Rabu, 28 Mei 2014

TAXI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) membukukan kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang membanggakan. Namun sayangnya kinerja kuartalan belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Perusahaan tampaknya mengalami tantangan dalam menumbuhkan pendapatannya karena telah dua kuartal pertumbuhan pendapatan sangat minim.

Margin laba kotor secara tahunan masih dapat dijaga dengan baik. Secara kuartalan pun margin sebenarnya masih cukup tinggi.

Aset tetap secara tahunan masih naik lumayan tinggi namun secara kuartalan saldonya mulai menurun.

Hutang finansial perusahaan memang terlihat tinggi namun masih terkendali. Besarnya hutang finansialnya tentunya disebabkan juga oleh sifat dari sektor yang digeluti perusahaan.

Beban bunga merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan sehingga harus menjadi perhatian besar manajemen.

Pertumbuhan pendapatan yang mulai melambat menjurus stagnan dan juga rasio pengembalian modal (ROE) yang minim serta valuasi harga terakhir (28/5/14) di Rp 1.320 yang relatif masih cukup tinggi menyebabkan saham ini untuk sementara tidak begitu menarik sebagai sarana investasi.

AMAG - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) mengukir kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang hanya naik sedikit. Sialnya, akibat beban klaim yang tumbuh lebih besar, maka pada sisi bawah, laba bersih harus menurun. Secara kuartalan, kinerja boleh dibilang buruk karena pendapatan menurun besar sedangkan beban melesat tinggi. Kombinasi yang jelek ini menyebabkan laba bersih menukik tajam.

Secara tahunan, dari posisi neraca terlihat kalau ada pertumbuhan saldo investasi pada efek-efek yang signifikan sedangkan investasi pada deposito menurun tipis. Diharapkan hasil dari investasi atas efek-efek akan menopang kinerja laba bersih pada periode selanjutnya.

Manajemen juga harus bekerja keras untuk meningkatkan perolehan pendapatan premi  terutama dari pihak ketiga karena selama ini porsi pendapatan lebih besar dari pihak berelasi.

Valuasi harga AMAG  sampai dengan data terakhir (26/5/14) di Rp 246 masih relatif murah.

Senin, 26 Mei 2014

AISA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014



PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) mencetak kinerja tahunan yang sangat baik. Secara kuartalan kinerja pendapatan memang naik, namun margin kotor yang lebih rendah menyebabkan pada sisi  bawah, laba murni turun sedikit dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Secara tahunan margin laba kotor turun sedikit, namun kencangnya kenaikan pendapatan menghasilkan laba kotor yang naik tinggi. Secara kuartalan margin laba kotor juga menurun dan kenaikan pendapatan tidak mampu menutupi kenaikan beban pokok yag lebih besar.

Rasio pajak penghasilan secara kuartalan terlihat juga lebih kecil daripada kuartal sebelumnya. Secara tahunan rasio pajak penghasilan adalah berada pada angka 23% berbanding 22% sedangkan pada Q1 2014 rasionya cuma 18%.

Secara kuartalan juga terdapat kenaikan yang signifikan dari kepentingan non-pengendali.

Neraca perusahaan terlihat relatif sehat. Rasio DER masih mendekati rasio normal di angka lebih tinggi sedikit daripada 100%. Aset lancar berbanding liablitias lancar (current ratio) juga masih tinggi.

Sabtu, 24 Mei 2014

KIJA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) secara tahunan mencetak kinerja pendapatan yang lebih baik namun menghasilkan laba kotor yang hanya naik sedikit. Naiknya beban usaha dan beban keuangan pada akhirnya menyebabkan laba bersih perusahaan menurun.

Secara kuartalan kinerja pendapatan stagnan namun untunglah karena naiknya margin laba kotor berikut dengan efisiensi beban usaha, laba bersih pada ujungnya dapat meningkat.

Rasio GPM secara tahunan kurang baik karena menurun. Secara kuartalan rasio GPM sudah meningkat.

Hutang finansial perusahaan terlihat cukup tinggi sehingga menyebabkan beban keuangan yang tinggi. Secara tahunan hutang finansial meningkat begitu juga dengan beban finansial. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan.

Naiknya hutang finansial merupakan efek dari realisasi investasi yang signifikan terutama untuk tanah untuk pengembangan.

Manajemen tampaknya harus bekerja lebih keras untuk dapat meningkatkan pemasaran produk-produk properti mengingat saldo yang muka yang menurun secara tahunan maupun kuartalan.

LSIP - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mengukir kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang membaik sedikit namun menghasilkan laba bersih yang lebih rendah karena naiknya beban pokok.

Secara kuartalan kinerja penjualan juga sedikit membaik, namun lagi-lagi laba bersih tidak dapat meningkat karena beban pokok yang lebih tinggi kenaikannya.

Produksi secara tahunan juga tidak menggembirakan karena angkanya menurun. Secara kuartalan produksi basis sawit juga menurun kecuali produksi karet yang meningkat.

Rasio GPM tahunan mencapai angka yang lebih rendah. Secara kuartalan juga masih menurun namun masih lebih baik daripada hasil tahunan.

Neraca terlihat sangat sehat karena beban hutang yang  rendah. Tidak ada beban keuangan secara neto yang diderita oleh perusahaan.

Secara tahunan ada ekspansi yang signifikan atas luasan tanaman belum menghasilkan sehingga ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan. Begitu juga dengan saldo aset tetap secara tahunan yang meningkat cukup besar diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang.

