Kamis, 30 Januari 2014

UNVR - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013


PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat kinerja penjualan selama 9M 2013 yang baik. Penjualan tercatat naik sebesar 13% menjadi Rp 23,025 triliun. Laba kotor naik 14% dan laba usaha naik sebesar 11%. Laba bersih juga naik yaitu sebesar 12% menjadi Rp 4,090 triliun.

 
Secara kuartalan, penjualan tercatat turun 3%. Laba kotor turun 6% laba usaha turun 8%. Laba bersih juga turun 9% menjadi Rp 1,266 triliun.

BBRI - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencetak kinerja yang mengesankan selama tahun 2013.

Pendapatan bunga, investasi dan syariah tercatat naik sebesar 20% menjadi Rp 59,461 triliun. Laba operasional meningkat sebesar 15% menjadi Rp 26,127 triliun. Laba bersih meningkat sebesar 14% menjadi Rp 21,354 triliun.

Secara kuartalan, kinerja Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 tercatat naik cukup mencengangkan di tengah kondisi BI rate yang paling tinggi dengan pendapatan naik sebesar 15% menjadi Rp 17,379 triliun. Laba operasional meningkat cukup signifikan sebesar 34% menjadi Rp 8,251 triliun dan laba bersih naik 11% menjadi Rp 5,9 triliun.

Saham Paling Turun Bulan Januari 2014


Saham Paling Naik Bulan Januari 2014


Saham Paling Turun Mingguan (27/1/14 sd 30/1/14)


Saham Paling Naik Mingguan (27/1/14 sd 30/1/14)

 

Sabtu, 25 Januari 2014

INTP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

INTP (PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk) mencatat kinerja penjualan selama 9M 2013 yang agak baik. Penjualan tercatat naik sebesar 8% menjadi Rp 13,348 triliun. Laba kotor dan laba usaha naik sebesar 7%. Laba bersih juga sebesar 7% menjadi Rp 3,609 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan untuk pemilik entitas induk naik dengan angka yang sama menjadi Rp 3,608 triliun.

Jumat, 24 Januari 2014

SMGR - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

SMGR (PT Semen Indonesia Tbk) mencatat kinerja penjualan selama 9M 2013 yang memuaskan, Penjualan tercatat naik sebesar 27% menjadi Rp 17,391 triliun. Laba kotor naik sebesar 22% dan laba usaha naik 19%. Laba bersih tercatat naik sebesar 14% menjadi Rp 3,892 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan untuk pemilik entitas induk naik sebesar 15% menjadi Rp 3,906 triliun.

Selama 9M 2013 emiten ini menikmati keuntungan selisih kurs sebesar Rp 22,595 miliar dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 14,084 miliar selama 9M 2012.

Jika dilakukan penyesuaian dengan mengeluarkan keuntungan selisih kurs (asumsi pajak penghasilan 25% dan porsi kepentingan minoritas proporsional) maka diperoleh laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk selama 9M 2013 naik 14% menjadi Rp 3,889 triliun.

GGRM - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

GGRM (PT Gudang Garam Tbk) mencatat kinerja penjualan selama 9M 2013 yang bagus, Penjualan tercatat naik sebesar 12% menjadi Rp 40,017 triliun. Laba kotor naik sebesar 18% dan laba usaha naik 10%. Laba bersih tercatat naik sebesar 8% menjadi Rp 3,277 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan untuk pemilik entitas induk juga naik sebesar 8% menjadi Rp 3,236 triliun.

Selama 9M 2013 emiten ini menderita kerugian selisih kurs yang terhitung kecil sebesar Rp 13,748 miliar dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 12,130 miliar selama 9M 2012.

Saham Paling Turun Mingguan (20/1/14 sd 24/1/14)


Saham Paling Naik Mingguan (20/1/14 sd 24/1/14)


KLBF - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

KLBF (PT Kalbe Farma Tbk) mencatat kinerja penjualan selama 9M 2013 yang bagus, Penjualan tercatat naik sebesar 18% menjadi Rp 11,440 triliun. Laba kotor naik sebesar 18% dan laba sebelum pajak penghasilan naik 9%. Laba bersih tercatat naik sebesar 10% menjadi Rp 1,401 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan untuk pemilik entitas induk naik sebesar 10% menjadi Rp 1,366 triliun.

Selama 9M 2013 emiten ini menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 37,520 miliar dibandingkan dengan keuntungan sebesar Rp 19,252 miliar selama 9M 2012.

