Jumat, 27 Juni 2014

BNLI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik. Baik pendapatan bunga maupun laba bersih berhasil tumbuh dengan sangat baik.

Secara kuartalan pendapatan bunga berhasil digenjot naik. Namun tingginya beban bunga menghasilkan pendapatan bunga bersih yang lebih rendah. Pendapatan operasional lainnya yang tumbuh dengan sangat baik akhirnya dapat membuat laba operasional tumbuh. Sayangnya pendapatan nonoperasional melorot sehingga pada akhirnya laba bersih turun. Jumlah laba bersih tersebut tidak optimal dan lebih rendah daripada rata-rata kuartalan setahun terakhir.

Perusahaan mendapat tantangan besar dalam meningkatkan margin bunganya. Secara tahunan rasio GPM menurun dan begitu juga secara kuartalan.

Dari sisi neraca jumlah kredit yang diberikan secara tahunan masih meningkat dengan sangat baik. Simpanan nasabah secara tahunan juga meningkat dengan baik.

INVS - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


Hal yang mencolok dari kinerja laporan keuangan PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) Q1 2014 adalah besarnya bagian laba entitas asosiasi yang mencapai 50% dari seluruh laba bersih tahunan yang disesuaikan. Jika dihitung per kuartal, maka laba tersebut adalah mencapai 70% dari laba bersih yang disesuaikan. (Laba bersih disesuaikan tanpa memperhitungkan faktor pajak penghasilan)

Kinerja pendapatan dan laba bersih secara tahunan adalah sangat memuaskan. Secara kuartalan kinerja pendapatan sedikit menyusut namun laba kotor masih meningkat karena lebih tingginya margin laba kotor.

Investasi yang dilakukan selama setahun terakhir terhitung sangat pesat karena nilai aset tetap naik hampir berlipat.

Naiknya bagian laba bersih pada perusahaan asosiasi turut menaikkan saldo investasi saham perusahaan. Kalau melihat ke bagian laba tersebut pada kuartal-kuartal sebelumnya maka bagian laba bersih tersebut adalah sangat besar. Laba tersebut kemungkinan tidak berulang secara kuartalan.

Perusahaan sampai dengan laporan terakhir tidak mempunyai beban pajak penghasilan yang signifikan.

Hutang perusahaan relatif rendah dengan beban keuangan yang juga tidak terlalu signifikan mempengaruhi laba perusahaan.

Sampai dengan data terakhir, masih terdapat jumlah waran INVS sebanyak 1.700.057.881 lembar dengan harga tebus sebesar Rp 165. Perhitungan berikut belum memasukkan jumlah waran tersebut.

Kamis, 26 Juni 2014

NIPS - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Nipress Tbk (NIPS) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik. Baik pendapatan maupun laba bersih berhasil tumbuh dengan sangat baik. Perusahaan juga masih mampu menjaga margin laba kotor sehingga masih relatif stabil.

Kinerja pendapatan kuartalan masih juga meningkat. Namun sayangnya marginnya lebih kecil daripada kuartal sebelumnya sehingga laba kotor menurun. Beban usaha yang lebih rendah menyebabkan laba usaha masih dapat meningkat. Pada akhirnya laba bersih juga meningkat.

Pada Q1 2014 perusahaan melangsungkan right issue sehingg menambah jumlah ekuitas. Peningkatan ekuitas ini membuat rasio ROE menjadi lebih kecil.

Hutang finansial perusahaan termasuk cukup signifikan yang menimbulkan beban keuangan yang berdampak besar terhadap laba bersih. Besarnya beban keuangan ini tentunya harus menjadi perhatian manajemen agar dapat diturunkan pada masa-masa yang akan datang.

Aset tetap perusahaan secara tahunan masih meningkat lumayan sehingga diharapkan pada masa-masa yang akan datang perusahaan dapat meningkatkan pendapatannya.

INDS - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Indospring Tbk (INDS) mengukir kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik. Perusahaan mampu meningkat pendapatannya begitu juga dengan labanya. Yang melegakan juga adalah beban keuangan yang berkurang banyak.

Perusahaan mampu menjaga margin laba kotor dengan cukup baik terlihat dari stabilnya margin.

Secara kuartalan kinerja pendapatan menurun tipis dan laba kotor juga menurun. Namun laba usaha masih dapat meningkat karena efisiensi beban usaha. Pada akhirnya laba bersih yang dihimpun naik cukup tinggi.

Secara tahunan aset tetap meningkat cukup signifikan. Hal ini diharapkan dapat menyumbang pada peningkatan pendapatan pada masa-masa yang akan datang.

Hutang perusahaan tergolong tidak besar yang terlihat dari rasio DER yang cukup rendah. Hutang finansial sendiri secara tahunan menurun. Beban keuangan menjadi beban yang tidak begitu besar lagi pengaruhnya terhadap laba bersih.

Rasio ROE terlihat tidak cukup optimal karena berada pada kisaran yang cukup rendah. Mudah-mudahan hal ini akan berubah ke depannya apabila perusahaan dapat meningkatkan laba bersihnya dengan cukup berarti.

