Selasa, 29 April 2014

BEST - Analisis Laporan Q1 2014


PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) mencetak kinerja keuangan tahunan yang masih bagus sampai dengan Q1 2014. Namun kinerja kuartalan pada Q1 2014 jika dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami kemunduran yang signifikan.

Pendapatan tahunan tercatat naik 23% menjadi Rp 1,208 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 34% menjadi Rp 851 miliar. Laba usaha tumbuh sebesar 33% menjadi Rp 785 miliar. Laba sebelum pajak meningkat 23% menjadi Rp 732 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya tumbuh 23% menjadi Rp 660 miliar.

BMRI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik. Namun kinerja kuartalan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 tidak begitu menggembirakan.

Secara tahunan, pendapatan bunga, syariah dan premi kotor tercatat naik sebesar 20% menjadi Rp 59,682 triliun. Pendapatan bunga, syariah dan premi bersih tumbuh sebesar 18% menjadi Rp 36,901 triliun. Laba operasional meningkat sebesar 17% menjadi Rp 24,408 triliun. Laba sebelum pajak mengembang sebesar 15% menjadi Rp 24,871 triliun. Laba bersih bertambah sebesar 15% menjadi Rp 19,487 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melambung sebesar 15% menjadi Rp 18,825 triliun.

Secara kuartalan, pendapatan kotor tercatat naik sebesar 2% menjadi Rp 16,096 triliun. Namun pendapatan bersih turun sebesar 4% menjadi Rp 9,564 triliun Laba operasional terkikis sebesar 7% menjadi Rp 6,463 triliun. Laba sebelum pajak terjerembab sebesar 12% menjadi Rp 6,459 triliun. Laba bersih jatuh sebesar 8% menjadi Rp 5,123 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas berkurang 9% menjadi Rp 4,925 triliun.

BJTM - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) mencatat kinerja keuangan tahunan yang sangat baik sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara kuartalan, kinerja juga tumbuh sangat signifikan dan cukup mengejutkan.

Pendapatan bunga kotor dan syariah  secara tahunan tercatat naik sebesar 22% menjadi Rp 3,601 triliun. Pendapatan bunga dan syariah bersih bertambah sebesar 28% menjadi Rp 2,638 triliun. Laba operasional tumbuh 24% menjadi Rp 1,229 triliun. Laba sebelum pajak membesar 26% menjadi Rp 1,279 triliun. Laba bersih melambung 26% menjadi Rp 918 miliar.

UNTR - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014



PT United Tractors Tbk (UNTR) mencetak kinerja tahunan yang kurang begitu memuaskan sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena mencetak pertumbuhan yang relatif stagnan. Namun, kinerja laba pada Q1 2014 agak membaik dibandingkan dengan Q4 2013.

Pendapatan tahunan terkikis sebesar 2% menjadi Rp 52,464 triliun. Namun laba kotor mampu naik sebesar 3% menjadi Rp 10,248 triliun. Laba sebelum pajak mengembang sebesar 2% menjadi Rp 7,146 triliun. Laba bersih turun tipis 2% menjadi Rp 5,228 triliun akibat lebih tingginya beban pajak. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga melorot sebesar 2% menjadi Rp 5,281 triliun.

PTBA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014



PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang kurang memuaskan dibandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya. Kinerja pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami nasib yang kurang lebih sama. Namun valuasi harga saham emiten ini termasuk masih cukup rendah. Valuasi yang rendah ini tampaknya merupakan cerminan dari prospek kinerja yang  masih belum cerah.

Pendapatan secara tahunan naik sebesar 2% menjadi Rp 11,525 triliun. Namun laba kotor turun 24% menjadi Rp 3,507 triliun. Laba usaha jatuh 28% menjadi Rp 2,230 triliun. Laba sebelum pajak menguap 26% menjadi Rp 2,527 triliun. Laba bersih mengecil 25% menjadi Rp 1,898 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkikis 26% menjadi Rp 1,869 triliun. Perlu diperhatikan pula kalau PTBA secara tahunan menikmati pendapatan lain-lain sebesar Rp 297 miliar yang sebagian besar terdiri dari pendapatan keuangan sebesar Rp 220 miliar.