Jika kita melakukan penyesuaian dengan mengeluarkan kerugian selisih kurs (asumsi pajak penghasilan 25% dan porsi kepentingan minoritas proporsional) maka diperoleh laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk selama 9M 2013 naik 13% menjadi Rp 1,394 triliun.

Kamis, 23 Januari 2014

ICBP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

ICBP (PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk) mencatat kinerja penjualan selama 9M 2013 yang bagus, Penjualan tercatat naik sebesar 16% menjadi Rp 18,877 triliun. Laba kotor naik sebesar 13% dan laba usaha 7%. Laba bersih tercatat naik lebih  besar sebesar 9% menjadi Rp 1,893 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan untuk pemilik entitas induk naik sebesar 12% menjadi Rp 1,854 triliun.

Selama 9M 2013 emiten ini menikmati keuntungan selisih kurs sebesar Rp 81,819 miliar dibandingkan dengan Rp 4,932 miliar selama 9M 2012.

Jika kita melakukan penyesuaian dengan mengeluarkan keuntungan selisih kurs (asumsi pajak penghasilan 25% dan porsi kepentingan minoritas proporsional) maka diperoleh laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk selama 9M 2013 naik 9% menjadi Rp 1,794 triliun.

INDF - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013


INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk) mencatat kinerja penjualan selama 9M 2013 yang bagus, Penjualan tercatat naik sebesar 10% menjadi Rp 41,279 triliun. Namun laba kotor turun sebesar 3% dan laba usaha turun 11%. Laba bersih tercatat turun lebih  besar lagi sebesar 35% menjadi Rp 2,469 triliun.

Turunnya laba bersih banyak disebabkan oleh kerugian selisih kurs. Selama 9M 2013, kerugian selisih kurs tercatat sebesar Rp 884,687 miliar daripada 9M 2012 sebesar Rp 13,816 miliar.

Jika kita melakukan penyesuain dengan mengeluarkan kerugian selisih kurs (asumsi pajak penghasilan 25% dan porsi kepentingan minoritas proporsional) maka diperoleh laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk selama 9M 2013 hanya turun 5% menjadi Rp 2,438 triliun.

Rabu, 22 Januari 2014

JSMR - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

JSMR (PT Jasa Marga (Persero) Tbk) mencatat kinerja pendapatan selama 9M 2013 yang bagus, Pendapatan tercatat naik sebesar 31% menjadi Rp 7,067 triliun. Namun laba usaha tercatat turun sebesar 8%. Sedangkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun lebih  besar lagi sebesar 16% menjadi Rp 968,643 miliar.

Turunnya laba bersih disebabkan oleh naiknya berbagai beban di banyak lini terutama beban usaha.

AKRA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

AKRA (PT AKR Corporindo Tbk) mencatat kinerja penjualan selama 9M 2013 yang datar. Penjualan tercatat turun sebesar 1% menjadi Rp 16,171 triliun. Laba kotor tercatat naik 6% dan laba usaha turun 4%. Sedangkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 9% menjadi Rp 525,078 miliar.

Senin, 20 Januari 2014

PGAS - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013


Pada Q3 2013 PGAS (PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk) mencetak kinerja penjualan yang agak kurang menggembirakan jika dibandingkan dengan Q2 2013. Penjualan tercatat turun sebesar 7% menjadi USD 709,317 juta. Laba kotor dan laba usaha masing-masing mengalami penurunan sebesar 2% dan laba laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk turun 4% menjadi USD 184,101 juta.

Minggu, 19 Januari 2014

GJTL - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013


Pada Q3 2013 GJTL (PT Gajah Tunggal Tbk) mencetak kinerja penjualan yang tidak begitu bagus dibandingkan dengan Q2 2013. Penjualan tercatat turun sebesar 4% menjadi Rp 2,980 triliun. Laba kotor mengalami penurunan sebesar 2% namun laba sebelum pajak turun sebesar 303%. Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk otomatis juga mengalami penurunan dan tercatat sebesar 321% menjadi rugi Rp 253,873. Penurunan laba sebelum pajak dan laba bersih tersebut terutama disebabkan oleh besarnya kerugian selisih kurs yang diderita pada Q3 2013, yaitu sebesar Rp 590,711 miliar dibandingkan dengan Q2 2013 sebesar Rp 77,571 miliar.

