Kamis, 31 Juli 2014

SMBR - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan SMBR Q2 2014

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan sebesar 11%. Di sisi lain beban pokok membengkak sebesar 32% sehingga laba kotor terpotong sebesar 16%. Beban usaha dan beban lainnya yang meningkat sebesar 12% menyebabkan laba usaha terperosok sebesar 25%.  Untungnya, pendapatan keuangan (bunga) sangat besar dan mempengaruhi signifikan laba sehingga laba sebelum pajak meningkat sebesar 6%. Laba bersih akhirnya meningkat sebesar 15% karena turunnya beban pajak penghasilan sebesar 23%.  Jika dilakukan penyesuaian dengan mengeluarkan seluruh pendapatan keuangan, maka laba bersih disesuaikan akan melorot sebesar 26%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak penurunan penjualan yang besar yaitu sebesar 23%. Di sisi lain beban pokok hanya melemah sebesar 10% sehingga laba kotor terperosok sebesar 54%. Beban usaha dan beban lainnya yang menurun sebesar 27% menyebabkan laba usaha terjungkal sebesar 71%.  Pendapatan keuangan pada periode ini naik tipis sebesar 1% sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 41%. Laba bersih pada akhirnya turun sebesar 37%.  Jika dilakukan penyesuaian dengan mengeluarkan seluruh pendapatan keuangan, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 74%.

Secara tahunan rasio GPM melemah menjadi 32,71% dari 43,13%. Secara kuartalan rasio merosot menjadi 18,07% dari 30,25%.

Secara tahunan saldo aset tetap meningkat sebesar 6%. Peningkatan ini diharapkan akan menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan tidak mempunyai hutang finansial. Dengan posisi saldo kas yang sangat besar, perusahaan memperoleh pendapatan keuangan bersih yang meningkat sebesar 389%.

Secara tahunan pengeluaran kas untuk investasi berkurang sebesar 23%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut sebanding dengan 19%.

Penerimaan dana dari IPO pada tahun 2013 tampaknya belum banyak yang digunakan. Harga saham pada saat ini juga jauh daripada harga IPO yang sebesar Rp 560. Manajemen mestinya bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan pengembalian modal dari pemegang saham dengan melakukan pembangunan pabrik baru lebih cepat. Sisa saldo kas dan setara kas perusahaan per 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp 1,8 triliun. Penerimaan dari IPO sebelumnya mendekati Rp 1,3 triliun.

ROTI - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan ROTI Q2 2014

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan yang tinggi yaitu sebesar 29%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 30% sehingga laba kotor bertambah sebesar 28%. Beban usaha dan beban lainnya yang meningkat sebesar 32% menyebabkan laba usaha hanya dapat meningkat sebesar 20%.  Sayangnya, beban keuangan yang meningkat mempengaruhi laba sehingga laba sebelum pajak meningkat hanya sebesar 18%. Laba bersih akhirnya meningkat sebesar 20% karena naiknya beban pajak penghasilan sebesar 14%.  Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya akan meningkat sebesar 17%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak penurunan penjualan sebesar 3%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 1% sehingga laba kotor terkikis sebesar 8%. Beban usaha dan beban lainnya yang meningkat sebesar 7% menyebabkan laba usaha terperosok sebesar 32%.  Beban keuangan yang meningkat signifikan banyak menelan laba sehingga laba sebelum pajak merosot sebesar 36%. Laba bersih akhirnya berkurang sebesar 36%. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 41%.

Secara tahunan rasio GPM meningkat tipis menjadi 46,38% dari 46,82%. Secara kuartalan rasio merosot menjadi 45,05% dari 47,41%.

Secara tahunan saldo aset tetap meningkat sebesar 57%. Peningkatan ini diharapkan akan menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

INDF - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan INDF Q2 2014

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan yang tinggi yaitu sebesar 24%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 22% sehingga laba kotor bertambah sebesar 29%. Beban usaha dan beban lainnya yang meningkat sebesar 28% menyebabkan laba usaha dapat meningkat sebesar 31%.  Sayangnya, beban keuangan yang meningkat signifikan banyak menelan laba sehingga laba sebelum pajak meningkat hanya sebesar 5%. Laba bersih akhirnya tidak banyak berubah karena naiknya beban pajak penghasilan. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian melemah 6% karena lebih tingginya bagian laba untuk kepentingan non-pengendali. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 13%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan penjualan yang tinggi yaitu sebesar 8%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 5% sehingga laba kotor bertambah sebesar 18%. Beban usaha dan beban lainnya yang meningkat sebesar 13% menyebabkan laba usaha dapat meningkat sebesar 24%.  Sayangnya, beban keuangan yang meningkat signifikan banyak menelan laba sehingga laba sebelum pajak merosot sebesar 31%. Laba bersih akhirnya berkurang sebesar 29%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian melemah 33%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 41%.

Secara tahunan rasio GPM bertambah menjadi 26,54% dari 25,38%. Secara kuartalan rasio naik menjadi 28,65% dari 26,2%.

Secara tahunan saldo-saldo aset tetap, tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan masih meningkat. Peningkatan ini diharapkan akan menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

ICBP - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan ICBP Q2 2014

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan yang besar yaitu sebesar 20%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 23% sehingga laba kotor menguat sebesar 13%. Beban usaha dan beban lainnya meningkat sebesar 30% sehingga laba usaha tergelincir sebesar 6%.  Laba sebelum pajak juga tergelincir sebesar 6%. Naiknya beban pajak penghasilan menyebabkan laba bersih tergerus sebesar 8%. Rendahnya bagian laba untuk kepentingan non-pengendali menyebabkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tidak banyak berubah. Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs yang lumayan pada periode ini. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 3%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan pendapatan sebesar 11%. Di sisi lain beban pokok meningkat juga yaitu sebesar 10% sehingga laba kotor bertambah sebesar 15%. Beban usaha dan beban lainnya yang lebih tinggi menyebabkan laba usaha merosot sehingga turun sebesar 7%.  Pendapatan keuangan dan lain-lain juga turut menurun sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 8%. Beban pajak penghasilan meningkat sebesar 7% sehingga laba bersih terkikis sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 6% karena bagian laba untuk kepentingan non-pengendali menurun. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 12%.

Secara tahunan rasio GPM menyusut menjadi 25,28% dari 26,88%. Secara kuartalan rasio menguat tipis menjadi 25,93% dari 25,14%.

Secara tahunan saldo aset tetap meningkat sebesar 20%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan secara neto masih mencatat pendapatan keuangan walaupun berkurang sebesar 44%. Hutang finansial secara tahunan melesat sebesar 91%.  Rasio DER meningkat menjadi 78% berbanding 63%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 16%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut adalah berjumlah 18%.