Senin, 28 April 2014

ASII - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014



PT Astra International Tbk (ASII) mengukir kinerja yang cukup baik secara tahunan sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun kinerja kuartalan pada Q1 2014  mencatatkan hasil yang tidak menggembirakan.

Pendapatan tahunan naik sebesar 5% menjadi Rp 197,023 triliun. Laba kotor bertambah sebesar 2% menjadi Rp 36,600 triliun. Laba sebelum pajak mengembang sebesar 5% menjadi Rp 28,578 triliun. Laba bersih meningkat sebesar 4% menjadi Rp 23,061 triliun dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk membesar 7% menjadi Rp 20,496 triliun.

TLKM - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengukir kinerja tahunan yang cukup baik sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja pendapatan pada Q1 2014 jika dibandingkan dengan Q4 2013 turun tipis namun laba dapat meningkat secara keseluruhan karena lebih rendahnya beban usaha.

Pendapatan tahunan naik sebesar 7% dibandingkan dengan tahun yang lalu menjadi Rp 84,670 triliun. Laba usaha naik juga sebesar 7% menjadi Rp 28,076 triliun. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 11% menjadi Rp 27,433 triliun. Laba bersih bertambah sebesar 9% menjadi Rp 20,494 triliun dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengembang 11% menjadi Rp 14,377 triliun.

Minggu, 27 April 2014

TELE - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) mencatatkan kinerja tahun 2013 yang sangat baik dibandingkan dengan tahun 2012. Begitu juga dengan kinerja pada Q4 2013 mengalami perkembangan yang sangat baik dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 28% menjadi Rp 10,485 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 39% menjadi Rp 628 miliar. Laba usaha bertambah sebesar 50% menjadi Rp 448 miliar. Laba sebelum pajak berkembang sebesar 45% menjadi Rp 393 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengembang 45% menjadi Rp 294 miliar.

Sabtu, 26 April 2014

MYOR - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan kinerja tahun 2013 yang sangat baik dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja pada Q4 2013 juga mengalami perkembangan yang baik dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 14% menjadi Rp 12,018 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 25% menjadi Rp 2,922 triliun. Laba sebelum pajak berkembang sebesar 41% menjadi Rp 1,356 triliun. Tingginya pertumbuhan laba sebelum pajak ini banyak disebabkan juga oleh keuntungan selisih kurs. Laba bersih bertambah 42% menjadi Rp 1,058 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengembang 43% menjadi Rp 1,042 triliun.

Kamis, 24 April 2014

DOID - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencetak kinerja laba kotor dan laba usaha pada tahun 2013 yang cukup baik dibandingkan dengan tahun 2012 walaupun pendapatannya menurun. Kerugian yang terjadi pada tahun 2013 lebih banyak disebabkan oleh kerugian selisih kurs dan derivatif. Sayangnya kinerja pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 memburuk.

Pendapatan tahunan tercatat turun sebesar 18% menjadi US$ 694,913 juta namun laba kotor berhasil mengembang sebesar 9% menjadi US$ 112,530 juta. Laba usaha meningkat 14% menjadi US$ 63,794 juta. Namun terjadi rugi sebelum pajak sebesar US$ 28,187 juta dibandingkan dengan rugi sebesar US$ 17,699 juta pada tahun 2012. Kerugian-kerugian tersebut banyak disumbangkan oleh selain beban keuangan juga oleh kerugian selisih kurs dan rugi derivatif.

AISA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) mencatatkan kinerja tahun 2013 yang sangat baik dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja laba pada Q4 2013 mengalami perkembangan yang cukup baik walaupun pendapatan menurun dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 48% menjadi Rp 4,057 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 51% menjadi Rp 913 miliar. Laba usaha bertambah sebesar 33% menjadi Rp 613 miliar. Laba sebelum pajak berkembang sebesar 39% menjadi Rp 450 miliar. Laba bersih bertambah 37% menjadi Rp 347 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengembang 47% menjadi Rp 310 miliar.

UNVR - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja pada Q1 2014 juga mengalami perkembangan yang cukup baik dibandingkan dengan Q4 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 13% menjadi Rp 31,907 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 11% menjadi Rp 16,105 triliun. Laba usaha bertambah sebesar 4% menjadi Rp 7,099 triliun. Laba sebelum pajak berkembang sebesar 3% menjadi Rp 7,064 triliun. Laba bersih bertambah 3% menjadi Rp 5,282 triliun.