SMSM - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) mencatat kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik. Perusahaan mampu meningkat pendapatan dengan cukup baik. Dibarengi dengan solidnya margin laba kotor dan terjaga dengan sangat baiknya beban-beban usaha, laba bersih perusahaan pada akhir meningkat  dengan kuat.

Secara kuartalan pendapatan mengalami kemunduran. Begitu juga dengan laba kotor yang menurun yang disebabkan juga oleh turunnya margin laba kotor. Mudah-mudahan ada perbaikan pada periode-periode yang akan datang.

Perusahaan memiliki rasio DER yang rendah. Beban keuangan tidak banyak membebani perusahaan.

Arus kas operasi perusahaan sangat kuat dan menghasilkan kas yang cukup besar.

Secara tahunan pertumbuhan aset tetap tidak banyak mengalami perubahan. Mudah-mudahan perusahaan masih tetap mampu menjaga pertumbuhan pendapatan pada masa-masa yang akan datang.

AUTO - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mendulang kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang meningkat cukup baik. Peningkatan pendapatan menyebabkan juga naiknya laba kotor. Sayangnya beban usaha yang meningkat dibarengi dengan penurunan bagian dari laba bersih entitas asosiasi serta pengendalian bersama entitas yang merosot menyebabkan laba usaha hanya naik tipis. Di sisi lain, pajak penghasilan yang lebih tinggi pada akhirnya menyebabkan laba bersih tergerus tipis.

Secara kuartalan pendapatan juga masih dapat meningkat. Sayangnya naiknya beban pokok yang lebih besar menyebabkan laba kotor menipis. Dan lagi-lagi turunnya bagian dari laba bersih entitas asosiasi serta pengendalian bersama entitas menyebabkan laba usaha terperosok. Pada akhirnya laba bersih juga ikut menurun.

Secara tahunan pengeluaran kas untuk investasi adalah cukup besar. Aset tetap meningkat setengah dari tahun sebelumnya. Mudah-mudahan investasi besar yang telah digelontorkan mampu meningkatkan pendapatan pada masa-masa yang akan datang. Selain itu investasi pada entitas asosiasi dan dalam pengendalian bersama dapat menghasilkan laba yang lebih besar.

Perusahaan tidak mempunyai hutang finansial yang besar sehingga beban keuangan tidak perlu dikuatirkan.

Rabu, 25 Juni 2014

BNGA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencetak kinerja tahunan yang kurang menarik karena laba bersih yang relatif stagnan. Begitu juga dengan kinerja kuartalan yang masih jalan di tempat.

Perusahaan baik secara tahunan maupun kuartalan berhasil meningkatkan pendapatannya. Namun tingginya beban bunga menyebabkan laba kotor tidak maksimal.

Kredit yang digelontorkan secara tahunan masih naik cukup baik. Namun sayangnya simpanan nasabah mengalami kemunduran.

Kita harapkan saja perusahaan mampu menghadapi beban bunga yang terus meningkat.

Valuasi harga saham perusahaan sampai dengan data terakhir (25/6/14) sebesar Rp 1.045 termasuk murah.

Selasa, 24 Juni 2014

SMCB - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang relatif stagnan. Pendapatan sedikit membaik namun laba kotor yang dihasilkan stagnan. Laba bersihnya menurun sedikit. Rasio GPM yang menurun tampaknya banyak menguapkan laba perusahaan. Beban keuangan yang berlipat juga menggerus laba.

Secara kuartalan, kinerja tampil mengecewakan. Pendapatan menurun dan margin laba kotor semakin tergerus. Kombinasi yang buruk ini menyebabkan laba kotor melorot jauh. Laba bersih murni pada ujungnya tampil buruk.

Secara tahunan rasio DER meningkat cukup besar. Hutang finansial meningkat setengahnya dan beban keuangan meningkat berlipat. 

Secara tahunan aset tetap masih meningkat cukup tinggi. Hal ini diharapkan dapat menyumbang pada kenaikan pendapatan pada masa-masa yang akan datang.

SCMA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) secara tahunan sampai dengan Q1 2014 mendulang kinerja yang cukup memuaskan. Pendapatan tumbuh dengan baik namun nampaknya margin laba usahanya cukup tertekan walaupun masih mencatat kenaikan laba usaha.

Secara kuartalan pendapatan menurun sedikit dan margin laba usaha sedikit membaik. Laba bersih berhasil naik tipis. Namun laba bersih yang dihasilkan masih lebih rendah daripada rata-rata kuartalan.

Perusahaan memiliki arus kas dari aktivitas operasi yang sangat kuat. Hutang finansial juga minim dan tidak ada beban keuangan yang harus diderita secara neto.

Secara tahunan aset tetap meningkat berlipat. Peningkatan ini diharapkan dapat menjaga pertumbuhan pendapatan pada masa-masa yang akan datang.

Pada harga terakhir (23/6/14) sebesar Rp 3.375, valuasi harga saham perusahaan ini terbilang premium.

