi bersih mengalami peningkatan yang tajam. 

PTPP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan usaha mengalami peningkatan sebesar 8%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 6% sehingga laba kotor meningkat sebesar 21%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 37% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 19%. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 15% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan, bagian laba ventura bersama, beban penurunan nilai piutang dan lain-lain yang meningkat sebesar 29%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 17%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 17%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 25%

Rasio GPM meningkat menjadi 11,95% dari 10,61%.

Saldo aset tetap meningkat pesat sebesar 171%. Properti investasi tumbuh sebesar 15%. Besarnya aset tetap dan properti investasi diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial meningkat sebesar 30%. Beban keuangan meningkat sebesar 25%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan usaha mengalami peningkatan sebesar 23%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 25% sehingga laba kotor meningkat sebesar 11%. Di sisi lain, beban usaha menurun sebesar 57% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 41%. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 40% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan, bagian laba ventura bersama, beban penurunan nilai piutang dan lain-lain yang meningkat sebesar 43%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 68%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 12%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 68%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 67%

Rasio GPM menyusut menjadi 11,71% dari 13,03%.

WSKT - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan mengalami peningkatan sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 4% juga sehingga laba kotor meningkat sebesar 26%. Pendapatan bersih ventura bersama konstruksi meningkat sebesar 51% sehingga laba kotor setelah laba ventura bersama naik sebesar 28%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan keuangan, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain meningkat sebesar 37%  sehingga laba usaha tumbuh sebesar 25%. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 28% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba bersih entitas asosiasi yang meningkat sebesar 12%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 41%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 41%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 47%

Rasio GPM meningkat menjadi 10,02% dari 8,47%.

Saldo aset tetap meningkat pesat sebesar 125%.  Besarnya aset tetap diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial meningkat sebesar 14%. Beban keuangan meningkat sebesar 2%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi bertambah sebesar 87%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 36% berbanding 35%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan mengalami penurunan sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 2% juga sehingga laba kotor terkikis sebesar 7%. Pendapatan bersih ventura bersama konstruksi meningkat sebesar 102% sehingga laba kotor setelah laba ventura bersama naik sebesar 8%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan keuangan, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain turun sebesar 4%  sehingga laba usaha tumbuh sebesar 14%. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 17% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba bersih entitas asosiasi yang meningkat sebesar 6%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 26%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 8%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 26%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 18%

Rasio GPM berkurang menjadi 8,96% dari 9,39%.

Penurunan pendapatan usaha pada kuartal ini tentunya cukup mengecewakan berhubung selama ini pendapatan pada akhir tahun selalu meningkat. Turunnya rasio margin juga cukup perlu diperhatikan lebih serius oleh perusahaan.

UNTR - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT United Tractors Tbk (UNTR) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Pendapatan mengalami peningkatan sebesar 11%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 8% juga sehingga laba kotor meningkat sebesar 25%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban keuangan, dan lain-lain menurun sebesar 3%  sehingga laba sebelum pajak tumbuh sebesar 38%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 33%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 53%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 33% dikarenakan bagian rugi untuk kepentingan non-pengendali yang meningkat sebesar 18%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Perusahaan juga mendulang keuntungan lain-lain pada periode dan periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 26%

Rasio GPM meningkat menjadi 20,84% dari 18,51%.

Saldo aset tetap berkurang tipis sebesar 1%. Saldo properti pertambangan meningkat tipis sebesar 2%.

Hutang finansial menyusut sebesar 33%. Perusahaan mencatat pendapatan keuangan secara neto pada periode ini daripada beban neto pada periode sebelumnya.

Pengeluaran kas untuk investasi bertambah sebesar 70%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 16% berbanding 9%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan mengalami penurunan sebesar 3%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 3% sehingga laba kotor terkikis sebesar 1%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban keuangan, dan lain-lain meningkat sebesar 27%  sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 8%.

Laba bersih kemudian terpangkas sebesar 12%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang tidak banyak berubah. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 13% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang bertambah.

Perusahaan mengalami keuntungan selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Perusahaan juga mendulang keuntungan lain-lain pada periode dan periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 15%

Rasio GPM meningkat menjadi 21,82% dari 21,48%.