INTP - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan INTP Q2 2014

PT Indocement Tunggal Prakars Tbk (INTP) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan yang moderat yaitu sebesar 7%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 14% sehingga laba kotor menipis sebesar 1%. Beban usaha dan beban lainnya meningkat sebesar 12% sehingga laba usaha tergelincir sebesar 6%.  Naiknya pendapatan keuangan banyak berpengaruh pada laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak menipis hanya sebesar 1%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menguat tipis 1% karena pengaruh beban pajak penghasilan yang lebih rendah.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan pendapatan sebesar 11%. Di sisi lain beban pokok meningkat juga yaitu sebesar 9% sehingga laba kotor bertambah sebesar 13%. Beban usaha dan beban lainnya yang lebih rendah menyebabkan laba usaha meningkat lebih tinggi sehingga dapat naik sebesar 28%.  Pendapatan keuangan tidak banyak berubah sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 23%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menguat 22%.
Secara tahunan rasio GPM menyusut menjadi 44,80% dari 48,31%. Secara kuartalan rasio menguat tipis menjadi 44,71% dari 43,76%.

Secara tahunan saldo aset tetap meningkat sebesar 20%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan secara neto mencatat pendapatan keuangan. Rasio DER juga rendah di angka 30%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 52%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut adalah berjumlah 19%.

DILD - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan DILD Q2 2014

PT Intiland Development Tbk (DILD) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan yang moderat yaitu sebesar 7%. Di sisi lain, beban pokok pendapatan naik lebih kecil yaitu sebesar 2% sehingga laba kotor naik sebesar 13%.  Beban usaha meningkat sebesar 25% sehingga laba usaha bertambah hanya sebesar 6%. Perusahaan menikmati kenaikan pendapatan lain-lain sehingga laba sebelum pajak dapat naik sebesar 26%.  Laba bersih kemudian naik sebesar 47% karena beban pajak yang menurun. Pada akhirnya laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 55%.

Secara kuartalan perusahaan mencatat penurunan pendapatan sebesar 11%. Beban pokok pendapatan menurun sebesar 5% sehingga laba kotor turun sebesar 17%.  Di sisi lain beban usaha meningkat sebesar 4% sehingga laba usaha melorot sebesar 26%. Beban keuangan dan beban lainnya menurun tipis sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 29%.  Laba bersih kemudian turun sebesar 34% karena beban pajak yang turun sebesar 4%. Pada akhirnya laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot sebesar 37%.


Rasio GPM tahunan meningkat menjadi 46,69% dari 44,17%. Secara kuartalan rasio melemah  menjadi 48,53% dari 52,08% namun masih lebih tinggi daripada margin tahunan.
 
Secara tahunan saldo persediaan meningkat drastis Secara kuartalan meningkat sebesar 60%. Peningkatan-peningkatan ini diharapkan dapat menopang penjualan pada periode-periode selanjutnya.

Persediaan tidak lancar secara tahunan merosot sebesar 68%. Penurunan ini tampaknya karena besarnya perpindahan ke persediaan lancar.

Tanah untuk pengembangan secara tahunan mengembang sebesar 11%. Kenaikan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo uang muka penjualan secara tahunan bertambah sebesar 53% dan secara kuartalan meningkat tipis sebesar 1%.

Kas masuk dari pelanggan secara tahunan menguat  sebesar 12% dan secara kuartalan melorot  yaitu sebesar 20%. Angka tahunan tersebut tampaknya cukup besar karena jika dibandingkan dengan pendapatan tahunan adalah sebesar  126%. Angka kuartalan jika dibandingkan dengan pendapatan tahunan adalah sebesar 35%.

Perusahaan secara tahunan mencatat penurunan beban keuangan. Meskipun begitu, beban keuangan masih merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba perusahaan. Secara tahunan saldo hutang finansial perusahaan melesat sebesar 77%.

SSIA - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014



Analisis Laporan Keuangan SSIA Q2 2014

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan sebesar 6%. Namun beban pokok pendapatan naik lebih besar yaitu sebesar 17% sehingga laba kotor turun sebesar 14%.  Tekanan pada beban usaha dan lainnya turut membantu dalam penurunan laba sehingga laba usaha tergerus sebesar 29%. Tingginya bagian laba dari  pengendalian bersama entitas mempengaruhi laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 19%. Pada akhirnya laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 30% karena tingginya bagian laba untuk kepentinga non-pengendali.

Secara kuartalan perusahaan mencatat kenaikan pendapatan yang signifikan yaitu sebesar 38%. Beban pokok pendapatan meningkat sebesar 30% sehingga laba kotor melonjak sebesar 66%.  Di sisi lain, beban usaha dan beban lainnya mengempis sebesar 28% sehingga laba usaha melesat sebesar 297%. Tingginya bagian labaa dari pengendalian bersama entitas turut melambungkan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak melonjak sebesar 317%. Pada akhirnya laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terbang sebesar 1327%.

Secara kuartalan perusahaan mencatat pertumbuhan penjualan tanah kawasan industri yang tinggi yang menghasilkan margin yang jauh lebih besar sehingga laba kotor naik cukup besar.

Hal yang juga mencolok dari kinerja tahunan perusahaan ini adalahnya naik besarnya bagian laba dari pengendalian bersama entitas. Sebagian besar laba tersebut berasal dari JO Karabha NRC.

Rasio GPM tahunan melorot besar menjadi 26,36% dari 32,74%. Secara kuartalan rasio meningkat  menjadi 26,76% dari 22,23%. Kenaikan secara kuartalan banyak disumbangkan dari penjualan tanah kawasan industri yang mempunyai margin yang lebih tinggi.

Secara tahunan saldo persediaan berkurang sebesar  23%. Secara kuartalan berkurang sebesar 12%.  Persediaan yang semakin menipis tentunya mengancam kelangsungan penjualan jangka panjang. Apalagi perusahaan tidak mempunyai cadangan tanah lainnya.

Saldo investasi pada pengendalian bersama entitas secara tahunan meningkat signifikan yang lebih banyak disebabkan oleh reklasifikasi dari investasi pada entitas asosiasi.

Saldo hutang finansial secara tahunan meningkat sebesar 14%. Meskipun begitu, beban keuangan berkurang sebesar 21%.  Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh tidak terlalu besar terhadap laba bersih perusahaan.

Lihat analisis NRCA di sini.

LPCK - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan LPCK Q2 2014

PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan yang signifikan yaitu sebesar 50%. Di sisi lain, beban pokok pendapatan naik lebih besar yaitu sebesar 58% sehingga laba kotor naik hanya sebesar 45%.  Beban usaha meningkat sebesar 50% sehingga laba usaha bertambah sebesar 44%. Perusahaan menikmati kenaikan pendapatan keuangan sehingga laba sebelum pajak dapat naik sebesar 44%.  Laba bersih kemudian naik sebesar 41% karena beban pajak yang naik lebih besar.

Secara kuartalan perusahaan mencatat penurunan pendapatan sebesar 20%. Beban pokok pendapatan menurun sebesar 21% sehingga laba kotor turun sebesar 20%.  Di sisi lain beban usaha menurun sebesar 12% sehingga laba usaha terkikis sebesar 21%. Pendapatan keuangan meningkat tipis sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 20%.  Laba bersih kemudian turun sebesar 23% karena beban pajak yang meningkat


Rasio GPM tahunan menipis menjadi 55,61% dari 57,73%. Secara kuartalan rasio melemah lagi menjadi 46,58% dari 48,14%.
 