Jumat, 17 Januari 2014

MYOR - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

Pada Q3 2013 MYOR (PT Mayora Indah Tbk) mencetak kinerja penjualan yang cukup buruk dibandingkan dengan Q2 2013. Penjualan tercatat turun sebesar 10% menjadi Rp 2,792 triliun. Laba kotor mengalami penurunan sebesar 21% namun laba sebelum pajak naik sebesar 34%. Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk otomatis juga mengalami kenaikan dan tercatat sebesar 33% menjadi Rp 313,879 miliar. Kenaikan laba sebelum pajak dan laba bersih tersebut terutama disebabkan oleh besarnya keuntungan selisih kurs yang dinikmati pada Q3 2013, yaitu sebesar Rp 175,718 miliar dibandingkan dengan Q2 2013 sebesar Rp 23,422 miliar.

MAIN - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

Sepanjang Q3 2013 MAIN (PT Malindo Feedmill Tbk) mencetak kinerja penjualan yang cukup bagus dibandingkan dengan Q2 2013. Penjualan tercatat naik sebesar 6% menjadi Rp 1,115 triliun. Laba kotor mengalami kenaikan sebesar 8% dan laba usaha turun sebesar 28%. Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mengalami penurunan sebesar 32% menjadi Rp 66,234 miliar. Penurunan laba usaha dan laba bersih ini terutama disebabkan oleh besarnya kerugian selisih kurs yang diderita pada Q3 2013, yaitu sebesar Rp 62,203 miliar dibandingkan dengan Q2 2013 sebesar Rp 7,977 miliar.

Saham Paling Turun Mingguan (13/1/14 sd 17/1/14)


Saham Paling Naik Mingguan (13/1/14 sd 17/1/14)


JPFA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

JPFA (PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk) selama Q3 2013 mencetak kinerja penjualan yang cukup bagus dibandingkan dengan Q2 2013. Penjualan tercatat naik sebesar 5% menjadi Rp 5,652 triliun. Laba kotor mengalami kenaikan sebesar 21% dan laba sebelum pajak turun 3%. Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mengalami penurunan sebesar 7% menjadi Rp 277,707 miliar. Penurunan laba ini terutama disebabkan oleh besarnya kerugian selisih kurs yang diderita pada Q3 2013, yaitu sebesar Rp 223,988 miliar dibandingkan dengan Q2 2013 sebesar Rp 16,840 miliar.

CPIN - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

CPIN (PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk) selama Q3 2013 mencetak kinerja penjualan yang cukup bagus dibandingkan dengan Q2 2013. Penjualan tercatat naik sebesar 6% menjadi Rp 6,7 triliun. Baik laba kotor maupun laba usaha juga mengalami kenaikan masing sebesar 15% dan 9%. Namun laba bersih mengalami penurunan sebesar 17% menjadi Rp 677,062 miliar. Penurunan laba bersih ini terutama disebabkan oleh besarnya kerugian selisih kurs yang diderita pada Q3 2013, yaitu sebesar Rp 206,69 miliar dibandingkan dengan Q2 2013 sebesar Rp 25,427 miliar.

Kamis, 16 Januari 2014

BTPN - Analisis Laporan Q3 2013

BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk) mencatat kinerja profitabilitas yang cukup moderat pada Q3 2013. Jika dibandingkan dengan Q2 2013, pendapatan bunga tercatat naik sebesar 3,79% dan laba bersih naik hanya sebesar 0,86% menjadi Rp 609,9 miliar.

Namun jika dibandingkan dengan 9M 2012, kinerja 9M 2013 tercatat sangat bagus dimana pendapatan bunga naik sebesar 19,71%  dan laba bersih naik sebesar 23,97%  menjadi Rp 1,787 triliun.

BDMN - Analisis Laporan Q3 2013

BDMN (PT Bank Danamon Indonesia Tbk) mencatat kinerja profitabilitas yang cukup bagus pada Q3 2013. Jika dibandingkan dengan Q2 2013, pendapatan bunga dan underwriting tercatat naik sebesar 4,36% dan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk naik sebesar 4,50% menjadi Rp 1,053 triliun.

Namun jika dibandingkan dengan 9M 2012, kinerja 9M 2013 BDMN kurang baik dimana pendapatan bunga dan underwriting hanya naik sebesar 5,12%  dan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk hanya naik tipis sebesar 0,60%  menjadi Rp 3,092 triliun.

Rabu, 15 Januari 2014

BJBR - Analisis Laporan Q3 2013


BJBR (PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk) mencatat kinerja profitabilitas yang kurang baik pada Q3 2013. Jika dibandingkan dengan Q2 2013, pendapatan bunga dan syariah tercatat hanya naik sebesar 1,06% dan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk turun sebesar 6,91% menjadi Rp 348,577 miliar.