Senin, 23 Juni 2014

MAPI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) memperoleh kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang lumayan meningkat. Laba kotornya pun dapat meningkat. Sayangnya kenaikan beban usaha dan beban keuangan menggerus laba sebelum pajak sehingga laba bersih pada ujungnya menjadi turun.

Secara kuartalan, baik pendapatan maupun laba bersih mengalami penurunan.

Hutang perusahaan termasuk cukup tinggi. Beban keuangannya meningkat cukup pesat. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya hutang finansial yang cukup signifikan.

Secara tahunan rasio GPM juga kurang memuaskan karena mengalami penurunan.

Pengeluaran untuk investasi termasuk besar. Aset tetap juga meningkat cukup tinggi. Peningkatan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan pada masa-masa yang akan datang.

Pada harga terakhir (23/6/14) sebesar Rp 4.855 valuasi harga saham perusahaan jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya termasuk cukup rendah.

Jumat, 20 Juni 2014

ULTJ - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Ultrajaya Milk Industry Tbk  (ULTJ) mencatat kinerja laba tahunan yang tidak memuaskan sampai dengan Q1 2014. Biarpun pendapatan berhasil digenjot naik, namun turunnya margin laba kotor ditambah dengan kombinasi naiknya beban usaha menyebabkan laba usaha melorot. Rasio pajak penghasilan yang lebih tinggi turut membantu merontokkan laba bersih yang diperoleh.

Secara kuartalan, pendapatan menurun sedikit. Namun lagi-lagi turunnya margin laba kotor menyebabkan laba kotor terkikis. Untunglah beban usaha pada kuartal ini lebih rendah daripada kuartal sebelumnya sehingga laba usaha masih dapat meningkat. Dikombinasi dengan pendapatan lain-lain yang lebih tinggi, laba bersih akhirnya dapat meningkat dengan cukup tinggi. Sayangnya, perolehan laba bersih ini pun belum maksimal karena masih tetap rendah.

Manajemen perusahaan ke depannya tampaknya harus bekerja lebih fokus untuk meningkatkan margin laba kotor.

Perusahaan sendiri tidak mempunyai hutang finansial yang signifikan. Perusahaan sepanjang tahun menikmati pendapatan keuangan bersih.

ADES - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Akasha Wira International Tbk (ADES) mencatat kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang tidak memuaskan. Tingginya beban usaha tampaknya banyak menghempaskan laba perusahaan. Selain itu beban pajak telah menjadi beban reguler perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang masih menikmati manfaat pajak penghasilan.

Secara kuartalan, harapan akan membaiknya kinerja telah muncul. Pendapatan yang diperoleh meningkat. Begitu juga dengan laba bersihnya.

Secara tahunan pengeluaran kas untuk investasi adalah berlipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pengeluaran yang paling besar terjadi pada Q4 2013. Namun pengeluaran tersebut masih dalam bentuk aset dalam penyelesaian sampai dengan Q1 2014. Semoga pada periode-periode selanjutnya ada hasil dari investasi tersebut.

Margin laba kotor perusahaan terlihat tidak begitu banyak berubah biarpun agak menurun baik secara tahunan maupun kuartalan.

Hutang perusahaan termasuk tidak begitu tinggi namun beban pembiayaan dari hutang finansialnya cukup membebani laba perusahaan.

Sabtu, 14 Juni 2014

APLN - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) secara tahunan sampai dengan Q1 2014 mencetak kinerja yang cukup memuaskan.

Secara kuartalan kinerja laba juga membaik walaupun mencetak penurunan pendapatan.

Margin laba kotor secara tahunan yang naik mendukung perolehan laba kotor yang lebih tinggi. Begitu juga secara kuartalan margin yang semakin tebal banyak menolong perolehan laba kotor.

Secara tahunan nilai persediaan lancar masih meningkat begitu juga persediaan tidak lancar. Kenaikan-kenaikan tersebut memberi harapan akan soliditas penjualan pada periode-periode yang akan datang.

Uang muka pelanggan secara kuartalan masih mencetak kenaikan. Begitu juga secara kuartalan. Uang masuk dari pelanggan secara tahunan masih meningkat namun secara kuartalan mengalami stagnasi. Biarpun begitu, jumlah uang masuk tersebut tersebut masih lebih tinggi daripada nilai pendapatan kuartalan.

Secara jangka pendek belum terlihat adanya prospek perburukan pada kinerja di tengah kondisi makro yang tidak menguntungkan akhir-akhir ini.

Hutang finansial perusahaan secara tahunan meningkat lumayan di tengah gencarnya ekspansi pengeluaran kas untuk investasi. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadapa laba bersih perusahaan.

BWPT - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT BW Plantantion Tbk sampai dengan Q1 2014 mencatat kenaikan nilai pendapatan. Begitu juga dengan laba kotor yang meningkat dengan baik. Sayangnya tekanan pada beban usaha menyebabkan laba usaha tumbuh tidak maksimal.