BBRI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencetak kinerja tahunan yang mengesankan sampai dengan Q1 2014. Namun kinerja pendapatan dan laba operasional pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami kemunduran yang cukup berarti walaupun laba bersihnya naik tipis.

Secara tahunan pendapatan bunga, investasi dan syariah bruto tercatat naik sebesar 24% menjadi Rp 63,207 triliun. Pendapatan bersihnya bertambah sebesar 23% menjadi Rp 46,589 triliun. Laba operasional menanjak sebesar 16% menjadi Rp 27,075 triliun. Laba sebelum pajak bergerak naik sebesar 18% menjadi Rp 29,106 triliun. Laba bersih bertambah sebesar 14% menjadi Rp 22,205 triliun.

Rabu, 23 April 2014

ELSA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Elnusa Tbk (ELSA) mengukir kinerja laba bersih yang sangat bagus secara tahunan sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan hasil setahun sebelumnya. Namun pada Q1 2014, kinerja pendapatan ELSA mengalami penurunan yang lumayan di bandingkan dengan Q4 2013. Walaupun laba bersihnya tercatat juga menurun sebenarnya ELSA menikmati laba bersih murni yang meningkat.

Pendapatan tahunan turun sebesar 16% menjadi Rp 3,984 triliun. Namun laba kotor naik 17% menjadi Rp 658 miliar. Laba sebelum pajak tumbuh sebesar 61% menjadi Rp 366 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menanjak sebesar 74% menjadi Rp 257 miliar.

WIIM - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) mencetak kinerja tahun 2013 yang sangat baik dibandingkan dengan kinerja tahun 2012. Namun kinerja laba bersih kuartalan pada Q4 2013 menurun dibandingkan dengan Q3 2013 walaupun kinerja pendapatannya meningkat.

Pendapatan tahunan tercatat melonjak sebesar 42% menjadi Rp 1,588 triliun dengan laba kotor meningkat sebesar 54% menjadi Rp 470 miliar. Laba usaha turut berkembang sebesar 56% menjadi Rp 180 miliar. Laba sebelum pajak bertambah 66% menjadi Rp 175 miliar. Laba bersih menggelembung 71% menjadi Rp 132 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga bertambah 71% menjadi Rp 132 miliar.

JPFA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) selama tahun 2013 mencetak kinerja pendapatan yang sangat baik dibandingkan dengan tahun 2012 namun kinerja laba bersihnya mengalami kemunduran yang signifikan. Secara kuartalan, kinerja laba pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 sangat tidak memuaskan karena menurun signifikan dan mengalami kerugian.

Pendapatan pada tahun 2013 tercatat naik sebesar 20% menjadi Rp 21,412 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 14% menjadi Rp 3,618 triliun. Laba sebelum pajak penghasilan menguap 34% menjadi Rp 896 miliar. Sedangkan laba bersihnya hilang 40% menjadi Rp 641 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya jatuh 40% menjadi Rp 595 miliar.

Selasa, 22 April 2014

BTPN - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencetak kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik dibandingkan dengan kinerja tahunan sebelumnya namun menghasilkan laba bersih yang kurang memuaskan. Secara kuartalan, kinerja pendapatan bunga bersih menurun namun laba bersihnya membaik pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013.

ASGR - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Astra Graphia Tbk menorehkan kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik dibandingkan dengan kinerja setahun yang lalu. Namun, kinerja kuartalan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami kemunduran yang signifikan.

Pendapatan tahunan bertambah 15% menjadi Rp 2,315 triliun dengan laba kotor meningkat 17% menjadi Rp 676 miliar. Laba sebelum pajak bertambah 33% menjadi Rp 287 miliar dan laba bersih meningkat 32% menjadi Rp 216 miliar.

Secara kuartalan pendapatan berkurang signifikan 46% menjadi Rp 435 miliar dengan laba kotor menguap 32% menjadi Rp 139 miliar. Laba sebelum pajak hilang 60% menjadi Rp 42 miliar dan laba bersih turun 58% menjadi Rp 33 miliar.

Senin, 21 April 2014

BEST - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) mencetak kinerja keuangan yang sangat bagus pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 juga masih mengalami pertumbuhan yang sangat baik.