Valuasi harga saham perusahaan sampai dengan data terakhir (23/5/14) sebesar Rp 2.300 terlihat masih relatif cukup murah jika diukur dari rasio PBV-nya.

Rabu, 21 Mei 2014

PWON - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menorehkan kinerja tahunan yang mengesankan sampai dengan Q1 2014. Begitu juga dengan kinerja kuartalan yang juga sangat baik.

Rasio GPM tahunan dan kuartalan berhasil dijaga pada tingkat yang solid sehingga menelurkan laba bersih yang tinggi.

Secara keseluruhan belum ada indikator yang mencemaskan. Memang terjadi penurunan penerimaan kas dari pelanggan secara kuartalan, namun nilai penerimaan tersebut masih setara dengan jumlah pendapatan kuartalan. Meskipun begitu, perusahaan tentunya harus bekerja lebih keras lagi ke depannya untuk meningkatkan penjualannya.

Posisi nilai persediaan lancar secara tahunan dan kuartalan masih tetap naik. Begitu juga dengan persediaan tidak lancar.

Jumlah nilai properti investasi yang cukup tinggi menghasilkan pendapatan berulang yang mempunyai porsi dominan dari segmen pendapatan perusahaan. Dengan nilai properti investasi yang semakin meningkat diharapkan pendapatan berulang juga akan meningkat secara jangka panjang.

TOBA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) merengkuh kinerja tahunan yang sangat baik sampai dengan Q1 2014. Kinerja kuartalan mengalami kemunduran namun tetap masih cukup tinggi.

Pendapatan tahunan dapat meningkat sedikit. Dibarengi dengan efisiensi yang tinggi pada beban pokok dan beban keuangan, laba bersih perusahaan melesat tinggi.

Rasio GPM tahunan mencapai tingkat yang tinggi. Secara kuartalan rasio memang menurun namun masih sesolid rasio secara tahunan.

Posisi keuangan sebenarnya cukup ketat karena tingkat DER lumayan tinggi dan dibarengi dengan rasio likuiditas yang rendah.

Beruntungnya beban keuangan secara tahunan dapat ditekan menjadi sangat rendah sehingga menjadi beban yang tidak signifikan lagi.

Jumlah saldo aset tetap dan properti pertambangan secara tahunan meningkat cukup tinggi. Diharapkan masih ada peningkatan pendapatan dan laba bersih pada periode-periode yang akan datang.

Valuasi harga saham perusahaan sampai dengan data terakhir (21/5/14) seharga Rp 850 relatif masih cukup rendah.

Selasa, 20 Mei 2014

ASRI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menorehkan kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik. Namun sayangnya belum mampu untuk meningkatkan laba bersihnya disebabkan oleh naiknya beban pokok, beban usaha dan juga beban keuangan.

Secara kuartalan sudah ada perbaikan kinerja laba bersih maupun pendapatan, namun jumlah laba bersih masih cukup kecil.

Selain itu, turunnya penerimaan kas dari pelanggan secara kuartalan yang drastis memberikan indikasi yang tidak bagus bagi perbaikan kinerja pada periode-periode yang akan datang.

Rasio GPM secara tahunan menurun cukup dalam. Secara kuartalan rasio GPM juga masih menurun walaupun masih lebih tinggi daripada rasio tahunan.
 
Secara tahunan hutang finansial membengkak cukup tinggi dan secara kuartalan masih juga meningkat. Secara tahunan beban keuangan masih berhasil ditekan dan sampai dengan laporan terakhir beban keuangan masih belum begitu dominan. Namun beban keuangan secara kuartalan telah menjadi beban yang dominan. Manajemen tampaknya harus lebih cermat dalam mengelola hutang agar beban keuangan dapat ditekan. 

Perusahaan terbilang agresif dalam menambah aset investasinya. Persediaan tidak lancar secara tahunan meningkat cukup signifikan. Selain itu properti investasi juga meningkat tajam. Tanah untuk pengembangan juga meningkat tinggi. Peningkatan-peningkatan ini membawa konsekuensi pada peningkatan hutang finansial karena kas yang masuk masih belum mencukupi.

BSDE - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengukir kinerja tahunan yang menurun sampai dengan Q1 2014. Begitu juga dengan kinerja kuartalan yang juga mengalami kemunduran.

Penerimaan kas dari pelanggan secara tahunan juga menyusut namun secara kuartalan sudah mengalami kemajuan.

Saldo uang muka dari pelanggan secara tahunan mengalami stagnasi dan secara kuartalan mengalami penyusutan walaupun masih tipis.

Rasio GPM tahunan mengalami penurunan tipis dan secara kuartalan sudah meningkat cukup baik. 

Secara keseluruhan kinerja perusahaan belum ada gangguan yang berarti. Penurunan laba bersih murni secara tahunan terbilang lumayan tinggi disebabkan oleh kinerja pada Q1 2013 yang memang sangat tinggi sebelumnya dan bersifat insidentil.

Posisi hutang finansial meningkat cukup pesat namun sampai dengan kinerja yang terakhir, beban keuangan belum menjadi beban yang signifikan berpengaruh terhadap laba perusahaan. Namun kenaikan hutang finansial ini harus menjadi perhatian yang cukup serius ke depannya.

BMTR - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Global Mediacom Tbk (BMTR) mencetak kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang lumayan naik namun memperoleh laba bersih yang tidak memuaskan karena turun. Secara kuartalan, baik pendapatan maupun laba bersih murni mengalami penyusutan.