ASII - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Astra International Tbk (ASII) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan mengalami peningkatan sebesar 8%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 7% juga sehingga laba kotor meningkat sebesar 13%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban keuangan, bagian atas hasil bersih entitas asosiasi dan bagian atas hasil bersih pengendalian bersama entitas dan lain-lain menurun sebesar 6%  sehingga laba sebelum pajak tumbuh sebesar 19%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 16%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 32%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 12% dikarenakan bagian untuk kepentingan non-pengendali yang meningkat sebesar 45%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 11%

Rasio GPM meningkat menjadi 19,11% dari 18,36%.

Saldo aset-aset investasi perusahaan rata-rata meningkat dengan baik. Dengan adanya peningkatan tersebut tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial meningkat sebesar 9%. Perusahaan mencatat pendapatan keuangan secara neto pada periode ini daripada beban neto pada periode sebelumnya.

Pengeluaran kas untuk investasi bertambah sebesar 18%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 7% berbanding 7%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan mengalami penurunan sebesar 5%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 6% sehingga laba kotor terkikis sebesar 1%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban keuangan, bagian atas hasil bersih entitas asosiasi dan bagian atas hasil bersih pengendalian bersama entitas dan lain-lain meningkat sebesar 21%  sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 7%.

Laba bersih kemudian terpangkas sebesar 8%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang menyusut sebesar 5%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 8% dikarenakan bagian untuk kepentingan non-pengendali yang berkurang sebesar 5%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 12%

Rasio GPM meningkat menjadi 19,66% dari 18,85%.

SIMP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 13%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 3% sehingga laba kotor meningkat sebesar 52%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 21%  sehingga laba usaha melesat sebesar 82%. Laba sebelum pajak tumbuh sebesar 160% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang bertambah sebesar 11%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 197%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 97%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian naik sebesar 154% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang berlipat sebesar 503%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melesat sebesar 138%.

Rasio GPM meningkat menjadi 27,65% dari 20,51%.

Saldo tanaman perkebunan menghasilkan meningkat sebesar 9%. Tanaman belum menghasilkan tumbuh sebesar 15%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 15%. Peningkatan-peningkatan tersebut tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial bertambah sebesar 33%. Beban keuangan meningkat sebesar 55%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi berkurang sebesar 7%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 15% berbanding 18%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan mengalami penurunan sebesar 10%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 3% sehingga laba kotor terpangkas sebesar 27%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 14%  sehingga laba usaha melorot sebesar 48%. Laba sebelum pajak menyusut sebesar 67% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang berkurang sebesar 12%.

Laba bersih kemudian terperosok sebesar 68%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 63%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian terjungkal sebesar 80% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang hanya turun sebesar 4%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 79%.

Rasio GPM berkurang menjadi 23,84% dari 29,58%.

LSIP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 28%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 10% sehingga laba kotor meningkat sebesar 73%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 74%  sehingga laba usaha melesat sebesar 74%. Laba sebelum pajak tumbuh sebesar 70% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang melesat sebesar 221%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 69%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 75%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian naik sebesar 68%.

Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika keuntungan-keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melesat sebesar 109%.

Rasio GPM meningkat menjadi 37,39% dari 27,59%.

Saldo tanaman perkebunan menghasilkan meningkat sebesar 5%. Tanaman belum menghasilkan tumbuh sebesar 26%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 18%. Peningkatan-peningkatan tersebut tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan tidak mempunuai hutang finansial. Secara neto perusahaan mencatat pendapatan keuangan.

Pengeluaran kas untuk investasi berkurang sebesar 13%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 18% berbanding 23%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 5%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 8% sehingga laba kotor meningkat tipis sebesar 1%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 47%  sehingga laba usaha tergerus sebesar 9%. Laba sebelum pajak turun sebesar 10% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang meningkat sebesar 75%.

Laba bersih kemudian terkikis sebesar 8%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang menyusut sebesar 18%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian turun juga sebesar 8%.

Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika keuntungan-keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menyusut tipis sebesar 1%.

Rasio GPM berkurang menjadi 35,45% dari 36,90%.

SGRO - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 58%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 43% sehingga laba kotor meningkat sebesar 123%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 42%  sehingga laba usaha melesat sebesar 204%. Laba sebelum pajak tumbuh sebesar 259% dikarenakan beban keuangan yang bertambah sebesar 40%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 207%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 513%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian naik berlipat sebesar 200%.

