Minggu, 30 November 2014

SRTG - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan neto melesat sebesar 107%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 112% sehingga laba kotor melejit sebesar 77%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 26% sehingga laba usaha melesat sebesar 133%. Kombinasi dari bagian neto atas laba entitas asosiasi, penghasilan dividen, bunga dan investasi, pendapatan-beban keuangan dan pendapatan-beban lain yang secara neto menghasilkan pendapatan berbanding beban pada periode sebelumnya, sehingga laba sebelum pajak berlipat sebesar 799%.

Pada akhirnya laba bersih membesar sebesar 1.067% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 118%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melejit sangat signifikan.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang besar pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 70%. Jika disesuaikan (tanpa memperhatikan faktor pajak penghasilan dan juga bagian kepentingan non-pengendali), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 212%

Rasio GPM berkurang menjadi 10,80% dari 12,62%.

Laba perusahaan sebagian besar disumbangkan dari bagian neto atas laba entitas asosiasi. Pendapatan ini meningkat sebesar 89%.

Pendapatan usaha perusahaan sebagian besar disumbangkan oleh segmen kilang minyak yang tercatat mengalami peningkatan sebesar 116%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 1%. Aset keuangan naik sebesar 2%. Investasi pada entitas asosiasi meningkat sebesar 14%.

Hutang finansial bertambah sebesar 6%. Beban keuangan naik sebesar 3%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan neto naik sebesar 3%. Di sisi beban pokok, beban tidak banyak berubah sehingga laba kotor meningkat sebesar 28%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 9% sehingga laba usaha melesat sebesar 42%. Kombinasi dari bagian neto atas laba entitas asosiasi, penghasilan dividen, bunga dan investasi, pendapatan-beban keuangan dan pendapatan-beban lain yang secara neto menghasilkan pendapatan, tercatat naik sebesar 135%, sehingga laba sebelum pajak menebal sebesar 88%.

Pada akhirnya laba bersih membesar sebesar 98% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 24%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melejit sebesar 127%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang besar pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 58%. Jika disesuaikan (tanpa memperhatikan faktor pajak penghasilan dan juga bagian kepentingan non-pengendali), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 22%

Rasio GPM bertambah menjadi 12,27% dari 9,88%.

Laba perusahaan sebagian besar disumbangkan dari bagian neto atas laba entitas asosiasi. Pendapatan ini meningkat sebesar 60%.

INKP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan neto menurun sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 1% sehingga laba kotor naik sebesar 1%. Di sisi lain, beban usaha berkurang sebesar 7% sehingga laba usaha mengembang sebesar 16%. Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain secara neto menimbulkan beban berbanding pendapatan pada periode sebelumnya, sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 20%.

Pada akhirnya laba bersih menyusut sebesar 5% dengan manfaat pajak penghasilan yang bertambah signifikan. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkikis juga sebesar 5%.

Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs yang besar pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 51%. Jika disesuaikan (tanpa memperhatikan faktor pajak penghasilan), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 234%

Rasio GPM meningkat menjadi 16,59% dari 16,20%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 2%.

Hutang finansial berkurang sebesar 6%. Beban keuangan naik sebesar 2%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan neto meningkat sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 1% sehingga laba kotor mengembang sebesar 10%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 8% sehingga laba usaha menebal sebesar 13%. Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain yang secara neto menimbulkan beban tercatat menyusut sebesar 41% sehingga laba sebelum pajak melejit sebesar 39%.

Pada akhirnya laba bersih mengembang sebesar 34% dengan manfaat pajak penghasilan yang bertambah sebesar 5%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah juga sebesar 34%.

Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs yang besar pada periode ini dan mengalami kerugian selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan (tanpa memperhatikan faktor pajak penghasilan), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan merosot sebesar 85%

Rasio GPM meningkat menjadi 16,92% dari 15,77%.

WIIM - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan neto meningkat sebesar 11%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 1% sehingga laba kotor naik sebesar 4%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 26% sehingga laba usaha merosot sebesar 25%. Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain yang secara neto menimbulkan beban tercatat meningkat sebesar 21% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 27%.

Pada akhirnya laba bersih menyusut sebesar 25% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 33%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot juga sebesar 25%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terperosok sebesar 25%

Rasio GPM meningkat menjadi 29,29% dari 28,23%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 34%.

Hutang finansial bertambah sebesar 20%. Beban keuangan naik sebesar 81%. Beban keuangan mulai berpengaruh cukup besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan neto meningkat sebesar 19%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 12% sehingga laba kotor melejit sebesar 40%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 36% sehingga laba usaha melesat sebesar 49%. Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain yang secara neto menimbulkan beban tercatat meningkat sebesar 74% sehingga laba sebelum pajak menebal sebesar 47%.