Secara kuartalan pendapatan nyaris tidak berubah. Selain itu margin juga menurun sehingga laba kotor turut terkikis. Untunglah beban usaha dapat ditekan sehingga laba usaha justru dapat meningkat. Namun beban keuangan menggerus kembali laba usaha sehingga laba sebelum pajak menjadi stagnan.

Lebih rendahnya rasio pajak penghasilan pada akhirnya menyebabkan laba besih meningkat. Rasio pajak penghasilan pada kuartal sebelumnya adalah terlalu tinggi.

Pada sisi neraca, saldo tanaman menghasilkan tumbuh hampir berlipat daripada tahun yang lalu. Ini tentunya menjadi tampilan terbaik dari seluruh tampilan neraca perusahaan. Naiknya nilai tanaman menghasilkan diharapkan berkorelasi positif dengan produksi TBS pada periode-periode selanjutnya.

Perusahaan sendiri tetap bersemangat dalam melakukan ekspansi usaha. Pengeluaran kas untuk investasi adalah tetap tinggi. Untuk menutupi kekurangan dana dari ekspansi tersebut maka perusahaan banyak menambah hutang finansial sehingga hutang finansial meningkat. Namun secara tahunan beban keuangan masih dapat dikendalikan sehingga belum meningkat.

Kamis, 12 Juni 2014

BISI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bisi International Tbk (BISI) mencetak kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang lumayan meningkat. Di sisi lain laba kotor naik lebih sedikit karena beban pokok yang naik lebih besar. Kenaikan beban usaha menyebabkan laba usaha terkikis hingga akhirnya laba bersih juga terkikis.

Secara kuartalan pendapatan melemah dan begitu juga dengan laba kotor. Margin laba kotor juga menurun. Namun laba usaha dapat meningkat karena beban usaha yang jauh lebih rendah. Laba bersih pun dapat meningkat signifikan. Jumlah laba bersih masih termasuk setara dibandingkan dengan jumlah rata-rata laba bersih kuartalan.

Sampai dengan data terakhir perusahaan tidak mempunyai hutang finansial. Aset lancar tergolong sangat besar bila dibandingkan dengan liabilitas lancar. Nampaknya perusahaan tidak membutuhkan banyak ekspansi terlihat dari aset tetap yang secara tahunan nilainya tidak banyak berubah.

Secara tahunan rasio GPM berkurang dan secara kuartalan masih juga terjadi kemerosotan. Rasio ROE-nya juga rendah sehingga saham ini untuk sementara belum cukup menarik.

Pada harga terakhir (12/6/14) sebesar Rp 520 valuasi saham ini termasuk tidak mahal.

Rabu, 11 Juni 2014

PSAB - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) secara tahunan mencatat penurunan pendapatan sampai dengan Q1 2014. Begitu juga dengan laba bersih yang berubah menjadi rugi.

Perubahan drastis terjadi pada Q1 2014 yang mana terjadi lonjakan pendapatan dan juga laba bersih. Diharapkan perusahaan dapat menjadi kinerja yang telah dicapai pada Q1 2014 dan meningkatkannya lagi.

Perubahan besar dari Q1 2014 tampaknya merupakan buah dari investasi besar satu tahun terakhir. Secara tahunan aset tetap mengalami peningkatan sangat besar. Properti pertambangan sendiri meningkat cukup moderat.

Besarnya investasi tersebut yang mana sebagian besar didanai dengan hutang menyebabkan hutang finansial meningkat drastis. Beban keuangan pun harus turut meningkat dengan persentase yang berlipat. Beban keuangan sendiri menjadi beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.

Rasio DER perusahaan saat ini adalah termasuk tinggi.

Diharapkan perusahaan dapat menjaga dan meningkatkan volume produksi untuk memperoleh pendapatan yang optimal.

Sampai dengan laporan kuartalan terakhir, perusahaan belum mencatatkan beban pajak penghasilan yang disebabkan oleh kompensasi dari kerugian pada periode-periode sebelumnya.

LTLS - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014





PT Lautan Luas Tbk (LTLS) membukukan kinerja pendapatan tahunan yang menurun sampai dengan Q1 2014. Namun margin laba kotor yang lebih tinggi mampu mengungkit laba kotor. Pada akhirnya laba bersih naik tinggi.


Secara kuartalan pendapatan juga menurun. Ditambah dengan margin laba kotor yang juga menurun, pada sisi  bawah laba bersih murni yang dihasilkan menurun.

Rasio GPM secara tahunan mengalami kenaikan namun secara kuartalan mengalami penipisan. Walaupun begitu, margin pada Q1 2014 masih lebih tinggi daripada margin tahunan.

Rasio DER perusahaan termasuk tinggi. Hutang finansial juga tinggi sehingga menelurkan beban finansial yang pengaruhnya besar terhadap laba bersih perusahaan.

Secara tahunan aset tetap tidak berkembang. Omset penjualan yang juga menurun menawarkan prospek pertumbuhan yang relatif mendatar.

Pada harga terakhir (11/6/14) sebesar Rp 915, saham emiten ini terlihat masih cukup murah.