Secara tahunan saldo persediaan meningkat sebesar  39%. Secara kuartalan meningkat sebesar 6%. Peningkatan-peningkatan ini diharapkan dapat menopang penjualan pada periode-periode selanjutnya.

Tanah untuk pengembangan secara tahunan menyusut sebesar 22%.

Saldo uang muka dari pelanggan secara tahunan menipis sebesar 7% dan secara kuartalan meningkat tipis sebesar 2%.

Kas masuk dari pelanggan secara tahunan menguat tipis sebesar 1% dan secara kuartalan melonjak  yaitu sebesar 124%. Angka tahunan tersebut tampaknya cukup besar karena jika dibandingkan dengan pendapatan tahunan adalah sebesar  162%. Angka kuartalan jika dibandingkan dengan pendapatan tahunan adalah sebesar 53%.

Perusahaan secara tahunan mencatat pendapatan keuangan neto.

GMTD - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan GMTD Q2 2014

PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan yang cukup besar yaitu sebesar 17%. Di sisi lain, beban pokok pendapatan naik lebih rendah yaitu sebesar 12% sehingga laba kotor naik sebesar 22%.  Beban usaha justru menurun yaitu sebesar 14% sehingga laba usaha melesat sebesar 50%. Kombinasi dari melemahnya pendapatan dan beban lainnya menyebabkan laba sebelum pajak hanya naik sebesar 33%.  Laba bersih kemudian naik sebesar 36% karena beban pajak yang naik sebesar 16%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 38%.

Secara kuartalan perusahaan mencatat penurunan pendapatan sebesar 5%. Beban pokok pendapatan justru meningkat yaitu sebesar 26% sehingga laba kotor turun sebesar 24%.  Di sisi lain beban usaha meningkat sebesar 12% sehingga laba usaha melorot sebesar 38%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot sebesar 37%.

Rasio GPM tahunan meningkat menjadi 53,19% dari 51,04%. Secara kuartalan rasio melemah menjadi 50,92% dari 63,16%.


Secara tahunan saldo persediaan melesat sebesar  178%. Secara kuartalan meningkat sebesar 123%. Peningkatan-peningkatan ini diharapkan dapat menopang penjualan pada periode-periode selanjutnya.

Tanah untuk pengembangan secara tahunan melemah sebesar 58%.

Saldo uang muka pelanggan secara tahunan meningkat sebesar 83% dan secara kuartalan bertambah tipis sebesar 1%.

Kas masuk dari pelanggan secara tahunan melemah sebesar 31% dan secara kuartalan juga melemah  yaitu sebesar 26%. Meskipun melemah, angka secara tahunan tersebut tampaknya masih cukup besar karena jika dibandingkan dengan pendapatan tahunan adalah sebesar  131%. Penerimaan secara kuartalan jika dibandingkan dengan pendapatan tahunan adalah sebesar 31%. Tentunya perusahaan masih tetap harus bekerja keras untuk meningkatkan pemasaran produk-produk propertinya.

Perusahaan tidak mempunyai hutang finansial sehingga secara neto tidak menderita beban keuangan.

Rabu, 30 Juli 2014

CTRP - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan CTRP Q2 2014

PT Ciputra Property Tbk (CTRP) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak penurunan pendapatan sebesar 5%. Di sisi lain, beban pokok pendapatan turun lebih besar yaitu sebesar 11% sehingga laba kotor nyaris tidak berubah.  Beban usaha dan lainnya menurun sebesar 1% sehingga laba usaha nyaris tidak berubah. Kombinasi dari meningkatnya beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi menyebabkan laba sebelum pajak terperosok sebesar 27%.  Laba bersih kemudian turun sebesar 34% karena beban pajak yang lebih besar. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 34%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 39%.

Secara kuartalan perusahaan mencatat kenaikan pendapatan signifikan sebesar 74%. Beban pokok pendapatan meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 125% sehingga laba kotor hanya naik sebesar 42%.  Di sisi lain beban usaha dapat ditekan dan turun sebesar 30% sehingga laba usaha melesat sebesar 102%. Tingginya beban keuangan menekan laba sebelum pajak namun laba sebelum pajak masih dapat naik sebesar 148%.  Laba bersih kemudian naik sebesar 194% karena beban pajak yang meningkat sebesar 62%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat sebesar 221%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 104%.

CTRS - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan CTRS Q2 2014

PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan yang signifikan yaitu sebesar 32%. Di sisi lain, beban pokok pendapatan naik lebih besar yaitu sebesar 47% sehingga laba kotor naik hanya sebesar 19%.  Beban usaha dan lainnya meningkat sebesar 12% sehingga laba usaha bertambah sebesar 23%. Perusahaan menikmati kenaikan pendapatan keuangan sehingga laba sebelum pajak dapat naik sebesar 31%.  Laba bersih kemudian naik sebesar 29% karena beban pajak yang naik lebih besar. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 25% karena naiknya bagian laba untuk kepentingan non-pengendali.

Secara kuartalan perusahaan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 7%. Beban pokok pendapatan meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 12% sehingga laba kotor hanya naik sebesar 3%.  Di sisi lain beban usaha meningkat sebesar 51% sehingga laba usaha terkikis sebesar 13%. Pendapatan keuangan meningkat tipis sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 12%.  Laba bersih kemudian turun sebesar 15% karena beban pajak yang meningkat lebih tinggi. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 10%.

CTRA - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan CTRA Q2 2014

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan sebesar 21%. Di sisi lain, beban pokok pendapatan naik lebih besar yaitu sebesar 16% sehingga laba kotor naik sebesar 25%.  Beban usaha dan lainnya meningkat sebesar 15% sehingga laba usaha bertambah sebesar 32%. Kombinasi dari melemahnya pendapatan keuangan dan bagian laba entitas asosiasi menyebabkan laba sebelum pajak hanya naik sebesar 25%.  Laba bersih kemudian naik sebesar 23% karena beban pajak yang lebih besar. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 36%.

Secara kuartalan perusahaan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 34%. Beban pokok pendapatan meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 38% sehingga laba kotor hanya naik sebesar 30%.  Di sisi lain beban usaha dapat ditekan dan naik tipis sebesar 1% sehingga laba usaha melesat sebesar 48%. Tingginya beban keuangan menekan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak hanya naik sebesar 46%.  Laba bersih kemudian naik sebesar 49% karena beban pajak yang meningkat lebih rendah. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 64%.

ASRI - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan ASRI Q2 2014

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan sebesar 21%. Namun beban pokok pendapatan naik lebih besar yaitu sebesar 51% sehingga laba kotor turun tipis sebesar 1%.  Tekanan pada beban usaha turut membantu dalam penurunan laba sehingga laba usaha tergerus sebesar 6%. Tingginya beban keuangan dan kerugian selisih kurs dan lainnya menjerumuskan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 42%.  Laba bersih kemudian turun sebesar 50% karena beban pajak yang lebih besar. Perusahaan mencatat kerugian selisih kurs dan beban pembelian kembali obligasi yang cukup besar sehingga apabila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 32%.