Rasio GPM meningkat menjadi 26,48% dari 18,76%.

Saldo tanaman perkebunan menghasilkan meningkat sebesar 25%. Tanaman belum menghasilkan tumbuh sebesar 5%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 15%. Peningkatan-peningkatan tersebut tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial bertambah sebesar 22%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi bertambah sebesar 66%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 21% berbanding 15%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 27%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 43% sehingga laba kotor terkikis sebesar 4%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 4%  sehingga laba usaha tergerus sebesar 6%. Laba sebelum pajak menyusut sebesar 13% dikarenakan beban keuangan yang bertambah sebesar 123%.

Laba bersih kemudian turun sebesar 5%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang menurun sebesar 32%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian terkupas  sebesar 4%.

Rasio GPM melemah menjadi 24,93% dari 32,96%.

MYOH - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Samindo Resources Tbk (MYOH) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan mengalami pertumbuhan sebesar 9%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 8% sehingga laba kotor meningkat sebesar 11%. Di sisi lain, beban usaha menyusut sebesar 6%  sehingga laba usaha mengembang sebesar 16%. Laba sebelum pajak tumbuh sebesar 23% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain yang menyusut sebesar 51%.

Laba bersih kemudian melesat sebesar 68%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 74%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 69%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 55%.

Rasio GPM meningkat menjadi 15,31% dari 14,95%.

Saldo aset tetap meningkat sebesar 10%. Peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finasial bertambah sebesar 14%. Namun beban keuangan mengalami penyusutan sebesar 10%. Beban keuangan tidak begitu berpengaruh terhadap laba bersih.

Kuartalan

Pendapatan mengalami pertumbuhan sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 4% sehingga laba kotor meningkat sebesar 18%. Di sisi lain, beban usaha tidak banyak berubah sehingga laba usaha mengembang sebesar 22%. Laba sebelum pajak tumbuh sebesar 39% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain yang menyusut sebesar 89%.

Laba bersih kemudian naik sebesar 37%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 45%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 37%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 20%.

Rasio GPM meningkat menjadi 15,52% dari 13,92%.

Rabu, 29 Oktober 2014

WTON - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014

Analisis Laporan Keuangan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) Q3 2014

9M 2014 vs 9M 2013

Pendapatan mengalami peningkatan sebesar 14%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 15% sehingga laba kotor meningkat sebesar 9%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan beban pengembangan meningkat sebesar 50%  sehingga laba usaha bertambah sebesar 4%. Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba rugi selisih kurs dan lain-lain menimbulkan pendapatan secara neto berbanding beban pada periode sebelumnya sehingga laba sebelum pajak tumbuh sebesar 7%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 13%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang menurun sebesar 10%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 15%. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  akan tumbuh sebesar 14%.

Rasio GPM berkurang menjadi 14,52% dari 15,09%.

Pengeluaran kas untuk investasi meningkat sebesar 15%.

Kuartalan

Pendapatan mengalami kemerosotan sebesar 25%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 23% sehingga laba kotor terpangkas sebesar 38%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan beban pengembangan menyusut sebesar 19%  sehingga laba usaha terperosok sebesar 42%. Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba rugi selisih kurs dan lain-lain menurun sebesar 97% sehingga laba sebelum pajak tenggelam sebesar 46%.

Laba bersih kemudian terpangkas sebesar 45%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang menurun sebesar 51%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menyusut juga sebesar 45%. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  akan menyusut sebesar 43%.

Rasio GPM berkurang menjadi 12,40% dari 14,97%.

ASGR - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014

Analisis Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk (ASGR) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Pendapatan tidak mengalami banyak perubahan. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 3% sehingga laba kotor meningkat sebesar 6%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan keuangan, keuntungan penjualan investasi, dan lain-lain menyusut sebesar 9%  sehingga laba sebelum pajak tumbuh sebesar 27%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 30%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 19%.

Perusahaan mendulang keuntungan besar dari penjualan investasi pada periode ini. Jika keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih akan meningkat sebesar 13%.

Rasio GPM meningkat menjadi 30,37% dari 28,66%.

Saldo aset tetap meningkat sebesar 7%. Peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan mencatatkan pendapatan keuangan secara neto.

Kuartalan

Pendapatan meningkat tipis sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 2% sehingga laba kotor meningkat sebesar 1%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan keuangan, keuntungan penjualan investasi, dan lain-lain meningkat sebesar 20%  sehingga laba sebelum pajak tergerus sebesar 12%.