Tidak seperti emiten dengan bidang yang sejenis, BEST mempunyai saldo uang muka penjualan yang cukup kecil dibandingkan dengan jumlah pendapatan setahunnya sehingga nilai pendapatan yang akan dibukukan pada kuartal selanjutnya tidak dapat diramal begitu saja karena tergantung sekali kepada realisasi pendapatan pada kuartal yang akan datang tersebut.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik 37% menjadi Rp 1,324 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 66% menjadi Rp 946 miliar. Laba usaha tumbuh sebesar 68% menjadi Rp 883 miliar. Laba sebelum pajak meningkat 57% menjadi Rp 812 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya tumbuh 58% menjadi Rp 744 miliar.

GJTL - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012  mencetak kinerja pendapatan yang tidak begitu bagus. Di sisi lain, kinerja laba bersihnya mengalami penyusutan yang signifikan. Kinerja pendapatan pada Q4 2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan Q3 2013, namun akibat tingginya beban pokok, laba kotor mengalami penyusutan yang signifikan.

Pendapatan tahunan tercatat turun sebesar 2% menjadi Rp 12,353 triliun. Laba kotor juga mengalami penurunan sebesar 2% menjadi Rp 2,273 triliun. Namun laba sebelum pajak turun signifikan sebesar 89% menjadi Rp 166 miliar akibat dari tingginya beban usaha dan terutama beban kerugian kurs. Laba bersih turun juga 89% menjadi Rp 120 miliar. 

GJTL mengalami rugi kurs yang signifikan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 890 miliar dibandingkan dengan Rp 218 miliar pada tahun 2012. Apabila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan berikut juga keuntungan lain-lain yang sebesar Rp 207 miliar berbanding Rp 306 miliar pada tahun sebelumnya, maka laba bersih disesuaikan (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%) akan menjadi turun 42% menjadi Rp 530 miliar. 

Sabtu, 19 April 2014

BDMN - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Danamon Tbk (BDMN) mengukir kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik dibandingkan dengan pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2013 namun kinerja laba bersihnya tidak memuaskan. Kinerja kuartalan juga bernasib cukup sama.

Pendapatan bunga dan underwriting tahunan tercatat naik 10% menjadi Rp 22,285 triliun dengan pendapatan bersihnya naik 3% menjadi Rp 14,133 triliun. Namun tingginya penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai tampaknya menyumbang besar pada penurunan laba operasional yang turun 3% menjadi Rp 5,428 triliun. Laba sebelum pajak terkikis 5% menjadi Rp 5,359 triliun. Laba bersih berkurang 4% menjadi Rp 4,034 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 5% menjadi Rp 3,911 triliun. 

AALI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencetak kinerja laba bersih tahunan sampai dengan Q1 2014 yang tidak begitu bagus apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Begitu juga dengan kinerja pada Q1 2014 apabila dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih yang lumayan.

Pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 dapat mencapai pertumbuhan sebesar 3% menjadi Rp 13,677 triliun namun dengan laba kotor yang menurun sebesar 15% menjadi Rp 4,577 triliun akibat dari turunnya margin. Laba sebelum pajak terkikis 25% menjadi Rp 3,254 triliun dengan laba bersih yang juga menurun, yaitu sebesar 24% menjadi Rp 2,342 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga turun sebesar 24% menjadi Rp 2,229 triliun.

HRUM - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengukir kinerja yang suram pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Begitu juga dengan kinerja pada Q4 2013 yang jauh menurun dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan tahunan mengalami penurunan sebesar 20% menjadi US$ 837,080 juta. Laba kotor berkurang 45% menjadi US$ 175,571 juta. Laba sebelum pajak menguap 87% menjadi US$ 49,580 juta. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melayang hilang 88% menjadi US$ 41,848 juta.

Secara kuartalan, pendapatan turun sebesar 16% menjadi US$ 170,193 juta. Laba kotor terpotong 29% menjadi US$ 35,141 juta. Laba sebelum pajak berkurang 71% menjadi US$ 6,570 juta. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menguap 61% menjadi US$ 5,550 juta.