Rasio GPM secara tahunan mengalami penurunan dan secara kuartalan mengalami penurunan yang lumayan besar. Tanpa perbaikan GPM, rasanya agak sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan labanya berhubung pendapatan yang juga menurun.

Neraca perusahaAn terlihat cukup sehat karena rasio DER cukup rendah. Begitu juga dengan rasio aset lancar berbanding liabilitas lancar yang cukup besar.

Perusahaan cukup gencar dalam melakukan investasi yang terbaca dari peningkatan aset tetap. Namun hutang finansial juga meningkat. Selain itu beban keuangan memakan porsi yang besar dari struktur beban perusahaan.

Pada harga terakhir sebesar Rp 2.190 (20/5/14), valuasi harga saham perusahaan terbilang cukup mahal.

Senin, 19 Mei 2014

MNCN - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) mencapai kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang hanya mampu naik tipis. Di lapis lain, laba bersih murni mengalami stagnasi. 

Kinerja kuartalan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami kemunduran yang lumayan besar. Pendapatan menurun dan juga laba bersih menurun.

Rasio GPM tahunan masih dapat dijaga dengan stabil namun secara kuartalan, rasio tersebut mencapai penurunan. 

Posisi keuangan memperlihatkan neraca yang sehat dan kuat. Tingkat rasio DER termasuk rendah dan beban keuangan hampir tidak mempengaruhi laba perusahaan. Selain itu rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar juga masih sangat besar.

Investasi besar yang telah dikucurkan untuk pembelian aset tetap secara tahunan diharapkan dapat mendongkrak pendapatan jangka panjang perusahaan.

Pada harga terakhir (16/5/14) senilai Rp 2.750, valuasi harga saham perusahaan termasuk cukup premium.

AKRA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mendulang kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang hanya naik sedikit untuk pendapatan maupun laba bersihnya. Kinerja kuartalan sendiri mengalami kemunduran walaupun tidak terlalu besar.

Rasio margin laba kotor baik secara tahunan maupun kuartalan masih dapat dijaga dengan baik.

Perusahaan secara tahunan tercatat cukup agresif dalam melakukan ekspansi. Aset tetap tercatat meningkat cukup tinggi. Selain itu perusahaan juga mencatatkan aset tidak lancar berupa persediaan tanah untuk kawasan industri dengan kenaikan yang sangat tinggi.

Ekspansi yang besar menyebabkan hutang finansial membengkak cukup tinggi. Namun tingkat hutang finansial masih relatif rendah. Beban bunga sendiri masih rendah walaupun mencatatkan kenaikan yang besar secara tahunan.

Pada harga terakhir (16/5/14) sebesar Rp 4.560, valuasi harga saham perusahaan termasuk cukup premium.

JSMR - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) sampai dengan Q1 2014 mencetak kinerja tahunan yang tidak memuaskan karena terjadi penurunan laba. Kinerja pendapatan kuartalan juga mengalami penurunan namun laba berhasil naik disebabkan lebih rendahnya beban-beban usaha.

Rasio OPM secara tahunan mengalami penurunan namun secara kuartalan telah mencapai tingkat yang cukup baik walaupun belum optimal.

Posisi keuangan perusahaan tergolong ketat karena besarnya hutang finansial. Rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar tergolong tidak memadai.

Beban keuangan secara tahunan mengalami kenaikan walaupun tidak terlalu besar. Namun beban keuangan merupakan beban yang signifikan berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan sehingga setiap kenaikannya tanpa dibarengi dengan kenaikan laba usaha akan menjadi faktor pemberat  kenaikan laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi tercatat cukup besar. Aset tidak berwujud berupa hak pengelolaan jalan tol secara tahuna meningkat cukup tinggi. Kenaikan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Pada harga terakhir (19/5/14) valuasi harga saham perusahaan tidak dapat dibilang murah lagi.

KLBF - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sampai dengan Q1 2014 secara tahunan mencatat kinerja yang baik. Secara kuartalan kinerja turun karena turunnya pendapatan.

Tingkat profitabilitas tidak terlihat ada masalah. Tingginya nilai tukar USD terhadap Rupiah tampaknya tidak ada efeknya terhadap perusahaan karena rasio GPM baik secara tahunan maupun kuartalan masih tetap solid. Begitu juga dengn rasio NPM yang masih terjaga dengan baik.

Posisi keuangan perusahaan terlihat kuat karena rendahnya tingkat hutang. Hutang finansial cukup rendah dan tidak menimbulkan beban keuangan secara neto.

Aktivitas investasi masih terlihat cukup agresif. Aset tetap secara tahunan masih naik cukup besar.

Sayangnya valuasi harga saham KLBF sampai dengan data terakhir (19/5/14) tidaklah dapat dibilang murah.

(Mulai laporan keuangan Q1 2014, perusahaan telah menghapus saham treasuri dan dengan begitu mengurangi jumlah saham yang tercatat di bursa sebanyak 3.904.950.000 lembar)

Minggu, 18 Mei 2014

BBCA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sampai dengan Q1 2014 mengukir kinerja tahunan yang bagus. Secara kuartalan kinerja pendapatan bunga bersih juga masih meningkat namun sayangnya naiknya beban opersional lainnya menyebabkan laba bersih harus menurun sedikit.