Secara kuartalan perusahaan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 23%. Beban pokok pendapatan justru menurun sebesar 10% sehingga laba kotor melonjak sebesar 59%.  Di sisi lain beban usaha naik sebesar 22% sehingga laba usaha melesat sebesar 68%. Tingginya beban keuangan dan kerugian selisih kurs dan lainnya menjerumuskan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 5%.  Laba bersih kemudian turun sebesar 15% karena beban pajak yang lebih besar. Perusahaan mencatat kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini berbanding keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya sehingga apabila kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih berikut dengan beban pembelian kembali obligasi, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 59%.

LTLS - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan LTLS Q2 2014

PT Lautan Luas Tbk (LTLS) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan yang cukup kecil yaitu sebesar 4%. Di sisi lain beban pokok meningkat hanya sebesar 1% sehingga laba kotor dapat meningkat sebesar 21%. Kombinasi dari kenaikan pada beban usaha, pendapatan dan beban lainnya  sebesar 63% menyebabkan laba usaha melorot sebesar 25%. Kombinasi dari turun tipisnya beban keuangan dan bagian laba perusahaan asosiasi sebesar 3% menyebabkan laba sebelum pajak turun sebesar 35%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 44%. Jika dilakukan penyesuaian dari kerugian selisih kurs dan laba dari pelepasan investasi, laba disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 71% karena tingginya beban kerugian selisih kurs.

Secara kuartalan, perusahaan mencetak kenaikan pendapatan yang cukup baik yaitu sebesar 7%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 10% sehingga laba kotor menyusut sebesar 6%. Kombinasi dari susutnya beban usaha, pendapatan dan beban lainnya  sebesar 25% menyebabkan laba usaha meningkat sebesar 12%. Jika dilakukan penyesuaian dari kerugian/keuntungan selisih kurs dan laba dari pelepasan investasi, laba disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 43%.

Kenaikan dari laba penjualan investasi pada periode ini cukup kentara sehingga mempengaruhi signifikan laba kuartalan.

Secara tahunan rasio GPM meningkat menjadi 16,72% dari 14,36%. Secara kuartalan rasio melorot menjadi 15,39% dari 17,59%.

Nilai persediaan secara tahunan menipis sebesar 1%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 6%.

Saldo hutang finansial secara tahunan berkurang sebesar 16%. Beban keuangan meningkat sebesar 3%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Rasio DER perusahaan cukup tinggi yaitu sebesar 179% yang menurun jauh dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 245%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan tidak begitu besar. Jika dibandingkan dengan saldo aset tidak lancar, jumlah tersebut senilai 1% saja.

CSAP - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan CSAP Q2 2014

PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan bersih yang cukup besar yaitu sebesar 19%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 17% sehingga laba kotor dapat meningkat sebesar 31%. Kombinasi dari kenaikan pada beban usaha, pendapatan dan beban lainnya  sebesar 22% menyebabkan laba usaha meningkat sebesar 66%. Perusahaan menderita kenaikan beban keuangan yang cukup besar namun laba sebelum pajak masih dapat meningkat sebesar 92%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat sebesar 117%.

Kenaikan pada pendapatan usaha lainnya cukup kentara pada periode ini yang meningkat sebesar  135% sehingga sangat menambah perolehan laba.

Secara kuartalan, perusahaan mencetak kenaikan pendapatan bersih yang cukup baik yaitu sebesar 10%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 11% sehingga laba kotor hanya dapat meningkat sebesar 4%. Kombinasi dari susutnya pada beban usaha, pendapatan dan beban lainnya  sebesar 9% menyebabkan laba usaha meningkat sebesar 46%. Perusahaan menderita kenaikan beban keuangan yang cukup besar namun laba sebelum pajak masih dapat meningkat sebesar 78%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat sebesar 150%.

Kenaikan pada pendapatan usaha lainnya cukup kentara pada periode ini yang meningkat sebesar  300%. Tidak ada penjelasan tambahan mengenai pendapatan ini. Kemungkinan besar sebagian besar merupakan laba dari pelepasan aset tanah dan bangunan.

Secara tahunan rasio GPM meningkat menjadi 13,68% dari 12,41%. Secara kuartalan rasio mengempis menjadi 13,77% dari 14,60%.

Nilai persediaan secara tahunan meningkat sebesar 31%. Saldo aset tetap menurun sebesar 16%.

Saldo hutang finansial secara tahunan meningkat sebesar 18%. Beban keuangan meningkat sebesar 40%. Rasio DER perusahaan sangat tinggi yaitu sebesar 305% yang stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 304%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan menurun sebesar 25%.  Pengeluaran tersebut termasuk besar. Jika dibandingkan dengan saldo aset tidak lancar, jumlah tersebut senilai 20%.

AMRT - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan AMRT Q2 2014

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan bersih yang cukup besar yaitu sebesar 24%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 22% sehingga laba kotor dapat meningkat sebesar 31%. Kombinasi dari kenaikan pada beban usaha, pendapatan dan beban lainnya  sebesar 32% menyebabkan laba usaha meningkat hanya sebesar 28%. Perusahaan menderita kenaikan beban keuangan yang cukup besar sehingga laba sebelum pajak meningkat hanya sebesar 3%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 4%.

Secara tahunan rasio GPM meningkat menjadi 18,13% dari 17,10%. Secara kuartalan rasio mengempis menjadi 17,40% dari 18,04%.

Nilai persediaan secara tahunan meningkat sebesar 31%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 20%. Saldo sewa dibayar dimuka tidak lancar meningkat sebesar 25%. Peningkatan-peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan perusahaan pada periode-periode yang akan datang.

Saldo hutang finansial secara tahunan melesat sebesar 42%. Beban keuangan meningkat sebesar 121%. Rasio DER perusahaan sangat tinggi yaitu sebesar 428% yang meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 393%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 56%.  Pengeluaran tersebut termasuk sangat besar. Jika dibandingkan dengan saldo aset tidak lancar, jumlah tersebut senilai 57%.

HERO - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan HERO Q2 2014

PT Hero Supermarket Tbk (HERO) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan bersih yang cukup baik yaitu sebesar 14%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 13% sehingga laba kotor dapat meningkat sebesar 18%. Kombinasi dari kenaikan pada beban usaha, pendapatan dan beban lainnya  sebesar 11% menyebabkan laba usaha meningkat sebesar 51%. Perusahaan menikmati kenaikan pendapatan keuangan sehingga laba sebelum pajak meningkat sebesar 99%. Perusahaan banyak menikmati keuntungan dari pelepasan aset tetap pada periode ini. Jika dilakukan penyesuaian dengan mengeluarkan seluruh keuntungan tersebut, maka laba bersih disesuaikan akan melorot sebesar 7%.

Secara tahunan rasio GPM meningkat tipis menjadi 23,86% dari 23,23%. Secara kuartalan rasio mengempis tipis menjadi 23,48% dari 24,02%.