Namun jika dibandingkan dengan 9M 2012, kinerja 9M 2013 BJBR sangat baik dimana pendapatan bunga dan syariah tercatat naik sebesar 17,74%  dan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk naik sebesar 15,72%  menjadi Rp 1,094 triliun

BBCA - Analisis Laporan Q3 2013


Seperti BBRI, BMRI dan BBNI, BBCA (PT Bank Central Asia Tbk) juga mencatat kinerja yang sangat baik pada Q3 2013. Jika dibandingkan dengan Q2 2013, pendapatan bunga dan syariah tercatat naik sebesar 11,04% dan laba bersih naik sebesar 17,78% menjadi Rp 4,039 triliun.
Jika dibandingkan dengan tahun 2012, pendapatan bunga dan syariah tercatat naik sebesar 16,12%  dan laba bersih naik sebesar 25,19%  menjadi Rp 10,360 triliun

WSKT - Analisis Laporan Q3 2013

WSKT (PT Waskita Karya (Persero) Tbk) mencetak kinerja selama 9M 2013 yang kurang mengesankan jika dibandingkan dengan 9M 2012. Dibandingkan dengan ADHI, WIKA dan PTPP, kinerja WSKT terbilang jelek. Pendapatan tercatat hanya naik sebesar 9% menjadi Rp 5,148 triliun dan laba bersih yang diatribusi untuk pemilik entitas induk naik 15% menjadi Rp 118,158 miliar.

Beban bunga (keuangan) tercatat turun di angka 38% menjadi Rp 72,703 miliar. Jika melihat ke rasio beban bunga terhadap laba bersih, maka rasio WSKT selama 9M 2013 tercatat lumayan tinggi yaitu 0,62 biarpun masih jauh lebih baik daripada 9M 2012 yang berasio 1,14. Ini berarti beban bunga bagi WSKT adalah hal yang cukup krusial berpengaruh terhadap kinerja laba.

PTPP - Analisis Laporan Q3 2013

PTPP (PT PP (Persero) Tbk) mencetak kinerja selama 9M 2013 yang sangat mengesankan jika dibandingkan dengan 9M 2012. Pendapatan tercatat naik sebesar 84% menjadi Rp 7,255 triliun dan laba bersih yang diatribusi untuk pemilik entitas induk naik 107% menjadi Rp 218,348 miliar.

Beban bunga (keuangan) tercatat naik di angka 29% menjadi Rp 134,871 miliar. Jika melihat ke rasio beban bunga terhadap laba bersih, maka rasio PTPP selama 9M 2013 tercatat lumayan tinggi yaitu 0,62 biarpun masih lebih baik daripada 9M 2012 yang berasio 0,99. Ini berarti beban bunga bagi PTPP adalah hal yang cukup krusial berpengaruh terhadap kinerja laba.

WIKA - Analisis Laporan Q3 2013

WIKA (PT Wijaya Karya (Persero) Tbk) mencetak kinerja selama 9M 2013 yang mengesankan jika dibandingkan dengan 9M 2012. Pendapatan tercatat naik sebesar 24% menjadi Rp 7,913 triliun dan laba bersih yang diatribusi untuk pemilik entitas induk naik 38% menjadi Rp 390,034 miliar.

Beban bunga (keuangan) tercatat turun di angka 34% menjadi Rp 15,961 miliar. Jika melihat ke rasio beban bunga terhadap laba bersih, maka rasio WIKA selama 9M 2013 tercatat sangat kecil yaitu 0,04  yang mana jauh lebih baik daripada 9M 2012 yang berasio 0,08. Ini berarti beban bunga bagi WIKA tidak ada masalah sama sekali karena nilainya kecil.

ADHI - Analisis Laporan Q3 2013


ADHI (PT Adhi Karya (Persero) Tbk) mencetak kinerja selama 9M 2013 yang sangat mengesankan jika dibandingkan dengan 9M 2012. Pendapatan tercatat naik sebesar 59% menjadi Rp 5,655 triliun dan laba bersih yang diatribusi untuk pemilik entitas induk naik 104% menjadi Rp 179,763 miliar.

Beban bunga (keuangan) tercatat naik moderat di angka 13% menjadi Rp 71,171 miliar. Jika melihat ke rasio beban bunga terhadap laba bersih, maka rasio ADHI selama 9M 2013 tercatat 0,39 yang mana masih lebih baik daripada 9M 2012 yang berasio 0,71.