Pada akhirnya laba bersih melesat sebesar 54% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 30%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah juga sebesar 54%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan membesar sebesar 64%

Rasio GPM meningkat menjadi 29,94% dari 25,48%.

DGIK - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan meningkat sebesar 43%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 44% sehingga laba kotor naik sebesar 43%. Laba proyek ventura bersama tumbuh sebesar 22% sehingga laba kotor setelah laba ventura bersama mengembang sebesar 42%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 22% sehingga laba usaha naik sebesar 66%. Kombinasi dari pendapatan-beban lan yang secara neto menghasilkan pendapatan, tercatat berkurang sebesar 84% sehingga laba sebelum pajak menebal sebesar 36%.

Pada akhirnya laba bersih menguat sebesar 31% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 44%.

Jika disesesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan membesar sebesar 26%.

Rasio GPM berkurang menjadi 11,89% dari 11,93%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 8%. Investasi pada entitas asosiasi tumbuh sebesar 3%.

Hutang finansial berkurang sebesar 14%.  Beban keuangan naik sebesar 30%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.


Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan menyusut sebesar 13%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 13% sehingga laba kotor terpangkas sebesar 16%. Laba proyek ventura bersama turun sebesar 71% sehingga laba kotor setelah laba ventura bersama berkurang sebesar 23%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 30% sehingga laba usaha terperosok sebesar 50%. Kombinasi dari pendapatan-beban lain-lain yang secara neto menimbulkan beban tipis berbanding pendapatan pada periode sebelumnya, menyebabkan laba sebelum pajak menyusut sebesar 54%.

Pada akhirnya laba bersih terpangkas sebesar 73% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 13%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kan merosot sebesar 73%.

Rasio GPM berkurang menjadi 11,19% dari 11,64%.

TOTL - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan menurun sebesar 4%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 1% sehingga laba kotor menyusut sebesar 17%. Laba proyek kerjasama operasi bertambah sebesar 146% sehingga laba kotor setelah proyek kerjasam operasi berkurang sebesar 15%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban pendanaan dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 4% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 20%.

Pada akhirnya laba bersih terperosok sebesar 26% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 4%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 16%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 13%.

Rasio GPM berkurang menjadi 16,27% dari 18,98%.

Saldo aset tetap berkurang sebesar 12%.

Hutang finansial berkurang sebesar 11%.  Secara neto perusahaan mencatat pendapatan keuangan.


Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan menurun sebesar 24%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 25% sehingga laba kotor menyusut sebesar 20%. Laba proyek kerjasama operasi bertambah sebesar 77% sehingga laba kotor setelah proyek kerjasam operasi berkurang sebesar 15%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban pendanaan dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 30% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 4%.

Pada akhirnya laba bersih naik sebesar 12% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 33%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 1%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tidak banyak berubah.

Rasio GPM bertambah menjadi 16,08% dari 15,30%.

TOTO - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan neto meningkat sebesar 19%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 23% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 10%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 12% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 10%. Beban keuangan meningkat sebesar 13% sehingga laba sebelum pajak menebal sebesar 10%.

Pada akhirnya laba bersih mengembang sebesar 14% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 2%.

Jika disesuaikan, laba bersih akan tumbuh sebesar 11%

Rasio GPM menyusut menjadi 27,50% dari 29,70%.

Pendapatan perusahaan terutama disumbangkan oleh segmen sanitary dan fittings yang masing-masing mencatat pertumbuhan sebesar 17% dan 22%. Hasil segmen sanitary sedikit lebih kecil daripada hasil fittings dengan penurunan sebesar 2% sedangkan segmen fittings naik sebesar 26%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 51%.

Hutang finansial menyusut sebesar 1%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh tidak besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan neto menyusut sebesar 11%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 14% sehingga laba kotor terkikis sebesar 2%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usahadan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 22% sehingga laba usaha mengembang sebesar 4%. Beban keuangan menyusut sebesar 4% sehingga laba sebelum pajak mengembang sebesar 4%.

Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 4% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 4%. 

Jika disesuaikan, laba bersih akan terkikis sebesar 2%

Rasio GPM meningkat menjadi 30,39% dari 27,85%.

Kamis, 27 November 2014

ACST - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Acset Indonusa Tbk (ACST) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan meningkat sebesar 47%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 45% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 52%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 15% sehingga laba usaha melejit sebesar 72%. Kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba-rugi bersih perusahaan asosiasi yang secara neto menimbulkan beban, tercatat bertambah sebesar 115% sehingga laba sebelum pajak mengembang sebesar 66%.