Jumlah kredit yang disalurkan secara tahunan masih naik dengan solid dan secara kuartalan masih bisa naik walaupun tipis. Simpanan nasabah secara tahunan masih naik namun secara kuartalan mengalami penurunan tipis.

Rasio GPM secara tahunan masih terlihat solid namun secara kuartalan tampak mulai tertekan.

Pada harga terakhir (16/5/14) sebesar Rp 11.350, valuasi harga saham perusahaan terlihat lebih premium dibandingkan dengan bank besar lainnya.


LPKR - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Lippo Karawaci Tbk mengukir kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 dengan nilai yang bagus. Kinerja kuartalan juga mengalami peningkatan yang cukup baik.

Secara tahunan nilai persediaan naik cukup tinggi. Secara kuartalan nilai persediaan masih juga naik walaupun tipis. Naiknya nilai persediaan tentunya diharapkan dapat menjaga kontinuitas perolehan pendapatan pada periode-periode selanjutnya.

Uang muka yang diterima dari pelanggan secara tahunan tercatat masih cukup solid naiknya. Sedangkan secara kuartalan mengalami penurunan tipis.

Kas masuk yang diterima dari pelanggan secara tahunan menipis sedikit. Namun secara kuartalan sudah terlihat adanya kenaikan. Kita harapkan saja pada periode-periode selanjutnya perusahaan dapat lebih meningkatkan penjualan marketingnya untuk menjaga perolehan pendapatan pada masa yang akan datang.

Rasio GPM terlihat masih cukup solid baik secara tahunan maupun kuartalan.

Rasio DER yang tinggi lebih dikarenakan besarnya uang muka yang diterima dari pelanggan. Di sisi yang sama hutang finansial dapat ditekan sedikit lebih rendah. Namun beban keuangan mulai merangsek naik disebabkan saldo kas yang berkurang banyak. Beban keuangan belum merupakan beban yang mempengaruhi signifikan laba perusahaan.
 

Sabtu, 17 Mei 2014

MPMX - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) mencetak kinerja kuartalan pada Q1 2014 yang lebih baik dibandingkan dengan Q4 2013. (Oleh karena data yang tersedia belum lengkap, maka perbandingan secara tahunan tidak dapat dilakukan)

Rasio GPM maupun rasio NPM masih meningkat. 

Aset tetap perusahaan secara kuartalan juga masih meningkat. Selain itu piutang pembiayaan konsumen juga masih meningkat. Hal ini tentunya baik karena memberikan indikasi paling  tidak pendapatan yang diperoleh dapat bertahan.

Rasio hutang perusahaan terlihat cukup tinggi, namun ini lebih disebabkan karena perusahaan juga bergerak di sektor pembiayaan yang membutuhkan dana yang besar.

Hutang finansial perusahaan secara kuartalan terlihat meningkat lebih tinggi daripada peningkatan piutang pembiayaan konsumennya. Namun beban keuangan secara kuartalan dapat ditekan lebih rendah.

Perusahaan tergolong ekspansif dalam berusaha terlihat dari pengeluaran kas untuk investasi yang cukup besar secara tahunan. Jika dibandingkan dengan aset tidak lancar, maka rasionya terlihat cukup tinggi.

Pada harga terakhir sebesar Rp 1.290 (15/5/14), valuasi harga saham perusahaan terlihat masih relatif rendah.

MAIN - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Malindo Feedmill Tbk secara tahunan mencetak kinerja pendapatan yang sangat baik sampai dengan Q1 2014. Namun kinerja laba bersihnya terpaksa harus turun karena naiknya beban pokok dan naiknya beban usaha serta beban keuangan. 

Secara kuartalan pendapatan relatif stagnan. Namun naiknya margin laba kotor mampu menaikkan laba kuartalan. Sayangnya kenaikan tersebut masih kurang banyak sehingga laba bersih murni masih relatif kecil.

Tingkat hutang perusahaan terlihat cukup tinggi. Beban keuangan juga merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan.

Sama seperti emiten lain yang sejenis, ekspansi besar masih tetap dilakukan ditengah keterpurukan margin. Mudah-mudahan kondisi margin yang rendah dapat segera diatasi.

Pada harga terakhir sebesar Rp 2.955 (16/5/14), valuasi haraga saham perusahaan nampaknya sudah cukup mewakili kinerja terakhir yang diraihnya.

JPFA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mengukir kinerja pendapatan tahunan yang baik sampai dengan Q1 2014. Sayangnya kinerja laba harus terpuruk karena turunnya margin laba kotor dan naiknya beban-beban usaha serta beban keuangan.

Secara kuartalan, biarpun mampu mencetak kenaikan penjualan dan laba kotor, perusahaan belum mampu mencetak laba bersih murni karena masih relatif lebih rendahnya margin laba kotor. Di sisi lain beban keuangan masih tetap tinggi.

Rasi DER perusahaan termasuk cukup tinggi. Beban keuangan juga merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan.

Semoga saja perusahaan dapat mengatasi penurunan margin laba kotor dan kenaikan beban-beban untuk dapat meningkatkan laba bersih pada periode-periode yang akan datang.

Tingkat investasi perusahaan masih tetap tinggi walaupun laba perusahaan sedang terpuruk. Secara jangka panjang kita harapkan ada hasil maksimal dari investasi-investasi tersebut.

Pada harga terakhir sebesar Rp 1.310 (16/5/14), tampaknya harga saham telah cukup mencerminkan kinerja terakhir yang diraih.