Nilai persediaan secara tahunan meningkat sebesar 27%. Saldo aset tetap meningkat signifikan sebesar 56%. Peningkatan-peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan perusahaan pada periode-periode yang akan datang.

Perusahaan secara neto mencatat pendapatan bunga. Rasio DER perusahaan cukup rendah di angka  61%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan menyusut sebesar 3%.  Jika dibandingkan dengan saldo aset tidak lancar, jumlah tersebut senilai 25%.

RALS - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan RALS Q2 2014

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan yang cukup moderat yaitu sebesar 7%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 8% sehingga laba kotor dapat meningkat sebesar 5%. Kenaikan pada beban usaha  sebesar 11% menyebabkan laba usaha melorot sebesar 18%. Perusahaan menikmati kenaikan pendapatan keuangan sehingga laba sebelum pajak hanya turun sebesar 11%. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan akan melorot sebesar 14%.

Secara tahunan rasio GPM berkurang tipis menjadi 35,33% dari 35,91%. Secara kuartalan rasio mengempis menjadi 33,83% dari 34,55%.

Nilai persediaan secara tahunan meningkat sebesar 7%. Saldo aset tetap meningkat tipis sebesar 9%. Peningkatan pada nilai persediaan diharapkan dapat menopang pendapatan perusahaan pada periode selanjutnya.

Perusahaan secara neto mencatat pendapatan bunga. Rasio DER perusahaan cukup rendah di angka  51%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan menyusut sebesar 40%.  Jika dibandingkan dengan saldo aset tidak lancar, jumlah tersebut senilai 31%.

ACES - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan ACES Q2 2014

PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan yang cukup signifikan yaitu sebesar 20%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 16% sehingga laba kotor dapat meningkat sebesar 24%. Beban usaha dan lainnya meningkat sebesar 22% sehingga laba usaha meningkat sebesar 30%. Laba perusahaan tidak begitu tertekan oleh kenaikan beban keuangan sehingga laba sebelum pajak juga masih naik sebesar 30%. Jika dilakukan penyesuain, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan mengembang sebesar 26%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan penjualan yang kecil yaitu sebesar 2%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 5% sehingga laba kotor tidak tumbuh. Beban usaha dan lainnya meningkat sebesar 9% sehingga laba usaha tertekan sebesar 19%. Laba perusahaan sedikit tertekan oleh kenaikan beban keuangan sehingga laba sebelum pajak bertambah turun sebesar 21%. Jika dilakukan penyesuain, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan merosot sebesar 17%.

Secara tahunan rasio GPM mengembang tipis menjadi 49,75% dari 47,91%. Secara kuartalan rasio mengempis menjadi 48,05% dari 49,33%.

Nilai persediaan secara tahunan meningkat sebesar 119%. Saldo aset tetap meningkat tipis sebesar 1%. Peningkatan pada nilai persediaan diharapkan dapat menopang pendapatan perusahaan pada periode selanjutnya.

Saldo hutang finansial secara tahunan meningkat sebesar 6%. Beban keuangan meningkat sebesar 18%. Beban keuangan bukan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran untuk investasi secara tahunan menyusut sebesar 3%.  Jika dibandingkan dengan saldo aset tidak lancar, jumlah tersebut senilai 13%.

ASGR - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014

Analisis Laporan Keuangan ASGR Q2 2014

PT Astra Graphia Tbk (ASGR) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan bersih yang cukup moderat yaitu sebesar 5%. Di sisi lain beban pokok meningkat  sebesar 1% sehingga laba kotor bertambah sebesar 14%. Kombinasi dari beban usaha dan pendapatan serta beban lainnya yang menurun menyebabkan laba sebelum pajak meningkat sebesar 40%. Perusahaan mencatat keuntungan dari penjualan investasi. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan akan meningkat menjadi sebesar 25%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan pendapatan sebesar 12%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 9% sehingga laba kotor bertambah sebesar 17%. Kombinasi dari beban usaha dan pendapatan lain serta beban lainnya yang lebih rendah banyak mempengaruhi laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak melesat sebesar 129%. Perusahaan mencatat keuntungan dari penjualan investasi pada periode ini. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 36%.

Secara tahunan rasio GPM meningkat menjadi 30,71% dari 28,20%. Secara kuartalan rasio masih naik menjadi 33,62% dari 32,05%.

Secara tahunan saldo aset tetap meningkat sebesar 10%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan secara neto tidak mencatat beban keuangan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan menyusut sebesar 38%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut adalah berjumlah 8%.

NIPS - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan NIPS Q2 2014

PT Nipress Tbk (NIPS) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan yang cukup tinggi yaitu sebesar 14%. Di sisi lain beban pokok meningkat juga sebesar 14% sehingga laba kotor bertambah sebesar 11%. Beban usaha dan beban lainnya yang terjaga menyebabkan laba usaha meningkat sebesar 24%.  Naiknya beban keuangan banyak berpengaruh pada laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak meningkat hanya sebesar 8%. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan akan meningkat sebesar 9%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan penjualan sebesar 26%. Di sisi lain beban pokok meningkat juga sebesar 26% sehingga laba kotor bertambah sebesar 25%. Beban usaha dan beban lainnya yang lebih tinggi menyebabkan laba usaha tertekan sehingga hanya naik sebesar 5%.  Naiknya beban keuangan menyumbang pada penurunan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak hanya naik sebesar 4%. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 77%.

Secara tahunan rasio GPM menyusut tipis menjadi 16,86% dari 17,23%. Secara kuartalan rasio turun menjadi 16,01% dari 16,20%.

Secara tahunan saldo aset tetap meningkat sebesar 40%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo hutang finansial secara tahunan meningkat sebesar 64%. Beban keuangan meningkat dengan angka 55%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 168%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut adalah berjumlah 34%.

INDS - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan INDS Q2 2014

PT Indospring Tbk (INDS) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan yang cukup tinggi yaitu sebesar 16%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 15% sehingga laba kotor bertambah sebesar 21%. Beban usaha dan beban lainnya yang lebih tinggi menyebabkan laba usaha tertekan sebesar 8%.  Turunnya beban keuangan banyak menyumbang pada kenaikan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak meningkat sebesar 2%. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 28%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan penjualan sebesar 5%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 7% sehingga laba kotor berkurang sebesar 7%. Beban usaha dan beban lainnya yang lebih rendah menyebabkan laba usaha tidak banyak tertekan sehingga hanya turun sebesar 2%.  Naiknya beban keuangan menyumbang pada penurunan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak berkurang sebesar 3%. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 10%.

Secara tahunan rasio GPM bertambah menjadi 18,72% dari 17,93%. Secara kuartalan rasio turun menjadi 17,02% dari 19,07%.

Secara tahunan saldo aset tetap meningkat sebesar 19%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo hutang finansial secara tahunan berkurang sebesar 30%. Beban keuangan berkurang dengan angka 69%. Beban keuangan tidak lagi menjadi beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 281%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut adalah berjumlah 14%.