Laba bersih kemudian terpangkas sebesar 15%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 2%.

Perusahaan mendulang keuntungan besar dari penjualan investasi pada periode sebelumnya. Jika keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih akan meningkat sebesar 44%.

Rasio GPM meningkat menjadi 33,47% dari 33,62%.  Perusahaan tampaknya cukup mampu menjaga profitabilitas dan juga mampu mengefisienkan beban-bebannya.

AUTO - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014

Analisis Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Pendapatan mengalami peningkatan sebesar 23%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 23% juga sehingga laba kotor meningkat sebesar 19%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, bagian laba bersih entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas, pendapatan-beban keuangan dan lain-lain meningkat sebesar 25%  sehingga laba sebelum pajak tumbuh sebesar 17%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 11%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 61%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 8%.

Rasio GPM menurun tipis menjadi 15,56% dari 16,00%.

Saldo aset tetap meningkat sebesar 28%. Saldo investasi pada entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas meningkat sebesar 24%. Peningkatan-peningkatan tersebut tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan mencatatka pendapatan keuangan secara neto.

Pengeluaran kas untuk investasi bertambah sebesar 5%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 10% berbanding 11%.

Laba bersih perusahaan banyak disumbang dari pendapatan berupa bagian atas laba bersih entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang tercatat menurun sebesar 11%.

Kuartalan

Pendapatan mengalami penurunan sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 6% juga sehingga laba kotor menyusut sebesar 4%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, bagian laba bersih entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas, pendapatan-beban keuangan dan lain-lain meningkat sebesar 11%  sehingga laba sebelum pajak terkelupas sebesar 14%.

Laba bersih kemudian menurun sebesar 10%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 31%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 1% karena bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang menyusut sebesar 73%.

Rasio GPM meningkat tipis menjadi 15,66% dari 15,31%.

Laba bersih perusahaan banyak disumbang dari pendapatan berupa bagian atas laba bersih entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang tercatat meningkat sebesar 28%.

PWON - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014


Analisis Laporan Keuangan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Pendapatan tumbuh sebesar 20%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 15%  sehingga laba kotor meningkat sebesar 23%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 40% sehingga laba sebelum pajak meningkat sebesar 43%.

Laba bersih kemudian tumbuh sebesar 48% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 19%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhirnya melaju sebesar 46%.

Perusahaan menelan kerugian selisih kurs pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Perusahaan mendulang pendapatan lain-lain berupa keuntungan dari pembelian dengan diskon pada periode ini. Jika kerugian dan pendapatan lain-lain tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 28%.

Rasio GPM meningkat menjadi 59,39% dari 57,71%.

Saldo persediaan lancar meningkat sebesar 38%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

Saldo persediaan tidak lancar melesat sebesar 178%. Saldo aset tetap berkurang sebesar 9%. Saldo properti investasi tumbuh sebesar 8%.

Saldo uang muka pelanggan hanya menyusut tipis sebesar 2%. Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, saldo tersebut setara dengan 46% berbanding 56% pada periode sebelumnya.  

Kas masuk dari pelanggan bertambah sebesar 2%.  Jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan, angka tersebut setara dengan 102% berbanding 120%  pada periode sebelumnya.

Hutang finansial melesat sebesar 88%. Beban keuangan masih mencatat penurunan sebesar 45%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh tidak besar terhadap laba bersih perusahaan.

Kuartalan

Pendapatan turun sebesar 21%. Di sisi beban pokok, beban tidak banyak berubah  sehingga laba kotor terpangkas sebesar 32%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain menghasilkan pendapatan daripada beban pada periode sebelumnya sehingga laba sebelum pajak menyusut sebesar 19%.

Laba bersih kemudian turun sebesar 20% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 14%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhirnya terpangkas sebesar 21%.

Perusahaan menelan kerugian selisih kurs pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Perusahaan mendulang pendapatan lain-lain berupa keuntungan dari pembelian dengan diskon pada periode ini. Jika kerugian dan pendapatan lain-lain tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terjerembab sebesar 42%.

Kas masuk dari pelanggan bertambah sebesar 1%.  Jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan, angka tersebut setara dengan 105% berbanding 82%  pada periode sebelumnya.