CPIN - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) hanya mampu mencetak kenaikan laba bersih tahunan sampai dengan Q1 2014 yang tipis walaupun mampu mengukir kenaikan pendapatan yang signifikan. Perusahaan masih terkurung pada kondisi GPM yang belum dapat dimaksimalkan.

Secara kuartalan, pendapatan menurun namun laba kotor stagnan karena GPM yang naik sedikit. Sedangkan laba usaha dapat naik signifikan karena efisiensi dari beban-beban. 

Kita harapkan saja perusahaan mampu menaikan margin agar laba dapat meningkat.

Neraca perusahaan terlihat sehat karena hutang yang relatif masih kecil biarpun secara tahunan mencetak kenaikan yang signifikan. Beban keuangn bukan merupakan beban yang dominan bagi perusahaan.

Dibandingkan dengan emiten sejenis, kondisi neraca perusahaan masih jauh lebih baik.

Perusahaan masih tetap melakukan ekspansi yang besar di tengah perolehan margin yang lebih kecil. Mudah-mudahan ada hasil besar pada periode-periode yang kan datang.

Pada harga terakhir sebesar Rp 4.000 (16/5/14), valuasi harga saham perusahaan termasuk cukup premium.

Jumat, 16 Mei 2014

CSAP - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014



PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mengukir kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat memuaskan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sayangnya kinerja kuartalan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami kemunduran. Diharapkan saja kemunduran tersebut hanya bersifat musiman dan dapat ditingkatkan pada periode selanjutnya.

Perusahaan termasuk cukup ekspansif dalam menjalankan usahanya. Pengeluaran kas untuk investasi walaupun menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya namun masih cukup besar. Aset tetap juga meningkat lumayan. Selain itu nilai persediaan juga meningkat terus-menerus yang mengindikasi perluasan ruang penjualan dan penyimpanan perusahaan.

Akibat dari nafsu ekspansi yang lumayan tinggi, arus kas operasi secara tahunan masih mencatatkan nilai negatif. Di sini lain peningkatan investasi aset tetap juga menguras banyak dana. Alhasil, hutang finansial harus naik dan beban keuangan turut membengkak. Beban keuangan merupakan beban yang sangat berpengaruh terhadap laba perusahaan.

Tidak terlihat adanya kemunduran dari rasio GPM baik secara tahunan maupun kuartalan. Namun sayangnya rasio NPM adalah cukup rendah.

Diharapkan tidak berapa lagi perusahaan benar-benar akan menuai laba maksimal dari pengorbanannya selama ini. Beban keuangan diharapkan dapat dikurangi agar laba bersih dapat meningkat.

Neraca terlihat cukup ketat karena rasio DER adalah cukup tinggi. Rasio likuiditas juga cukup ketat namun masih dalam batas mencukupi.

Valuasi harga saham terkini (14/5/14) terlihat relatif masih rendah dibandingkan dengan perusahaan retail lainnya.

MBSS - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014



PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang relatif stagnan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja kuartalan pada Q1 2014 dibandingkan dengn Q4 2013 mengalami sedikit kemunduran.

Lesunya sektor batubara tampaknya juga berdampak pada bisnis perusahaan. Tidak ada ekspansi signifikan yang dilakukan selama setahun terakhir. Aset tetap tercat menurun dan pengeluaran kas untuk aktivitas investasi juga menurun signifikan.

Hutang finansial relatif wajar dan beban keuangan juga masih normal.

Rasio GPM tahunan dan kuartalan masih terjaga dengan solid.

Kurang bagusnya potensi pertumbuhan perusahaan menyebabkan valuasi saham yang kurang optimal. Valuasi saham perusahaan termasuk cukup murah saat ini di harga Rp 1.040 (14/5/14).

Kamis, 15 Mei 2014

ICBP - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mencetak kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang memuaskan namun hanya mampu merengkuh laba bersih yang turun walaupun tipis karena turunnya margin laba kotor dan naiknya beban-beban usaha. Namun kinerja kuartalan telah memperlihatkan perbaikan yang sangat signifikan karena pendapatan dapat meningkat sekaligus juga laba meningkat.

Secara tahunan rasio GPM masih menurun namun secara kuartalan sudah memperlihatkan kenaikan walaupun masih tipis. Yang paling menggembirakan adalah naiknya pendapatan secara signifikan.

Neraca perusahaan terlihat cukup solid yang ditandai dengan hutang yang relatif rendah. Hutang finansial juga tidak terlalu signifikan karena beban keuangan tidaklah besar.

Aset lancar masih lebih dari cukup untuk menutupi liabilitas lancar.

Terlihat adanya ekspansi aset yang cukup besar secara tahunan. Aset tetap meningkat signifikan begitu juga dengan persediaan. Naiknya aset tetap diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

INDF - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik karena pendapatan berikut laba bersih murni dapat meningkat. Kinerja pendapatan kuartalan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 terlihat stagnan namun laba bersih murni dapat meningkat oleh sebab lebih rendahnya bagian laba bersih yang diperuntukkan untuk kepentingan minoritas.

Baik secara tahunan maupun kuartalan, rasio GPM masih dapat terjaga dengan baik. Buruknya sumbangan segmen konsumer dan Bogasari pada Q4 2013 dibayar lunas pada Q1 2014. Sedangkan segmen agribisnis dan budidaya dan pengolahan sayuran mencatat penurunan. Kombinasi naik turun yang kebetulan saling menutupi menyebabkan laba kotor dan laba usaha relatif stagnan.