BMTR - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Global Mediacom Tbk (BMTR) mencatatkan kinerja pendapatan tahun 2013 yang cukup bagus dibandingkan dengan tahun 2012 namun kinerja laba bersih tertekan oleh kerugian selisih kurs dan beban keuangan. Hal yang sama juga terjadi pada kinerja Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 12% menjadi Rp 10,020 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 9% menjadi Rp 4,533 triliun. Laba sebelum pajak menguap sebesar 41% menjadi Rp 1,511 triliun. Laba bersih berkurang 48% menjadi Rp 1,030 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 52% menjadi Rp 620 miliar.

BKSL - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Sentul City Tbk (BKSL) mencetak kinerja keuangan yang sangat baik pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Laba tahun 2013 meningkat sangat drastis walaupun lebih banyak disumbangkan dari pendapatan lain. Kinerja pendapatan pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 juga meningkat luar biasa, namun sayangnya, akibat besarnya kerugian selisih kurs dan beban keuangan, BKSL malah harus mengalami rugi. BKSL mulai mengalami tantangan pemasaran produk propertinya yang ditandai dengan  turun dratisnya arus kas dari pelanggan secara kuartalan.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik 54% menjadi Rp 962 miliar yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 74% menjadi Rp 597 miliar. Namun laba usaha turun sebesar 71% karena besarnya kerugian selisih kurs. Laba sebelum pajak justru meningkat 158% menjadi Rp 640 miliar karena besarnya pendapatan lain-lain berupa laba kepemilikan sebelumnya atas investasi pada entitas anak dan goodwill negatif. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya tumbuh 185% menjadi Rp 630 miliar.

Kamis, 17 April 2014

PWON - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencetak kinerja keuangan yang sangat baik pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun kinerja pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 mulai mengalami penurunan. Meskipun begitu, tidak seperti perusahaan bidang properti lainnya, PWON belum begitu terpengaruh terhadap kondisi makro yang kurang menguntungkan terhadap sektor properti. Arus kas dari pelanggan secara kuartalan masih naik. Begitu juga dengan saldo uang muka pelanggan yang masih naik dan cukup besar.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik 40% menjadi Rp 3,030 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 43% menjadi Rp 1,765 triliun. Laba sebelum pajak meningkat 48% menjadi Rp 1,331 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya tumbuh 51% menjadi Rp 1,133 triliun.

Saham Paling Turun Mingguan (14/4/14 sd 17/4/14)


Saham Paling Naik Mingguan (14/4/14 sd 17/4/14)


MAIN - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) selama tahun 2013 mencetak kinerja pendapatan yang sangat baik dibandingkan dengan tahun 2012 namun kinerja laba bersih murninya hanya mampu naik tipis. Secara kuartalan, kinerja laba pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 sangat tidak memuaskan karena menurun signifikan.

Pendapatan pada tahun 2013 tercatat naik sebesar 25% menjadi Rp 4,193 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 12% menjadi Rp 718 miliar. Laba usaha terkikis 16% menjadi Rp 376 miliar. Laba sebelum pajak penghasilan berkurang 19% menjadi Rp 311 miliar. Sedangkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 20% menjadi Rp 241 miliar.

CPIN - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) selama tahun 2013 mencetak kinerja pendapatan yang sangat baik dibandingkan dengan tahun 2012 namun kinerja laba bersihnya hanya mampu naik tipis. Secara kuartalan, kinerja laba pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 tidak memuaskan karena menurun signifikan.


Pendapatan pada tahun 2013 tercatat naik sebesar 20% menjadi Rp 25,663 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 15% menjadi Rp 5,150 triliun. Laba usaha meningkat 3% menjadi Rp 3,578 triliun. Laba sebelum pajak penghasilan bertambah 2% menjadi Rp 3,451 triliun. Sedangkan laba bersihnya turun 6% menjadi Rp 2,529 triliun.

AKRA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan kinerja tahun 2013 yang kurang memuaskan karena peningkatan laba yang tipis dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja Q4 2013 juga tidak memuaskan karena terjadi penurunan laba dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 3% menjadi Rp 22,338 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 8% menjadi Rp 1,368 triliun. Laba usaha berkurang 8% menjadi Rp 768 miliar. Laba sebelum pajak menurun sebesar 9% menjadi Rp 733 miliar. Laba bersih menyusut tipis 1% menjadi Rp 616 miliar karena rasio pajak yang lebih kecil. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hampir stagnan menjadi Rp 648 miliar.