Selasa, 10 Juni 2014

DOID - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) menorehkan kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q12014 yang menurun namun menghasilkan laba bersih murni yang jauh lebih baik. Kenaikan tersebut banyak disumbangkan dari margin laba kotor yang semakin tinggi.

Secara kuartalan pendapatan juga menurun namun margin laba kotor yang lebih tinggi mampu menciptakan laba yang lebih baik.

Rasio hutang perusahaan adalah sangat tinggi. Namun perusahaan masih cukup mampu untuk membayar cicilan hutangnya berupa pokok dan bunga karena arus kas operasi yang tetap solid.

Secara tahunan hutang finasial perusahaan mulai menurun. Perusahaan juga tidak banyak melakukan pengeluaran kas untuk investasi. Saldo aset tetap secara tahunan menurun.

Senin, 09 Juni 2014

TSPC - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) mendulung kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang relatif stagnan. Pendapatan berhasil tumbuh namun laba bersih tertekan sedikit.

Secara kuartalan pendapatan mengalami kemunduran namun efisiensi pada beban usaha mampu melesatkan laba usaha. Dibarengi dengan pajak penghasilan yang lebih rendah, laba bersih akhirnya melambung tinggi. Namun tampaknya baiknya kinerja laba usaha dan laba bersih pada Q1 2014 lebih banyak disebabkan oleh buruknya kinerja laba pada pada Q4 2013.

Secara tahunan rasio GPM masih tetap kuat. Secara kuartalan mampu mencetak angka yang lebih tinggi.

Perusahaan tidak mempunyai masalah hutang finansial yang tinggi. Secara tahunan perusahaan masih menikmati pendapatan keuangan akibat dari berlimpahnya saldo kas.

Pada harga terakhir (9/6/14) di harga Rp 2940, secara tahunan kita dapat melihat kalau valuasi TSPC relatif lebih rendah dibandingkan dengan emiten lain yang sejenis.

Jumat, 06 Juni 2014

TBLA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) mencatat kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup moderat.  Secara kuartalan kinerja pendapatan menurun dan begitu juga dengan laba kotor yang menurun tipis. Namun efisien pada beban usaha mampu melambungkan laba usaha. Ditambah dengan rasio pajak penghasilan yang lebih rendah, laba bersih perusahaan naik cukup signifikan.

Secara tahunan rasio GPM stagnan dan secara kuartalan tampil lebih baik.

Perusahaan secara tahunan cukup agresif dalam melakukan ekspansi. Ekspansi yang cukup besar adalah pada penambahan aset tetap dan tanaman belum menghasilkan. Untuk tanaman menghasilkan penambahan saldo masih tergolong kecil. Kecilnya penambahan pada tanaman menghasilkan akan berimbas pada produksi sendiri yang tetap rendah. Untuk memenuhi kebutuhan produksi minyak sawit dan turunannya serta produksi tanaman lainnya, tampaknya perusahaan akan terus menambah pembelian bahan baku dari pihak lain.

Ekspansi besar yang dilakukan membutuhkan pendanaan eksternal sehingga hutang finansial naik cukup signikan. Begitu juga dengan beban keuangan. Beban keuangan menjadi beban yang semakin berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Rasio DER perusahaan adalah cukup tinggi.

Kamis, 05 Juni 2014

RALS - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk secara tahunan sampai dengan Q1 2014 mengukir kenaikan pendapatan dan laba kotor yang moderat. Sayangnya kenaikan pada beban usaha menyebabkan laba usaha menyusut yang berimbas juga dengan penurunan laba bersih.

Secara kuartalan pendapatan mengalami penurunan. Namun efisiensi pada beban usaha mampu mengangkat laba usaha dan laba bersih.

Secara tahunan margin laba kotor masih solid. Begitu juga secara kuartalan. Tantangan utama perusahaan saat ini tampaknya adalah pada peningkatan penjualan dan efisiensi beban usaha.

Perusahaan termasuk sangat konservatif dalam hal pendanaan karena perusahaan bebas dari hutang finansial.

Secara tahunan aset tetap masih meningkat lumayan besar sehingga hal ini diharapkan dapat menopang pendapatan pada periode-periode yang akan datang.

Rasio pajak penghasilan perusahaan terlihat lebih kecil terutama dikarenakan perusahaan menikmati diskon tarif pajak penghasilan menjadi sebesar 20% karena kepemilikan saham publik yang melebihi 40% dan memenuhi syarat lainnya. Pendapatan perusahaan yang terdiri dari pendapatan bunga dan sewa yang cukup besar juga telah dikenakan pajak penghasilan final tersendiri sehingga pajak penghasilan badannya jika dihitung dari laba sebelum pajak menjadi lebih kecil dari perusahaan lain pada umumnya.

Rabu, 04 Juni 2014

PNBN - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014

PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) mengukir kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik. Pendapatan berhasil naik cukup tinggi namun beban bunga naik lebih tinggi sehingga laba yang dihasilkan tidak maksimal.

