Analisis Laporan Keuangan SMBR Q2 2014
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) secara tahunan sampai dengan Q2
2014
mencetak
kenaikan pendapatan sebesar 11%. Di sisi lain
beban pokok membengkak sebesar 32% sehingga laba kotor terpotong sebesar 16%. Beban usaha dan beban lainnya yang meningkat sebesar 12%
menyebabkan laba
usaha terperosok sebesar 25%. Untungnya, pendapatan keuangan (bunga) sangat besar dan mempengaruhi signifikan laba sehingga laba sebelum pajak
meningkat sebesar 6%. Laba bersih akhirnya meningkat sebesar 15%
karena turunnya beban pajak penghasilan sebesar 23%. Jika dilakukan
penyesuaian dengan mengeluarkan seluruh pendapatan keuangan, maka laba
bersih disesuaikan akan melorot sebesar 26%.
Secara
kuartalan perusahaan
mencetak penurunan penjualan yang besar yaitu sebesar 23%. Di sisi lain
beban pokok hanya melemah sebesar 10% sehingga laba kotor terperosok sebesar 54%. Beban usaha dan beban lainnya yang menurun sebesar 27%
menyebabkan laba
usaha terjungkal sebesar 71%. Pendapatan keuangan pada periode ini naik tipis sebesar 1% sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 41%. Laba bersih pada akhirnya turun sebesar 37%. Jika
dilakukan penyesuaian dengan mengeluarkan seluruh pendapatan keuangan, maka laba
bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
akan terpangkas sebesar 74%.
Secara tahunan rasio GPM melemah menjadi 32,71% dari 43,13%. Secara kuartalan rasio merosot menjadi 18,07% dari 30,25%.
Secara
tahunan saldo aset tetap meningkat sebesar 6%. Peningkatan ini diharapkan akan menopang
pendapatan jangka panjang perusahaan.
Perusahaan tidak mempunyai hutang finansial. Dengan posisi saldo kas yang sangat besar, perusahaan memperoleh pendapatan keuangan bersih yang meningkat sebesar 389%.
Secara
tahunan pengeluaran kas untuk investasi berkurang sebesar 23%. Jika
dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut
sebanding dengan 19%.
Penerimaan dana dari IPO pada tahun 2013 tampaknya belum banyak yang digunakan. Harga saham pada saat ini juga jauh daripada harga IPO yang sebesar Rp 560. Manajemen mestinya bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan pengembalian modal dari pemegang saham dengan melakukan pembangunan pabrik baru lebih cepat. Sisa saldo kas dan setara kas perusahaan per 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp 1,8 triliun. Penerimaan dari IPO sebelumnya mendekati Rp 1,3 triliun.