Pada akhirnya laba bersih menguat sebesar 72% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 48%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 73%.

Rasio GPM bertambah menjadi 20,08% dari 19,30%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 18%.

Hutang finansial melesat sebesar 179%.  Beban keuangan naik sebesar 112%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.


Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan menyusut sebesar 27%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 29% sehingga laba kotor turun sebesar 17%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 1% sehingga laba usaha menyusut sebesar 23%. Kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba-rugi bersih perusahaan asosiasi yang secara neto menimbulkan beban, tercatat bertambah sebesar 30% sehingga laba sebelum pajak merosot sebesar 36%.

Pada akhirnya laba bersih terbabat sebesar 39% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 27%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas sebesar 38%.

Rasio GPM bertambah menjadi 22,95% dari 20,17%.

BNGA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Q3 2014


Tahunan

Pendapatan bunga dan syariah meningkat sebesar 16%. Namun beban bunga meningkat jauh lebih besar yaitu sebesar 35% sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih hanya tumbuh sebesar 3%. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya menyusut sebesar 17%. Beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai bertambah sebesar 61%. Beban operasional lainnya naik sebesar 8%. Kombinasi dari pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba operasional harus terpangkas sebesar 22%. Di sisi lain muncul beban non-operasional berbanding pendapatan non-operasional sehingga laba sebelum pajak melorot sebesar 22%. 

Laba bersih kemudian tercatat turun  sebesar 23% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 19%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkurang sebesar 22%.

Rasio GPM menyusut menjadi 51,70% dari 58,24%.

Dari sisi neraca, kredit yang diberikan mengalami kenaikan sebesar 7%. Simpanan nasabah meningkat sebesar 2%.

Kuartalan

Pendapatan bunga dan syariah meningkat sebesar 4%. Dari sisi beban bunga, bunga meningkat sebesar 4% juga sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih naik sebesar 3%. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya menyusut sebesar 41%. Beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai melambung sebesar 158%. Beban operasional lainnya turun sebesar 4%. Kombinasi dari pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba operasional harus terbabat sebesar 56%. Di sisi lain muncul beban non-operasional berbanding pendapatan non-operasional sehingga laba sebelum pajak menurun sebesar 57%. 

Laba bersih kemudian tercatat terperosok  sebesar 60% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 48%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas juga sebesar 60%.

Rasio GPM melemah menjadi 50,53% dari 50,74%.

Dari sisi neraca, kredit yang diberikan mengalami kenaikan sebesar 1%. Simpanan nasabah bertambah sebesar 1%.

Rabu, 26 November 2014

NRCA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) Q3 2014



Tahunan (TTM)

Pendapatan meningkat sebesar 22%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 24% sehingga laba kotor tidak banyak berubah. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 126% sehingga laba usaha terperosok sebesar 19%. Kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba pengendalian bersama yang secara neto menghasilkan pendapatan, tercatat tumbuh sebesar 300% sehingga laba sebelum pajak mengembang sebesar 24%.

Pada akhirnya laba bersih menguat sebesar 28% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 14%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 28%.

Rasio GPM berkurang menjadi 8,03% dari 9,77%.

Laba perusahaan terutama disumbangkan oleh bagian laba pengendalian bersama entitas yang tercatat melesat sebesar 274%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 30%.

Hutang finansial bertambah sebesar 28%.  Beban keuangan sangat minim dan tidak berarti.


Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan menyusut sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 6% sehingga laba kotor terkikis sebesar 10%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 61% sehingga laba usaha terperosok sebesar 27%. Kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba pengendalian bersama yang secara neto menghasilkan pendapatan, tercatat berkurang sebesar 31% sehingga laba sebelum pajak menyusut sebesar 29%.

Pada akhirnya laba bersih terpangkas sebesar 36% dengan beban pajak penghasilan yang tidak banyak berubah. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot sebesar 36%.

Rasio GPM berkurang menjadi 9,11% dari 9,42%.

Laba perusahaan terutama disumbangkan oleh bagian laba pengendalian bersama entitas yang tercatat meleleh sebesar 31%.

NIPS - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Nipress Tbk (NIPS) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan neto meningkat sebesar 17%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 16% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 21%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs, dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 4% sehingga laba usaha melesat sebesar 45%. Beban keuangan meningkat sebesar 88% sehingga laba sebelum pajak menebal sebesar 22%.

Pada akhirnya laba bersih mengembang sebesar 16% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 42%.