Secara kuartalan pendapatan juga masih berhasil digenjot naik, namun kali ini beban bunga naik lebih kencang lagi sehingga laba kotor terpaksa harus terkikis. Namun laba operasional masih dapat naik karena beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai menjadi lebih kecil dan begitu juga dengan beban operasional lainnya yang menurun. Alhasil laba bersih pun dapat meningkat signifikan.

Ke depan, perusahaan masih menghadapi tantangan berat dari kenaikan beban dana. Pertumbuhan kredit sendiri secara tahunan masih meningkat lumayan namun secara kuartalan mengalami stagnasi. Simpanan nasabah secara tahunan juga masih meningkat namun secara kuartalan mengalami penurunan. Diharapkan ini cuma sementara saja.

BBTN - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) secara tahunan mencetak kinerja yang memuaskan sampai dengan Q1 2014.  Namun kinerja yang buruk diukir pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013.

Secara kuartalan pendapatan masih berhasil digenjot naik namun sayangnya beban bunga yang meningkat menyebabkan margin bunga menurun. Dibarengi dengan penurunan pada pendapatan operasional lainnya dan ditambah lagi dengan naiknya beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan, laba bersih pada ujungnya menjadi melemah signifikan.

Secara tahunan maupun kuartalan, kredit yang diberikan masih mencapai pertumbuhan yang baik. Begitu juga dengan simpanan nasabah.

Secara kuartalan GPM menurun tinggi sehingga ini ke depannya harus menjadi perhatian serius pihak manajemen. Kualitas kredit yang masih buruk juga menjadi perhatian utama. Manajemen harus menurunkan NPL yang masih menghantui laporan keuangan perusahaan.

Pada harga terakhir sebesar (4/6/14) Rp 1.035, valuasi harga saham perusahaan sebenarnya relatif murah. Namun tampaknya sentimen jelek masih melingkupi, terutama dari rasio NPL yang tinggi. Rasio NPL (Gross) Maret 2014 tercatat sebesar 4,74% berbanding 4,77% pada Maret 2013.

Perusahaan juga terlihat semakin tidak efisien terlihat dari rasio OPM yang lebih rendah baik secara tahunan maupun kuartalan. Likuiditas perusahaan juga terbilang sangat ketat dilihat dari perbandingan kredit dengan simpanan nasabah yang sangat tinggi.

Selasa, 03 Juni 2014

ENRG - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik. Selain pendapatan dapat meningkat dengan cukup baik, margin laba kotor juga meningkat sehingga laba bersih melesat tinggi.

Kinerja kuartalan sendiri menghasilkan pendapatan yang merosot namun memberikan laba kotor yang lebih tinggi karena naiknya margin sehingga di sisi bawah laba bersih pun meningkat.

Kinerja ENRG terlihat tidak konsisten karena pada kuartalan sebelumnya biarpun pendapatan meningkat namun laba kotor menurun.

Hutang finansial perusahaan tercatat cukup tinggi walaupun telah menurun secara tahunan. Tingginya hutang finansial menyebabkan beban keuangan yang tinggi. Secara tahunan beban keuangan menurun namun masih sangat signifikan berpengaruh terhadap laba bersih.

Aset minyak dan gas bumi secara tahunan tidak memperlihatkan perkembangan yang berarti.

Mudah-mudahan perusahaan ke depannya dapat menjaga margin agar tetap tinggi dan konsisten.

Pada harga terakhir (3/6/14) sebesar Rp 94, dilihat dari rasio PBV, harga saham perusahaan ini terbilang cukup murah. Namun faktor "merek B-nya" mungkin menyebabkan valuasi yang rendah tersebut.

MLPL - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Multipolar Tbk (MLPL) mengukir kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat memuaskan. Pendapatan dapat ditingkatkan dengan cukup baik dan laba usaha meningkat signifikan. Kenaikan dari bagian atas laba bersih entitas asosiasi juga banyak mendorong kenaikan laba bersih.

Secara kuartalan kinerja pendapatan tidak memuaskan yang berujung pada buruknya kinerja laba bersih. Namun ini karena faktor musiman saja.

MLPL sendiri merupakan perusahaan yang cukup rumit dengan banyak anak perusahaan dan turunannya. Untuk menilai dari sisi valuasi PER tampaknya masih agak relatif kurang cocok berhubung kinerja yang sangat baik baru dicetak pada setahun belakangan. MLPL masih harus membuktikan kinerjanya pada beberapa tahun lagi.

Tampaknya valuasi dengan metode PBV lebih cocok diterapkan berhubung perusahaan ini sebenarnya merupakan holding dari banyak perusahaan di antara nya yang paling besar adalah MPPA dan LPPF.

MLPL memegang saham MPPA sebanyak 50,2308% dan saham LPPF sebanyak 20,4779%. Dengan membandingkan kepemilikan MLPL tersebut, berdasarkan data terakhir (3/6/14) maka kepemilikan MLPL mewakili kapitalisasi sebesar Rp 17,191 triliun yang setara dengan harga MLPL sebesar Rp 1.708/lembar.

Jika dilihat dari rasio PBV, maka dengan harga Rp 810 saat ini, PBV-nya adalah sebesar 1,15. Tentunya masih terbilang murah.