Senin, 14 April 2014

LPKR - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencetak kinerja keuangan yang memuaskan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun kinerja laba bersih pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 tidak memuaskan walaupun kinerja pendapatannya naik. LPKR juga dihadapi pada tantangan pemasaran penjualan properti yang mulai berat yang ditandai dengan mulai turunnya saldo uang muka pelanggan.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik sebesar 8% menjadi Rp 6,666 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 8% menjadi Rp 3,047 triliun. Laba usaha meningkat 25% menjadi Rp 1,943 triliun. Laba sebelum pajak tumbuh 22% menjadi Rp 1,925 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya bertambah 16% menjadi Rp 1,228 triliun.

UNVR - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan kinerja tahun 2013 yang baik dibandingkan dengan tahun 2012. Namun kinerja laba pada Q4 2013 mengalami stagnasi dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 13% menjadi Rp 30,757 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 14% menjadi Rp 15,778 triliun. Laba usaha bertambah sebesar 10% menjadi Rp 7,164 triliun. Laba sebelum pajak berkembang sebesar 11% menjadi Rp 7,159 triliun. Laba bersih bertambah 11% menjadi Rp 5,353 triliun.

KLBF - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan kinerja tahun 2013 yang baik dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja Q4 2013 juga membaik dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 17% menjadi Rp 16,002 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 18% menjadi Rp 7,679 triliun. Laba sebelum pajak berkembang sebesar 11% menjadi Rp 2,573 triliun. Laba bersih bertambah 11% menjadi Rp 1,970 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkembang 11% menjadi Rp 1,920 triliun.

Sabtu, 12 April 2014

SSIA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencetak kinerja laba besih yang tidak memuaskan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja laba bersih pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 juga mengalami kemunduran yang berarti. SSIA juga dihadapi pada tantangan pemasaran penjualan kawasan industri yang mulai berat yang ditandai dengan turunnya penjualan pada Q4 2013 dan mulai turunnya saldo uang muka pelanggan.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik sebesar 29% menjadi Rp 4,583 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor tipis sebesar 2% menjadi Rp 1,320 triliun. Laba usaha meningkat 4% menjadi Rp 937 miliar. Laba sebelum pajak tumbuh yaitu 3% menjadi Rp 907 miliar. Namun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkurang 2%  menjadi Rp 691 miliar.

Rabu, 09 April 2014

MNCN - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) mencatatkan kinerja tahun 2013 yang cukup bagus dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja Q4 2013 juga membaik dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 4% menjadi Rp 6,522 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 8% menjadi Rp 6,372 triliun. Laba sebelum pajak berkembang sebesar 6% menjadi Rp 2,392 triliun. Laba bersih bertambah 3% menjadi Rp 1,810 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkembang 2% menjadi Rp 1,691 triliun.

Senin, 07 April 2014

GGRM - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan kinerja tahun 2013 yang cukup bagus dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja Q4 2013 juga membaik dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 13% menjadi Rp 55,437 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat sebesar 18% menjadi Rp 10,874 triliun. Laba usaha tumbuh sebesar 11% menjadi Rp 6,692 triliun. Laba sebelum pajak berkembang sebesar 7% menjadi Rp 5,936 triliun. Laba bersih bertambah 8% menjadi Rp 4,384 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkembang 8% menjadi Rp 4,329 triliun.

Jumat, 04 April 2014

PNBN - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) mencetak kinerja tahun 2013 yang cukup baik dibandingkan dengan tahun 2012. Namun secara kuartalan kinerja secara keseluruhan kurang memuaskan.

Pada tahun 2013, pendapatan bunga kotor terrcatat tumbuh sebesar 13% menjadi Rp 12,982 triliun. Pendapatan bunga bersih tumbuh sebesar 7% menjadi Rp 5,862 triliun. Laba operasional tumbuh 8% menjadi Rp 3,204 triliun. Laba sebelum pajak bertambah 7% menjadi Rp 3,252 triliun. Sedangkan laba bersih tumbuh sebesar 8% menjadi Rp 2,454 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 7% menjadi Rp 2,260 triliun.