Perusahaan menderita kerugian selisih kurs tahunan yang lumayan besar. Laba bersih murni dihitung dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25% dan tanpa melihat lagi ke porsi kepentingan minoritas.


ACES - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Ace Hardware Indonesia Tbk menorehkan kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat memuaskan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun kinerja kuartalan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q3 2013 mengalami kemunduran yang lumayan.

Diharapkan pada periode selanjutnya penjualan dapat ditingkatkan begitu dengan dengan rasio GPM yang menurun pada Q1 2014 diharapkan dapat diperbaiki.

Neraca terlihat sehat karena hutang finansial yang relatif kecil. Rasio aset lancar berbanding liabilitas lancar juga sangat baik.

Perusahaan menikmati rasio pajak penghasilan yang lebih rendah yaitu hanya 20% dikarenakan kepemilikan saham publik yang lebih dari 40%.

Pada harga terakhir (14/5/14) sebesar Rp 870, valuasi harga ACES terlihat sudah cukup premium.

ADMF - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014



PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mengukir kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat memuaskan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun kinerja pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 kurang memuaskan karena mengalami kemunduran.

Peningkatan pada piutang pembiayaan konsumen secara tahunan dan kuartalan diharapkan dapat meningkatkan kinerja pada periode-periode selanjutnya.

Rasio GPM pada Q1 2014 yang menurun diharapkan dapat ditingkatkan pada periode-periode selanjutnya.

Pada harga terakhir (14/5/14) sebesar Rp 10.275 valuasi saham ADMF terlihat masih relatif murah. Bagi investor yang berpikir panjang dan menyukai dividen, saham ini tampaknya cocok sekali dimasukkan ke dalam portofolionya.

Biarpun ukuran perusahaan sudah cukup besar, namun laba perusahaan masih dapat tumbuh dengan sangat baik satu tahun terakhir.

SONA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Sona Topas Tourism Industry Tbk mencetak kinerja tahunan yang sangat memuaskan sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja kuartalan terbaik setahun terakhir ditunjukkan oleh kinerja pada Q1 2014.

Kinerja pendapatan yang sangat baik pada Q1 2014 diharapkan dapat berulang pada periode selanjutnya.

Pendapatan terbesar perusahaan disumbangkan dari outlet-outlet duty-free di Bali. Dengan rendahnya nilai tukar Rupiah dibandingkan dengan US$ diharapkan akan semakin banyak turis asing yang berkunjung ke Indonesia sehingga diharapkan ada dampaknya bagi perusahaan.

KKGI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014





PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) mencetak kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang tidak memuaskan walaupun kinerja laba bersih masih relatif mampu bertahan.


Kinerja pendapatan secara kuartalan juga menurun namun laba bersih murninya masih mampu naik sedikit.

Rasio GPM tahunan dan kuartalan yang turun memberikan gambaran yang masih kurang baik.

KKGI merupakan perusahaan yang mempunyai hutang finansial sangat minim sehingga beban keuangan bukan merupakan beban yang mempengaruhi signifikan laba perusahaan.

Jika harga batubara dapat membaik, tentunya diharapkan kinerja KKGI akan meningkat lagi pada periode selanjutnya.

Pada harga terakhir (14/5/14) sebesar Rp 1.790 harga saham KKGI terlihat cukup wajar dalam mewakili kinerja terakhir yang diraihnya.

Rabu, 14 Mei 2014

INTP - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014




PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat kinerja keuangan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang kurang berkembang dibandingkan dengan tahun sebelumnya.. Secara kuartalan kinerja pada Q1 2014 jika dibandingkan dengan Q4 2013 memperlihatkan kemunduran yang lumayan.
 
Pendapatan tahunan mengalami kenaikan sebesar 7% menjadi Rp 18,972 triliun. Laba kotor meningkat sebesar 2% menjadi Rp 8,655 triliun. Laba usaha turun 2% menjadi Rp 5,915 triliun. Namun laba sebelum pajak niak 2% menjadi Rp 6,546 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhir juga naik 2% menjadi Rp 4,994 triliun.

SMGR - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mencatat kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun kinerja kuartalan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami kemunduran yang lumayan.

Pendapatan tahunan  meningkat sebesar 21% menjadi Rp 25,135 triliun dengan laba kotor yang meningkat sebesar 13% menjadi Rp 11,135 triliun. Laba usaha bertambah sebesar 9% menjadi Rp 7,113 triliun. Laba sebelum pajak mengembang 7% menjadi Rp 7,002 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengembang 7% menjadi Rp 5,437 triliun.

Selasa, 13 Mei 2014

ITMG - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengukir kinerja tahunan yang buruk sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara kuartalan kinerja pendapatan masih belum memuaskan namun laba bersih dapat tumbuh karena efisiensi pada beban-beban ditambah dengan keuntungan transaksi derivatif.

Pendapatan tahunan mengalami penurunan sebesar 13% menjadi US$ 2,120 miliar. Laba kotor turun 18% menjadi US$ 527,033 juta. Laba sebelum pajak tergerus 23% menjadi US$ 371,692 juta. Laba bersih menguap 25% menjadi US$ 270,943 juta.

HRUM - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengukir kinerja tahunan yang buruk sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja pendapatan dan laba kotor pada Q1 2014 juga mengalami kemunduran dibandingkan dengan Q3 2013, namun efisiensi pada beban usaha mampu memberikan pertumbuhan laba bersih yang signifikan.