Selasa, 14 Januari 2014

KIJA - Analisis Laporan Q3 2013

Selama 9M 2013 sebenarnya KIJA (PT Kawasan Industri Jababeka Tbk) mencetak kinerja yang cukup baik dibandingkan dengan 9M 2012. Pendapatan  tercatat naik sebesar 95% menjadi Rp 2,011 triliun. Laba kotor naik 27% menjadi Rp 858,566 miliar. Namun laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk turun 68% menjadi Rp 89,112 miliar.

Penurunan laba bersih disebabkan oleh besarnya kenaikan beban bunga dan rugi selisih kurs. Selama 9M 2013, beban bunga tercatat naik sebesar 137% menjadi Rp 193,112 miliar dan beban rugi selisih kurs melonjak signifikan menjadi Rp 322,122 miliar dari sebelumnya Rp 41,103 miliar.


SSIA - Analisis Laporan Q3 2013


SSIA (PT Surya Semesta Internusa Tbk) digolongkan ke dalam perusahaan sektor konstruksi karena omsetnya dari bisnis konstruksi lebih besar daripada segmen yang lain. Namun, segmen pembangunan kawasan industrinya menyumbangkan laba yang lebih besar daripada segmen konstruksi sehingga gerakan sahamnya lebih mengikuti saham-saham sektor properti daripada sektor konstruksi.

BKSL - Analisis Laporan Q3 2013

Selama 9M 2013 BKSL (PT Sentul City Tbk) mencetak kinerja yang cukup buruk dibandingkan dengan 9M 2012. Penjualan tercatat naik sebesar 12% menjadi Rp 612,896 miliar. Laba usaha tercatat turun sebesar 61% menjadi Rp 85,141 miliar. Laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk tercatat naik luar biasa sebesar 313% menjadi Rp 751,254 miliar. Namun kenaikan ini disebabkan oleh adanya pendapatan lain-lain berupa laba kepemilikan sebelumnya atas investasi pada entitas asosiasi dan laba dari goodwill negatif yang berasal dari akuisisi anak perusahaan dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 726 miliar.

Secara kuartalan, pada Q3 2013 BKSL masih mencatat penurunan penjualan yang signifikan sebesar 74% menjadi Rp 76,808 miliar. BKSL mencatat kerugian usaha dan rugi bersih selama Q3 2013. Kerugian usaha tercatat sebesar Rp 165,566 miliar dibandingkan dengan keuntungan di Q2 2013 sebesar Rp 142,643 miliar.

LPKR - Analisis Laporan Q3 2013

Selama 9M 2013 LPKR (PT Lippo Karawaci Tbk) mencetak kinerja yang cukup baik dibandingkan dengan 9M 2012. Penjualan tercatat naik sebesar 25% menjadi Rp 4,782 triliun dan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk naik 24% menjadi Rp 912,812 miliar.

Secara kuartalan, pada Q3 3013 LPKR masih mencatat kenaikan penjualan sebesar 8% menjadi Rp 1,714 triliun dan mencatat kenaikan dan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk sebesar  25% menjadi Rp 367,168 miliar.

SMRA - Analisis Laporan Q3 2013


Selama 9M 2013 SMRA (PT Summarecon Agung Tbk) mencetak kinerja yang sangat baik dibandingkan dengan 9M 2012. Penjualan tercatat naik sebesar 38,24% menjadi Rp 3,041 triliun dan laba bersih  naik 90,41% menjadi Rp 879,875 miliar.

Secara kuartalan, pada Q3 3013 SMRA masih mencatat kenaikan penjualan sebesar 4,07% menjadi Rp 1,117 triliun namun mencatat penurunan laba kotor dan laba bersih. Laba bersih tercatat turun sebesar  7,80% menjadi Rp 268,289 miliar.

ASRI - Analisis Laporan Q3 2013


Selama 9M 2013 ASRI (PT Alam Sutera Realty Tbk) mencetak kinerja yang sangat baik dibandingkan dengan 9M 2012. Penjualan tercatat naik sebesar 76,97% menjadi Rp 3,042 triliun dan laba bersih  naik 17,43% menjadi Rp 867,667 miliar.

Secara kuartalan, pada Q3 3013 ASRI masih mencatat kenaikan penjualan sebesar 32,29% menjadi Rp 1,219 triliun namun mencatat penurunan laba kotor dan laba bersih. Laba bersih tercatat turun sebesar  64,92% menjadi Rp 120,190 miliar.