MLPL sendiri merupakan saham lawas yang dulunya banyak membuat aksi yang merugikan investor publik. Mulai tahun 2013 didahului dengan berbagai aksi korporasi saham ini mulai bangkit dari tidur panjangnya. Apakah groupnya ingin menghapus dosa masa lalu? Mudah-mudahan memang demikian. Jika menilik dari perkembangan saham MPPA maupun LPPF akhir-akhir ini, tampaknya ada upaya untuk meningkatkan kapitalisasi group.


Senin, 02 Juni 2014

EXCL - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat kinerja laba bersih tahunan sampai dengan Q1 2014 yang buruk. Walaupun pendapatan berhasil digenjot naik, namun margin yang semakin tipis dibarengi dengan naiknya beban-beban membuat laba bersih merosot.

Kinerja kuartalan juga tidak begitu baik karena pendapatan hanya naik tipis dan laba bersih murni merosot tajam yang mana banyak diperburuk oleh melesatnya beban keuangan.

Perusahaan pada Q1 2014 melakukan akuisisi terhadap PT Axis Telekom Indonesia yang menyebabkan hutang finansial membengkak tinggi.

Hasil dari akuisisi tersebut belum terlihat dari kinerja kuartalan.

Hutang finansial yang tinggi menyebabkan rasio DER meningkat tinggi. Neraca perusahaan terlihat ketat karena current ratio yang cukup rendah. Melihat ketatnya posisi aset lancar perusahaan dan tingginya hutang finansial, nampaknya perusahaan memerlukan penambahan modal untuk memperbaiki kesehatan neracanya.

Minggu, 01 Juni 2014

LPPF - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengukir kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik. Naiknya nilai pendapatan dibarengi dengan pengurangan pada beban keuangan melambungkan laba bersih perusahaan. Selain itu pajak penghasilan yang lebih kecil juga banyak mendorong kenaikan laba bersih.

Kinerja pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 memang memburuk namun lebih dikarenakan faktor musiman. Jika dibandingkan dengan kinerja pada Q1 2013, masih terjadi pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang sangat baik.

Perusahaan sampai dengan laporan posisi keuangan yang terakhir masih mencatatkan nilai ekuitas bersih yang negatif. Pada akhir tahun ini kemungkinan besar nilai ekuitas tersebut sudah akan positif.

Secara tahunan hutang finansial tercatat mengalami penurunan sehingga beban keuangan juga menurun signifikan. 

Tidak terlihat adanya ekspansi besar pada pengeluran investasi perusahaan, namun untungnya perusahaan tetap dapat meningkatkan penjualannya.

Pada harga terakhir (30/5/14) sebesar Rp 14.525, rasio PER tahunan masih terlihat cukup tinggi namun dibandingkan dengan MPPA adalah masih jauh lebih. rendah.

MPPA - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik. Pendapatan berhasil digenjot dengan kenaikan yang baik. Dibarengi dengan efisiensi pada beban usaha dan beban keuangan, laba bersih perusahaan dapat melesat tinggi.

Secara kuartalan kinerja memang menurun yang mana dapat terhitung wajar karena faktor musiman. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, kinerja pada Q1 2014 masih meningkat. 

Secara tahunan nilai persediaan dan aset tetap perusahaan meningkat cukup tinggi sehingga diharapkan dapat menopang kinerja pendapatan pada periode-periode selanjutnya.

Hal yang menggembirakan juga adalah turunnya hutang finansial secara tahunan. Turunnya hutang finansial ini banyak berdampak pada turunnya beban finansial.

Harga saham perusahaan terakhir (30/5/14) di angka Rp 3.100  tergolong tidak murah.

TOWR - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencapai kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cemerlang. Baik pendapatan maupun laba bersih murni meningkat dengan sangat baik.

Secara kuartalan kinerja pendapatan mengalami stagnasi namun laba bersih murninya masih dapat naik dengan baik.

Rasio GPM secara tahunan mengalami penurunan. Secara kuartalan juga masih mengalami penurunan namun masih cukup solid. Jika dibandingkan dengan TBIG, rasio GPM perusahaan ini hanya setara dengan rasio NPM TBIG.

Tingkat hutang perusahaan termasuk juga sangat tinggi. Beban keuangan juga mengambil porsi yang signifikan dari beban-beban perusahaan. Secara tahunan hutang finansial masih naik moderat dan secara kuartalan sudah mengalami penurunan. Beban keuangan sendiri secara tahunan juga mengalami kenaikan setara dengan kenaikan hutang finansial.

Pada harga terakhir (30/5/14) sebesar Rp 3.950 valuasi harga TOWR tidak dapat dibilang murah lagi.

TBIG - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Tower Bersama Infrasturcture Tbk (TBIG) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik. Baik pendapatan maupun laba bersih berhasil naik dengan signifikan.

Secara kuartalan, pendapatan masih tetap tumbuh namun laba bersih murni mengalami pengikisan karena turunnya pendapatan dari kenaikan nilai wajar properti investasi.