Pendapatan tahunan mengalami penurunan sebesar 24% menjadi US$ 741,460 juta. Laba kotor menguap 37% menjadi US$ 165,076 juta. Laba sebelum pajak terpotong 55% menjadi US$ 67,628 juta. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melayang hilang 85% menjadi US$ 45,669 juta.

Secara kuartalan, pendapatan turun sebesar 25% menjadi US$ 128,059 juta. Laba kotor terpotong 19% menjadi US$ 28,529 juta. Namun efisiensi pada beban usaha mampu melejitkan  laba sebelum pajak yang akhirnya melesat  134%% menjadi US$ 15,346 juta. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terbang 95% menjadi US$ 10,796 juta.

CTRA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencetak kinerja keuangan tahunan yang memuaskan sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun kinerja pada Q1 2014 jika dibandingkan dengan Q4 2013 menorehkan penurunan. CTRA juga dihadapi pada tantangan pemasaran yang sedang berat yang ditandai dengan turunnya arus kas dari pelanggan dan mulai turunnya saldo uang muka yang diterima.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 20% menjadi Rp 4,938 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 25% menjadi Rp 2,542 triliun. Laba usaha meningkat 31% menjadi Rp 1,622 triliun. Laba sebelum pajak tumbuh 27% menjadi Rp 1,658 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya bertambah 37% menjadi Rp 988 miliar.

Senin, 12 Mei 2014

CTRS - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) mencetak kinerja keuangan tahunan yang sangat baik sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja Q1 2014 jika dibandingkan dengan Q4 2013 juga terhitung cukup baik. Beruntungnya di Q1 2014 CTRS mulai dapat memasarkan produknya dengan sangat baik yang ditandai dengan naiknya arus kas dari pelanggan dan mulai naiknya saldo uang muka pelanggan secara kuartalan.

Pendapatan tahunan tercatat naik 21% menjadi Rp 1,337 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 15% menjadi Rp 680 miliar. Laba usaha meningkat 27% menjadi Rp 484 miliar. Laba sebelum pajak meningkat 38% menjadi Rp 526 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya tumbuh 33% menjadi Rp 429 miliar.

Jumat, 09 Mei 2014

SMRA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencetak kinerja keuangan tahunan yang memuaskan sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun kinerja pada Q1 2014 jika dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami kemunduran pendapatan yang cukup berarti walaupun mencatatkan kenaikan laba bersih. SMRA juga dihadapi pada tantangan pemasaran yang berat yang ditandai dengan turunnya arus kas dari pelanggan dan turunnya saldo uang muka pelanggan secara kuartalan.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 19% menjadi Rp 4,181 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 21% menjadi Rp 2,128 triliun. Laba usaha meningkat 14% menjadi Rp 1,333 triliun. Laba sebelum pajak tumbuh 11% menjadi Rp 1,285 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akhirnya mengembang 9% menjadi Rp 1,057 triliun.

Saham Paling Turun Mingguan (5/5/14 sd 9/5/14)


Saham Paling Naik Mingguan (5/5/14 sd 9/5/14)


BBNI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatat kinerja tahunan yang sangat baik sampai dengan Q1 2014. Secara kuartalan, kinerja laba bersih pada Q1 2014 tidak memuaskan karena mencatatkan penurunan walaupun pendapatan bunga meningkat.

Pendapatan bunga kotor dan syariah secara tahunan tercatat naik sebesar 21% menjadi Rp 28,035 triliun. Pendapatan bunga bersih dan syariah naik sebesar 23% menjadi 20,056 triliun. Pendapatan operasional lainnya meningkat sebesar 7% menjadi Rp 9,571 triliun. Laba operasional naik 26% menjadi Rp 11,698 triliun. Laba sebelum pajak mengembang 24% menjadi Rp 11,729 triliun. Laba bersih melesat 24% menjadi Rp 9,383 triliun.

Kamis, 08 Mei 2014

ERAA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mengukir kinerja tahunan yang tidak memuaskan sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja pada Q1 2014 jika dibandingkan dengan Q4 2013 juga masih kurang memuaskan karena terjadi penurunan pendapatan dan laba bersih.

Pendapatan tahunan  tercatat naik sebesar 2% menjadi Rp 12,889 triliun. Laba kotor hanya naik tipis 1% menjadi Rp 1,187 triliun. Namun laba usaha turun 9% menjadi Rp 572 miliar karena tingginya beban usaha. Laba sebelum pajak berkurang sebesar 20% menjadi Rp 463 miliar. Laba bersih susut sebesar 18% menjadi Rp 354 miliar.

MYOR - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014



PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun kinerja laba bersih pada Q1 2014 mengalami kemunduran dibandingkan dengan Q4 2013 walaupun mencatat kenaikan pendapatan.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 13% menjadi Rp 12,830 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 13% menjadi Rp 2,964 triliun. Laba bersih bertambah 8% menjadi Rp 956 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengembang 8% menjadi Rp 941 miliar.