CTRP - Analisis Laporan Q3 2013

Selama 9M 2013 CTRP (PT Ciputra Property Tbk) mencetak kinerja yang luar biasa dibandingkan dengan 9M 2012. Pendapatan usaha tercatat naik sebesar 150% menjadi Rp 1,101 triliun dan laba bersih yang diatribusi untuk pemilik entitas induk naik 141% menjadi Rp 343,822 miliar.

Secara kuartalan, CTRP masih mencatat kenaikan penjualan sebesar 9% menjadi Rp 256,767 miliar dan mencatat kenaikan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk sebesar 55% menjadi Rp 59,759 miliar.

CTRA - Analisis Laporan Q3 2013


Selama 9M 2013 CTRA (PT Ciputra Development Tbk) mencetak kinerja yang sangat bagus dibandingkan dengan 9M 2012. Penjualan tercatat naik besar di angka 73% menjadi Rp 3,862 triliun dan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik tinggi di angka 95% menjadi Rp 702,963 miliar.

Secara kuartalan, CTRA mencatat kenaikan penjualan sebesar 22% menjadi Rp 1,386 triliun dan mencatat kenaikan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk sebesar 29% menjadi Rp 274,532 miliar.

CTRS - Analisis Laporan Q3 2013


Selama 9M 2013 CTRS (PT Ciputra Surya Tbk) mencetak kinerja yang biasa-biasa saja dibandingkan dengan 9M 2012. Penjualan tercatat hanya naik 5,04% menjadi Rp 923,617 miliar dan laba bersih naik 10,80% menjadi Rp 281,629 miliar.

Secara kuartalan, CTRS mencatat kenaikan penjualan sebesar 39,41% menjadi Rp 379,219 miliar namun mencatat penurunan laba bersih sebesar 24,01% menjadi hanya Rp 76,615 miliar.

BBNI - Analisis Laporan Q3 3013


Seperti BBRI dan BMRI, BBNI (PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk) mencatat kinerja yang juga sangat baik pada Q3 2013. Jika dibandingkan dengan Q2 2013, pendapatan kotor tercatat naik sebesar 8,37% dan laba bersih naik sebesar 2,22% menjadi Rp 2,258 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, pendapatan kotor tercatat naik sebesar 13,90%  dan laba bersih naik sebesar 29,76%  menjadi Rp 6,536 triliun

BBRI - Analisis Laporan Q3 2013

BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk) mencatat kinerja yang sangat baik pada Q3 2013. Jika dibandingkan dengan Q2 2013, pendapatan kotor tercatat naik sebesar 10,16% dan laba bersih naik sebesar 4,44% menjadi Rp 5,292  triliun. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, pendapatan kotor tercatat naik sebesar 14,79%  dan laba bersih naik sebesar 17,28%  menjadi Rp 15,444 triliun.

BMRI - Analisis Laporan Q3 2013

BMRI (PT Bank Mandiri (Persero) Tbk) mencatat kinerja yang sangat baik pada Q3 2013. Jika dibandingkan dengan Q2 2013, pendapatan kotor tercatat naik sebesar 6,31% dan laba bersih naik sebesar 13% menjadi Rp 4,509 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan kotor tercatat naik sebesar 14,65% dan laba bersih naik sebesar 15,14% menjadi Rp 12,803 triliun.


Senin, 13 Januari 2014

Kinerja Harga Saham Big Cap Setahun

Berikut ini adalah perbandingan kinerja harga saham-saham big cap terkini (13/1/14) dibandingkan dengan harga tertinggi dan terendah setahun terakhir (harga close). (Diurut berdasarkan selisih minus terbesar dengan harga tertinggi)

KInerja Harga Saham Bank Setahun

Berikut ini adalah perbandingan kinerja harga saham sektor bank terkini (13/1/14) dibandingkan dengan harga tertinggi dan terendah setahun terakhir (harga close). (Diurut berdasarkan selisih minus terbesar dengan harga tertinggi)

Kinerja Harga Saham Properti Setahun

Berikut ini adalah perbandingan kinerja harga saham sektor properti terkini (13/1/14) dibandingkan dengan harga tertinggi dan terendah setahun terakhir (harga close). (Diurut berdasarkan selisih minus terbesar dengan harga tertinggi)

Kinerja Harga Saham Kontraktor Setahun

Berikut ini adalah perbandingan kinerja harga saham sektor kontraktor terkini (13/1/14) dibandingkan dengan harga tertinggi dan terendah setahun terakhir (harga close). (Diurut berdasarkan selisih minus terbesar dengan harga tertinggi)