Perusahaan ini agak lain dari yang lain karena menempatkan aset tetapnya berupa bangunan tower dan repeater beserta tanahnya sebagai properti investasi bukan sebagai aset tetap. Secara berkala aset tersebut dinilai kembali kewajarannya.

Dengan cara begitu di satu sisi menghindari dari beban depresiasi, di sisi lain memperoleh pendapatan yang sangat tinggi. Secara tahunan porsi dari pendapatan dari kenaikan nilai wajar properti investasi adalah 44% dari laba bersih yang telah disesuaikan.

Tingkat hutang perusahaan adalah sangat tinggi. Hutang finansial juga masih meningkat baik secara tahunan maupun kuartalan. Perusahaan masih terus-menerus meningkatkan properti investasinya.

Hutang finansial yang meningkat menyebabkan beban keuangan yang turut melonjak.

Tingkat rasio GPM perusahaan sangat tinggi. Begitu juga rasio NPM-nya. Tingginya rasio GPM disebabkan oleh rendahnya beban depresiasi.

Pada harga terakhir sebesar Rp 7.675, valuasi harga saham TBIG jika dilihat dari rasio PBV terbilang sangat premium mengingat nilai aset properti investasinya telah dinilai sesuai dengan nilai kewajarannya.

GJTL - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) merengkuh kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang tidak memuaskan. Pendapatan tercatat stagnan sedangkan turunnya margin laba kotor menyebabkan laba kotor dan laba bersih harus terperosok.

Kinerja pendapatan secara kuartalan terkikis tipis. Margin laba kotor memang meningkat namun belum cukup untuk menghasilkan laba bersih yang optimal.

Perusahaan menghadapi tantangan dalam menumbuhkan pendapatannya di sisi lain beban pokok dan beban usaha juga meningkat. Selain itu beban keuangan juga meningkat.

Hutang finansial masih mencatatkan peningkatan. Rasio DER juga cukup tinggi. Secara tahunan pengeluaran kas untuk investasi juga menurun. Aset tetap meningkat tidak begitu banyak.

Manajemen tampaknya harus bekerja lebih keras untuk meningkatkan penjualan dan menaikkan margin laba kotor serta menekan beban-beban lainnya.

INKP - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang sangat baik. Pendapatan tercatat hanya naik tipis namun margin laba kotor yang menebal menyebabkan laba bersih murni meningkat signifikan.

Secara kuartalan pendapatan menurun tipis, namun perbaikan pada margin laba kotor menyebabkan laba kotor meningkat. Selain itu efisiensi pada beban usaha juga menebalkan laba usaha. Turunnya laba bersih murni pada sisi bawah disebabkan oleh penyesuaian yang besar atas manfaat pajak penghasilan pada akhir tahun 2013.

Rasio DER perusahaan masih cukup tinggi dengan hutang finansial yang tinggi. Secara tahunan belum ada penurunan hutang finansial yang berarti. Namun dengan membaiknya kinerja diharapkan ke depannya hutang finansial dapat diturunkan agar beban finansial dapat menurun. Beban finansial merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan. Biarpun hutang finansial tidak meningkat, namun secara tahunan beban finansial masih meningkat cukup signifikan.

Valuasi harga saham INKP berdasarkan data terakhir (30/5/14) di angka Rp 1.395 terlihat masih cukup murah. Namun mungkin ini disebabkan oleh masih rendahnya rasio ROE dan juga tingginya rasio DER yang menyebabkan profil perusahaan yang relatif lebih berisiko tinggi. Selain itu prospek pertumbuhan terlihat tidak begitu menjanjikan terlihat dari rendahnya pertumbuhan pendapatan. Pengeluaran kas untuk investasi juga tidak cukup besar.

Perbaikan rasio GPM diharapkan ke depannya kinerja dapat meningkat lagi. Manfaat pajak penghasilan yang diterima oleh perusahaan juga perlu diperhatikan. Dalam jangka panjang tentunya bukan manfaat pajak yang akan diterima tetapi beban pajak kalau perusahaan dapat terus-menerus mencetak laba sebelum pajak.

PGAS - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) mengukir kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik. Namun sayangnya margin laba kotor yang lebih rendah menyebabkan penurunan laba bersih.

Hasil yang sama juga dicetak pada kuartal Q1 2014 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pendapatan memang naik namun margin laba kotor yang mengempis menyebabkan pada akhirnya laba bersih harus terkikis.

Perusahaan melakukan investasi besar-besarannya dengan pengeluaran kas untuk investasi yang termasuk sangat besar. Pengeluaran terbesar adalah untuk melakukan pembelian atas properti minyak dan gas. Semoga hasilnya dapat kelihatan dalam jangka panjang.

Pengeluaran investasi yang besar ternyata tidak cukup dengan mengandalkan cadangan kas semata sehingga harus meminjam dari pihak lain yang menyebabkan hutang finansial melambung. Namun sampai dengan laporan kinerja terakhir terakhir, hutang finansial masih wajar dan belum muncul beban keuangan yang signifikan.