CTRA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencetak kinerja keuangan yang sangat memuaskan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 juga masih terjaga dengan baik. Namun nampaknya CTRA juga dihadapi pada tantangan pemasaran penjualan yang mulai berat yang ditandai dengan turunnya arus kas dari pelanggan walaupun saldo uang muka yang diterima masih mencatat kenaikan.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik sebesar 53% menjadi Rp 5,077 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 53% menjadi Rp 2,546 triliun. Laba usaha meningkat 68% menjadi Rp 1,652 triliun. Laba sebelum pajak tumbuh 66% menjadi Rp 1,709 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya bertambah 66% menjadi Rp 977 miliar.

Saham Paling Turun Mingguan (1/4/14 sd 4/4/14)


Saham Paling Naik Mingguan (1/4/14 sd 4/4/14)


SMRA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencetak kinerja keuangan yang sangat memuaskan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun kinerja pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 mulai mengalami kemunduran yang berarti. SMRA juga dihadapi pada tantangan pemasaran penjualan yang mulai berat yang ditandai dengan turunnya arus kas dari pelanggan dan mulai turunnya saldo uang muka pelanggan.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik sebesar 18% menjadi Rp 4,094 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 35% menjadi Rp 2,151 triliun. Laba usaha meningkat 33% menjadi Rp 1,347 triliun. Laba sebelum pajak tumbuh 34% menjadi Rp 1,319 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya bertambah 38% menjadi Rp 1,102 triliun.

KIJA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mencetak kinerja laba bersih yang buruk pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun sebenarnya keburukan tersebut sebagian besar disebabkan oleh kerugian selisih kurs. Apabila kerugian selisih kurs tersebut dikeluarkan, maka sebenarnya kinerja laba murni KIJA masih baik. Kinerja pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 sebenarnya juga masih sangat baik. Tidak seperti perusahaan properti pada umumnya, KIJA justru mencatatkan uang muka pelanggan secara kuartalan yang masih naik.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik signifikan sebesar 96% menjadi Rp 2,740 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 36% menjadi Rp 1,171 triliun. Namun, naiknya beban keuangan dan kerugian selisih kurs menyebabkan laba sebelum pajak turun 55% menjadi Rp 204 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya turun 73% menjadi Rp 101 miliar.

TOTL - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) mencetak kinerja keuangan yang sangat baik pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja laba murni pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 juga masih sangat baik.

Pendapatan pada tahun 2013 tercatat naik 25% menjadi Rp 2,287 triliun dibandingkan dengan tahun 2012. Laba kotor meningkat sebesar 24% menjadi Rp 432 miliar. Laba sebelum pajak tumbuh 20% menjadi Rp 290 miliar. Laba bersih bertambah sebesar 17% menjadi Rp 213 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 11% menjadi Rp 194 miliar. 

Kamis, 03 April 2014

CTRS - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) mencetak kinerja keuangan yang sangat baik pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 juga terhitung sangat baik walaupun mencetak penurunan penjualan, namun naiknya margin laba kotor mampu meningkatkan laba secara signifikan. Namun, seperti perusahaan properti lainnya, CTRS juga dihadapi pada tantangan mulai menurunnya permintaan konsumen secara jangka pendek terhadap produk perusahaan yang ditandai dengan turunnya arus kas dari pelanggan dan mulai turunnya saldo uang muka pelanggan.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik 20% menjadi Rp 1,262 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 25% menjadi Rp 658 miliar. Laba usaha meningkat 33% menjadi Rp 456 miliar. Laba sebelum pajak meningkat 48% menjadi Rp 488 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya tumbuh 46% menjadi Rp 399 miliar.

ASRI - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mencetak kinerja keuangan yang tidak memuaskan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 juga masih mengalami kemunduran yang signifikan. ASRI juga dihadapi pada tantangan pemasaran penjualan yang mulai berat yang ditandai dengan turunnya arus kas dari pelanggan dan mulai turunnya saldo uang muka pelanggan.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik signifikan sebesar 51% menjadi Rp 3,684 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 25% menjadi Rp 1,837 triliun. Laba usaha meningkat 22% menjadi Rp 1,533 triliun. Namun, naiknya beban keuangan dan kerugian selisih kurs menyebabkan laba sebelum pajak turun 20% menjadi Rp 1,082 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya turun 26% menjadi Rp 877 miliar.