SMSM - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan SMSM Q2 2014

PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan yang cukup tinggi yaitu sebesar 15%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 11% sehingga laba kotor bertambah sebesar 27%. Beban usaha dan beban lainnya yang lebih rendah menyebabkan laba usaha dapat meningkat sebesar 51%.  Turunnya beban keuangan banyak menyumbang pada kenaikan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak meningkat sebesar 60%. Kombinasi dari efek penyesuaian proforma dan bagian laba kepentingan non-pengendali menyebabkan lada bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melambung signifikan sebesar 99%. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 82%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan penjualan sebesar 6%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 3% sehingga laba kotor bertambah sebesar 16%. Beban usaha dan beban lainnya yang lebih tinggi menyebabkan laba usaha tertekan sehingga hanya meningkat sebesar 10%.  Turunnya beban keuangan banyak menyumbang pada kenaikan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak meningkat sebesar 12%. Kombinasi dari efek penyesuaian proforma dan bagian laba kepentingan non-pengendali menyebabkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 10%. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 15%.

Secara tahunan rasio GPM bertambah menjadi 28,09% dari 25,56%. Secara kuartalan rasio naik menjadi 28,77% dari 26,40%.

Secara tahunan saldo aset tetap mengempis sebesar 4%.

Saldo hutang finansial secara tahunan berkurang sebesar 28%. Beban keuangan juga berkurang dengan angka yang sama. Beban keuangan tidak lagi menjadi beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan merosot sebesar 67%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut adalah berjumlah 19%.

AUTO - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan AUTO Q2 2014

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan yang signifikan yaitu sebesar 32%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 33% sehingga laba kotor hanya dapat bertambah sebesar 28%. Ditekan oleh beban usaha dan beban lainnya yang meningkat menyebabkan laba sebelum pajak hanya dapat meningkat tipis sebesar 3%.  Ditekan lagi oleh beban pajak penghasilan yang lebih tinggi menyebabkan laba bersih harus terkikis sebesar 7%. Pada akhirnya laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melemah sebesar 9%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan pendapatan yang tipis yaitu sebesar 1%. Di sisi lain beban pokok stagnan sehingga laba kotor dapat bertambah sebesar 8%. Ditekan oleh beban usaha dan beban lainnya yang meningkat menyebabkan laba sebelum pajak melorot sebesar 23%. Pada akhirnya laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melemah sebesar 30%.

Laba perusahaan banyak berkurang dari berkurangnya bagian atas laba bersih entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang secara tahunan turun sebesar 40% dan secara kuartalan turun sebesar 51%.

Secara tahunan rasio GPM berkurang tipis menjadi 15,55% dari 16,02%. Secara kuartalan rasio naik menjadi 15,31% dari 14,31%.

Secara tahunan saldo investasi pada enitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas meningkat sebesar 20%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 6%. Peningkatan-peningkatan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan secara neto tidak mencatat beban keuangan tahunan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan menurun sebesar 13%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut adalah berjumlah 9%.

LEAD - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan LEAD Q2 2014

PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) sampai dengan Q2 2014 secara kuartalan mendulang pendapatan usaha yang mengembang sebesar 2%. Di sisi lain, beban langsung bertambah sebesar 1% sehingga laba kotor dapat naik sebesar 2%.  Di sisi lain, laba usaha juga meningkat sebesar 2%. Dengan beban keuangan yang lebih rendah, maka laba sebelum pajak dapat meningkat sebesar 10%. Perusahaan menikmati keuntungan lain-lain pada periode ini dan menderita kerugian lain-lain pada periode sebelumnya. Jika keuntungan dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan akan naik hanya sebesar 8%.

Rasio GPM secara kuartalan masih meningkat tipis menjadi 52,56% dari 52,23%.

TPMA - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan TPMA Q2 2014

PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan usaha yang cukup signifikan yaitu sebesar 32%. Di sisi lain, beban langsung naik sebesar 31% sehingga laba kotor dapat naik sebesar 33%.  Beban usaha dan beban lainnya bertambah sebesar 49% sehingga laba sebelum pajak meningkat hanya sebesar 23%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup banyak pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan akan naik sebesar 39%.

Secara kuartalan, pendapatan usaha mengembang sebesar 30%. Di sisi lain, beban langsung bertambah sebesar 26% sehingga laba kotor dapat melesat sebesar 38%.  Beban usaha dan beban lainnya meningkat sebesar 21% sehingga laba sebelum pajak dapat meningkat sebesar 46%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan akan naik sebesar 57%.
Secara tahunan rasio GPM meningkat tipis menjadi 29,40% dari 29,16% dan secara kuartalan masih meningkat menjadi 31,39% dari 29,55%.

Saldo aset tetap secara tahunan meningkat sebesar 56%.  Penambahan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo hutang finansial secara tahunan bertambah sebesar 45%. Beban keuangan bertambah sebesar 57%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan. Rasio DER perusahaan meningkat menjadi 142% dari 116%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan masih meningkat yaitu sebesar 2%. Pengeluaran tersebut jika dibandingkan dengan nilai aset tidak lancar adalah sebesar 32%.

WINS - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan WINS Q2 2014

PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan usaha yang cukup signifikan yaitu sebesar 23%. Di sisi lain, beban langsung naik sebesar 13% sehingga laba kotor melonjak sebesar 46%.  Beban usaha dan beban lainnya bertambah sebesar 54% sehingga laba usaha meningkat sebesar 45%. Beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi meningkat sebesar 16% sehingga laba sebelum pajak meningkat sebesar 52%. Bagian laba dari kepentingan non-pengendali yang lebih besar menyebabkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya dapat naik sebesar 33%.

Secara kuartalan, pendapatan usaha mengempis sebesar 8%. Di sisi lain, beban langsung mengempis juga yaitu sebesar 9% sehingga laba kotor terkikis hanya sebesar 5%.  Perusahaan masih mampu menjaga beban usaha dan beban lainnya sehingga laba usaha berkurang sebesar 6%. Beban keuangan yang lebih besar menekan perolehan laba sehingga laba sebelum pajak tertekan sebesar 24%. Bagian laba untuk kepentingan non-pengendali berkurang tipis sebesar 7% sehingga laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk harus meleleh sebesar 31%.

Secara tahunan rasio GPM meningkat menjadi 34,34% dari 28,74% dan secara kuartalan masih meningkat menjadi 39,17% dari 37,99%.

Saldo aset tetap secara tahunan meningkat sebesar 38%.  Penambahan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo hutang finansial secara tahunan bertambah sebesar 53%. Beban keuangan bertambah sebesar 10%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan. Rasio DER perusahaan meningkat menjadi 101% dari 97%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan masih meningkat yaitu sebesar 6%. Pengeluaran tersebut jika dibandingkan dengan nilai aset tidak lancar adalah sebesar 20%.

MBSS - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014



Analisis Laporan Keuangan MBSS Q2 2014

PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 hanya mencetak kenaikan tipis pendapatan usaha yaitu sebesar 2%. Sayangnya, beban langsung naik lebih tinggi yaitu sebesar 6% sehingga laba kotor terkikis sebesar 4%.  Perusahaan masih mampu menekan beban usaha dan beban lainnya sehingga laba sebelum pajak berkurang tipis sebesar 3%. Bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang lebih besar menyebabkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk harus meleleh sebesar 8%.