Rabu, 07 Mei 2014

CLPI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI) mengukir kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang tidak cukup menarik karena pendapatan hanya naik tipis sedangkan laba bersihnya menurun. Kinerja kuartalan pada Q1 2014 mencatatkan penurunan pendapatan namun laba bersihnya meningkat. Menariknya valuasi harga CLPI termasuk masih cukup murah saat ini.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 2% menjadi US$ 70,612 juta namun laba kotor menurun sebesar 9% menjadi US$ 9,836 juta. Laba usaha tergerus 13% menjadi US$ 5,056 juta. Laba sebelum pajak terkikis sebesar 12% menjadi US$ 4,666 juta. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ahirnya harus terperosok 23% menjadi US$ 2,836 juta.

CEKA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) secara tahunan sampai dengan Q1 2014 mencetak kinerja yang sangat cemerlang. Begitu juga dengan kinera kuartalan yang masih sangat baik.

Pendapatan tahunan tercatat melesat sebesar 187% menjadi Rp 3,260 triliun dengan laba kotor yang turut melesat sebesar 70% menjadi Rp 268 miliar. Laba usaha melonjak 80% menjadi Rp 144 miliar. Laba sebelum pajak menggelembung 85% menjadi Rp 135 miliar. Laba bersih terbang 102% menjadi Rp 102 miliar.

Selasa, 06 Mei 2014

GGRM - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik. Kinerja pada Q1 2014 juga sangat baik dibandingkan dengan Q4 2013.

Pendapatan tahunan tercatat naik sebesar 16% menjadi Rp 58,469 triliun dengan laba kotor yang juga meningkat yaitu sebesar 27% menjadi Rp 11,688 triliun. Laba usaha tumbuh sebesar 26% menjadi Rp 7,345 triliun. Laba sebelum pajak berkembang sebesar 21% menjadi Rp 6,434 triliun. Laba bersih bertambah 22% menjadi Rp 4,756 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkembang 22% menjadi Rp 4,699 triliun.

TMAS - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Pelayaran Tempuran Emas (TMAS) secara tahunan sampai dengan Q1 2014 mencetak kinerja yang mengesankan. Namun kinerja kuartalan pendapatan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami sedikit kemunduran walaupun sebenarnya kinerja laba bersih murninya mengalami kenaikan. Menariknya, valuasi harga TMAS saat ini masih terbilang sangat murah.

Pendapatan tahunan tercatat mengembang sebesar 26% menjadi Rp 1,442 triliun dengan laba kotor yang naik 67% menjadi Rp 274 miliar. Laba usaha melesat 45% menjadi Rp 226 miliar. Laba sebelum pajak melambung 40% menjadi Rp 150 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menggelembung 53% menjadi Rp 128 miliar.

Senin, 05 Mei 2014

BRNA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Berlina Tbk (BRNA) secara tahunan sampai dengan Q1 2014 mencetak kinerja laba yang kurang memuaskan karena menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya walaupun mencatat kenaikan pendapatan. Namun kinerja kuartalan laba bersih dan pendapatan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 telah mengalami kemajuan yang berarti.

Pendapatan tahunan tercatat mengembang sebesar 23% menjadi Rp 1,048 triliun dengan laba kotor yang hanya naik 12% menjadi Rp 191 miliar. Laba usaha tergerus 31% menjadi Rp 68 miliar. Laba sebelum pajak menguap 67% menjadi Rp 24 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hilang 68% menjadi Rp 14 miliar saja.

LPCK - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mencetak kinerja keuangan tahunan yang sangat bagus sampai dengan Q1 2014. Kinerja pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013 juga masih mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Namun, LPCK dihadapi pada tantangan pemasaran penjualan yang mulai berat yang ditandai dengan turunnya arus kas dari pelanggan secara signifikan dan mulai turunnya saldo uang muka pelanggan.

Pendapatan tahunan tercatat naik 51% menjadi Rp 1,538 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 55% menjadi Rp 864 miliar. Laba usaha tumbuh sebesar 54% menjadi Rp 746 miliar. Laba sebelum pajak meningkat 54% menjadi Rp 772 miliar. Laba bersih akhirnya tumbuh 53% menjadi Rp 687 miliar.

GMTD - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014

PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) mencetak kinerja keuangan tahunan yang sangat baik sampai dengan Q1 2014. Pada Q1 2014 jika dibandingkan dengan Q4 2013, kinerja juga masih baik. Menariknya, GMTD mulai memperoleh banyak pemasukan kas dari proyek anak perusahaannya yang terbaru yaitu proyek The St. Moritz Makassar.

Pendapatan tahunan tercatat naik 27% menjadi Rp 316 miliar yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 28% menjadi Rp 166 miliar. Laba usaha meningkat 59% menjadi Rp 113 miliar. Laba sebelum pajak melesat 45% menjadi Rp 121 miliar. Laba bersih akhirnya mengembang 49% menjadi Rp 105 miliar.

Kamis, 01 Mei 2014

ADRO - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014



PT Adaro Energy Tbk  (ADRO) mengukir kinerja tahunan yang tidak begitu menarik sampai dengan Q1 2014. Namun kinerja kuartalan pada Q1 2014 mengalami kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan Q4 2013 karena efisiensi biaya yang tinggi.

Secara tahunan pendapatan mengalami penurunan sebesar 4% menjadi US$ 3,389 miliar. Laba kotor terkikis 8% menjadi US$ 827 juta. Laba usaha tergerus 6% menjadi US$ 655 juta. Laba sebelum pajak berkurang 7% menjadi US$ 540 juta. Namun laba bersih naik tipis sebesar 5% menjadi US$ 319 juta karena lebih rendahnya rasio pajak penghasilan yang mencapai 41% berbanding 48%.