Secara kuartalan, pendapatan usaha mengempis sebesar 5%. Sayangnya, beban langsung malah naik yaitu sebesar 2% sehingga laba kotor terkikis sebesar 16%.  Perusahaan masih mampu menekan beban usaha dan beban lainnya sehingga laba sebelum pajak berkurang sebesar 17%. Bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang lebih besar menyebabkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk harus meleleh sebesar 25%.

Secara tahunan rasio GPM berkurang menjadi 37,92% dari 40,38% dan secara kuartalan masih melorot menjadi 34,16% dari 38,67%.

Saldo aset tetap secara tahunan meleleh sebesar 8%. Hutang finansial dapat dikurangi sebesar 10%. Beban keuangan berkurang cukup besar yaitu sebesar 38%. Beban keuangan masih merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan namun porsinya semakin mengecil. Rasio DER perusahaan berkurang menjadi 41% dari 56%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan berkurang banyak yaitu sebesar 85%. Pengeluaran tersebut hanya berjumlah 1% dari nilai aset tidak lancar perusahaan.

TBLA - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan TBLA Q2 2014

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan usaha yang signifikan sebesar 34%. Sayangnya, beban pokok penjualannya meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 38% sehingga laba kotor hanya dapat meningkat sebesar 22%.  Dengan beban usaha dan beban lainnya yang bertambah sebesar 28%, laba sebelum pajak hanya mampu naik sebesar 5%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini dan periode sebelumnya. Jika kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 54%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan pendapatan usaha yang signifikan sebesar 36%. Sayangnya lagi, beban pokok penjualannya meningkat lebih kencang yaitu sebesar 46% sehingga laba kotor hanya dapat naik sebesar 7%.  Dengan beban usaha dan beban lainnya yang mengembang sebesar 69%, laba sebelum pajak melorot sebesar 38%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya, jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 23%.
Secara tahunan rasio GPM mengempis menjadi 23,02% dari 25,31% dan secara kuartalan masih melemah menjadi 19,82% dari 25,15%.

Secara tahunan saldo tanaman perkebunan menghasilkan meningkat besar sebesar 25% sedangkan tanaman belum menghasilkan meningkat signifikan sebesar 61%. Peningkatan ini tentunya akan berdampak pada produksi jangka panjang.

Saldo aset tetap secara tahunan naik sebesar 27%. Hutang finansial melesat sebesar 35%. Kenaikan hutang finansial menyebabkan beban keuangan melesat sebesar  32%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Rasio DER perusahaan meningkat menjadi 217% dari 186%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan turun tipis sebesar 3%. Pengeluaran ini termasuk cukup besar jika dibandingkan dengan nilai aset tidak lancar perusahaan yaitu sebesar 19%.

SGRO - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan SGRO Q2 2014

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan sebesar 15%. Beban pokok penjualannya meningkat sebesar 10% sehingga laba kotor melesat sebesar 32%.  Dengan beban usaha dan beban lainnya yang bertambah sebesar 13%, laba usaha melonjak sebesar 47%.  Sayangnya, beban keuangan melesat tinggi sehingga laba sebelum pajak naik menjadi sebesar 45%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepaa pemilik entitas induk meningkat sebesar 35% disebabkan oleh naiknya rasio pajak penghasilan.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan penjualan yang signifikan sebesar 24%. Beban pokok penjualannya meningkat sebesar 16% sehingga laba kotor melesat sebesar 46%.  Dengan beban usaha dan beban lainnya yang mengempis sebesar 9%, laba usaha melonjak sebesar 79%.  Beruntungnya, beban keuangan dapat ditekan sehingga laba sebelum pajak naik menjadi sebesar 131%.  Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melambung sebesar 135%.
Secara tahunan rasio GPM bertambah menjadi 25,49% dari 22,18% dan secara kuartalan masih meningkat menjadi 32,96% dari 28,09%.

Perusahaan tampaknya cukup beruntung dengan menikmati harga jual yang tinggi dan produksi yang hanya menurun tipis. Secara tahunan produksi TBS menurun sebesar 3% dan CPO sebesar 1%. Secara kuartalan produksi TBS meningkat sebesar 24% dan CPO sebesar 67%.


Secara tahunan saldo tanaman perkebunan menghasilkan meningkat besar sebesar 25% sedangkan tanaman belum menghasilkan turun tipis. Jika melihat ke luas, luas tanaman sawit telah menghasilkan meningkat sebesar 10% dan tanaman yang belum menghasilkan berkurang sebesar 11% juga.

Saldo aset tetap secara tahunan naik sebesar 10%. Hutang finansial melesat sebesar 39%. Kenaikan hutang finansial menyebabkan beban keuangan melesat sebesar  61%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Rasio DER perusahaan meningkat menjadi 72% dari 55%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 21%. Pengeluaran ini termasuk cukup besar jika dibandingkan dengan nilai aset tidak lancar perusahaan yaitu sebesar 19%.

SIMP - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014

Analisis Laporan Keuangan SIMP Q2 2014

PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan sebesar 5%. Beban pokok penjualannya justru menurun sebesar 4% sehingga laba kotor melesat sebesar 37%.  Dengan beban usaha dan beban lainnya yang mengempis sebesar 4%, laba usaha melonjak sebesar 76%.  Sayangnya, beban keuangan melesat tinggi sehingga laba sebelum pajak naik menjadi sebesar 65%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini dan periode sebelumnya. Jika kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melesat sebesar 72%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan penjualan yang signifikan sebesar 26%. Beban pokok penjualannya meningkat sebesar 20% sehingga laba kotor melesat sebesar 43%.  Dengan beban usaha dan beban lainnya yang mengempis sebesar 2%, laba usaha melonjak sebesar 87%.  Sayangnya, beban keuangan melesat tinggi sehingga laba sebelum pajak naik menjadi sebesar 36%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melambung sebesar 120%.

Secara tahunan rasio GPM bertambah menjadi 28,02% dari 21,54% dan secara kuartalan masih meningkat menjadi 29,58% dari 26,04%.

Perusahaan tampaknya cukup beruntung dengan menikmati harga jual yang tinggi dan produksi yang tinggi. Secara tahunan produksi TBS meningkat sebesar 7% dan CPO sebesar 7% juga. Secara kuartalan produksi TBS meningkat sebesar 11% dan begitu juga dengan produksi CPO.

LSIP - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan LSIP Q2 2014
 
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) sampai dengan Q2 2014 secara tahunan mengukir kenaikan penjualan sebesar 17%. Beban pokok penjualan hanya naik sebesar 6% sehingga laba kotornya melesat sebesar 42%. Dengan beban usaha dan lainnya yang lebih rendah, laba usaha kemudian melonjak sebesar 73%. Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs yang lumayan pada periode ini dan periode sebelumnya sehingga jika keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan mengembang sebesar 50%.

Secara kuartalan, perusahaan mengukir penurunan penjualan sebesar 15%. Beban pokok penjualan turun sebesar 11% sehingga laba kotornya berkurang sebesar 11%. Dengan beban usaha dan beban lainnya yang lebih rendah, laba usaha kemudian meningkat sebesar 10%. Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs yang lumayan pada periode ini dan kerugian selisih kurs pada periode sebelumnya sehingga jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan mengempis sebesar 14%.

Secara tahunan rasio GPM meningkat menjadi 36,80% dari 30,33%. Secara kuartalan rasio meningkat menjadi 36,90% dari 35,36%.

Perusahaan secara tahunan mencatat peningkatan produksi TBS sebesar 7% dan peningkatan produksi CPO sebesar 5%. Secara kuartalan produksi TBS mengembang sebesar 11% dan begitu juga dengan produksi CPO. Perusahaan mencatat penurunan nilai penjualan kuartalan karena penurunan volume penjualan CPO. Persediaan perusahaan secara kuartalan meningkat.

Secara tahunan saldo tanaman perkebunan menghasilkan tidak banyak bergerak sedangkan saldo tanaman perkebunan belum menghasilkan meningkat sebesar 43%. Secara luas, tanaman sawit telah menghasilkan hanya bertambah sebanyak 1% namun tanaman sawit belum menghasilkan bertambah luas sebesar 30%.

Selasa, 29 Juli 2014

TOBA - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan TOBA Q2 2014

PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan sebesar 26%. Di sisi lain, beban pokok penjualan hanya meningkat sebesar 14% sehingga laba kotor melesat sebesar 115%. Beban usaha meningkat sebesar 21% dan laba usaha melesat sebesar 227%. Pada akhirnya laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak sangat signifikan.

Secara kuartalan penjualan meningkat tipis sebesar 2%. Di sisi lain, beban pokok penjualan  meningkat sebesar 5% sehingga laba kotor meleleh sebesar 11%. Beban usaha meningkat sebesar 6% dan laba usaha tergerus sebesar 17%. Pada akhirnya laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terjerembab 58%..

Secara tahunan volume produksi mencapai kenaikan sebesar 31% dan secara kuartalan meningkat sebesar 13%.

Rasio GPM tahunan mencapai tingkat yang tinggi dengan kenaikan menjadi 19,38% dari 11,35%. Secara kuartalan rasio menurun menjadi 16,85% dari 19,36%.

Secara tahunan saldo aset tetap meningkat sebesar 15%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahan.

Saldo hutang finansial secara tahunan meningkat tipis sebesar 4%.  Beban keuangan melorot sebesar 81%. Beban keuangan bukan lagi merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan turun tipis sebesar 2%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut tidaklah terlalu besar.

HRUM - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan HRUM Q2 2014
 
PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengukir penurunan pendapatan tahunan yang buruk sampai dengan Q2 2014 dengan kemerosotan sebesar 31%. Beban pokok melorot sebesar 30% sehingga laba kotor turun sebesar 37%. Penurunan pada beban usaha dan lainnya belum mampu mengangkat laba sehingga laba sebelum pajak melorot sebesar 50%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 41%.
Secara kuartalan pendapatan naik  sebesar 5%. Beban pokok meningkat sebesar 10% sehingga laba kotor turun sebesar 14%. Peningkatan pada beban usaha dan lainnya mampu menambah kemerosotan laba sehingga laba sebelum pajak melorot sebesar 46%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 33%.

Secara tahunan rasio GPM rontok menjadi  21,71% dari 23,78% dan secara kuartalan masih juga melorot menjadi 18,33% dari 22,28%.

Saldo aset tetap secara tahunan menipis sebesar 7%.

Perusahaan bebas dari hutang finansial. Saldo DER perusahaan cukup rendah di angka 23%.

GJTL - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan GJTL Q2 2014

PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) merengkuh penjualan tahunan sampai dengan Q2 2014 yang meningkat sebesar 4%. Di sisi lain, beban pokok penjualan meningkat sebesar 8% sehingga laba kotor harus tergerus sebesar 13%.  Naiknya beban usaha dan beban lainnya secara signifikan menyebabkan GJTL harus menderita kerugian sebelum pajak. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs  yang cukup signifikan. Bila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan akan nyaris nihil.

Secara kuartalan penjualan meningkat sebesar 5%. Di sisi lain, beban pokok penjualan meningkat sebesar 6% sehingga laba kotor harus tergerus sebesar 1%.  Naiknya beban usaha dan beban lainnya secara signifikan menyebabkan GJTL harus menderita kerugian sebelum pajak. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup signifikan dibandingkan dengan keuntungan selisih kurs pada kuartal sebelumnya. Bila kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan akan menjadi naik sebesar 58%.

Naik turunnya nilai tukar rupiah tampak berdampak besar terhadap laba perusahan secara kuartalan sehingga laba perusahaan menjadi naik turun.

Secara tahunan rasio GPM melorot menjadi 16,73% dari 19,87% dan secara kuartalan masih juga menurun menjadi 16,24% dari 17,26%.

Saldo aset tetap secara tahunan  meningkat sebesar 14%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang penjualan jangka panjang perusahaan.

Saldo hutang finansial secara tahunan meningkat sebesar 21%. Beban keuangan meningat sebesar 29%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Saldo DER perusahaan cukup tinggi di angka 163%.

MAIN - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan MAIN Q2 2014

PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) secara tahunan mencetak kinerja penjualan yang sangat baik sampai dengan Q2 2014 dengan kenaikan sebesar 22%. Namun, beban pokok penjualan naik lebih tinggi yaitu sebesar 27% sehingga laba kotor justru tergerus sebesar 2%. Tingginya beban usaha dan beban usaha lainnya yang naik sebesar 72% menyebabkan laba usaha melorot sebesar 38%. Perusahan menderita kerugian selisih kurs yang lumayan besar, sehingga jika kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan, maka  laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 27%.

Secara kuartalan perusahaan mencatat kenaikan penjualan  sebesar 12%. Beban pokok penjualan naik sebesar 10% sehingga laba kotor meningkat sebesar 27%. Tingginya beban usaha dan beban usaha lainnya yang naik sebesar 203% menyebabkan laba usaha melorot sebesar 40%. Perusahan menderita kerugian selisih kurs yang lumayan besar dibandingkan dengan keuntungan selisih kurs pada kuartal sebelumnya, sehingga jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan, maka  laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 32%.

Secara tahunan rasio GPM tergerus menjadi 14,10% dari 17,53% dan secara kuartalan tercapai kenaikan menjadi 13,57% dari 11,99%. Namun besaran GPM ini masih terhitung rendah.

Saldo aset tetap secara tahunan meningkat sebesar 47%. Peningkatan signifikan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo hutang finansial secara tahunan meningkat pesat sebesar 40%. Beban keuangan secara tahunan meningkat sebesar 12%. Rasio DER perusahaan sebenarnya cukup tinggi di angka 138%.

Pengeluaran kas untuk investasi terbilang cukup besar dan meningkat sebesar 91% secara tahunan.