Jika disesuaikan, laba bersih akan tumbuh sebesar 32%

Rasio GPM meningkat menjadi 17,39% dari 16,89%.

Pendapatan perusahaan terdiri dari tiga segmen utama, yaitu segmen accu mobil, accu industri dan accu motor. Segmen accu mobil yang menyumbang paling besar tercatat tumbuh sebesar 11%. Segmen accu industri naik sebesar 14% dan segmen accu motor meningkat sebesar 44%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 45%.

Hutang finansial meningkat sebesar 26%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan neto menyusut sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 2% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 3%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs, dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 25% sehingga laba usaha mengembang sebesar 21%. Beban keuangan meningkat sebesar 88% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 13%.

Pada akhirnya laba bersih terperosok sebesar 38% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 104%.  Rasio pajak penghasilan pada kuartal ini terlihat sangat tinggi (41%) berbanding periode sebelumnya (17%).

Jika disesuaikan, laba bersih akan tergerus sebesar 9%

Rasio GPM meningkat menjadi 16,64% dari 16,01%.

Selasa, 25 November 2014

AMAG - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan meningkat sebesar 26%. Di sisi beban, beban bertambah sebesar 24% sehingga laba sebelum pajak tumbuh sebesar 31%.

Laba bersih tumbuh sebesar 31% dengan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 25%.

Pendapatan premi neto tercatat tumbuh sebesar 25% dan beban klaim yang naik sebesar 20%. Hasil investasi mengembang sebesar 31%.

Saldo investasi berupa deposito naik sebesar 10%. Saldo efek-efek meningkat sebesar 1%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan meningkat sebesar 3%. Di sisi beban, beban berkurang sebesar 2% sehingga laba sebelum pajak tumbuh sebesar 22%.

Laba bersih tumbuh sebesar 23% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 3%.

Pendapatan premi neto tercatat tumbuh sebesar 2% dan beban klaim yang turun sebesar 5%. Hasil investasi mengembang sebesar 8%.

BISI - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT BISI International Tbk (BISI) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan neto meningkat sebesar 15%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 36% sehingga laba kotor terpangkas sebesar 10%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 7% sehingga laba usaha merosot sebesar 34%. Pendapatan keuangan meningkat sebesar 160% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 32%.

Pada akhirnya laba bersih menyusut sebesar 27% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 48%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot juga sebesar 27%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terperosok sebesar 28%

Rasio GPM menurun menjadi 34,90% dari 44,70%.

Pendapatan perusahaan sebagian besar disumbangkan oleh segmen pestisida, jagung dan segmen sayuran dan buah-buahan. Segmen pestisida mengalami kenaikan sebesar 42% sedangkan segmen jagung naik sebesar 1% dan segmen sayuran dan buah-buahan menyusut sebesar 7%.

Hasil segmen sebagian besar disumbangkan oleh segmen jagung yang tercatat menurun sebesar 1%. Segmen pestisida merosot hasilnya sebesar 20%. Segmen sayuran dan buah-buahan turun sebesar 22%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 4%.

Perusahaan tidak mempunyai hutang finansial. Secara neto perusahaan mencatat pendapatan keuangan.


Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan neto meningkat sebesar 66%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 42% sehingga laba kotor melejit sebesar 125%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 13% sehingga diperoleh laba usaha berbanding rugi usaha. Pendapatan keuangan meningkat sebesar 11% sehingga diperoleh laba sebelum pajak berbanding rugi sebelum pajak.

Pada akhirnya perusahaan meraih laba bersih berbanding rugi bersih.

Rasio GPM meningkat menjadi 38,98% dari 28,77%.

Senin, 24 November 2014

AISA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan meningkat sebesar 28%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 28% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 27%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 36% sehingga laba usaha naik sebesar 22%. Beban keuangan bertambah sebesar 24% sehingga laba sebelum pajak mengembang sebesar 21%.

Pada akhirnya laba bersih menguat sebesar 23% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 15%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 26%.

Rasio GPM berkurang menjadi 21,49% dari 21,66%.

Pendapatan perusahaan berasal dari tiga segmen utama, yaitu pengolahan beras, produksi makanan dan agribisnis. Segmen pengolahan beras tercatat meningkat sebesar 29% sedangkan segmen produksi makanan meningkat sebesar 27%. Segmen agribisnis melambung sebesar 183% namun porsinya masih kecil.

Hasil laba kotor dari segmen produksi makanan menyumbang yang paling besar dengan mencatat pertumbuhan sebesar 14%. Hasil segmen pengolahan beras meningkat sebesar 34%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 30%. Tanaman perkebunan tumbuh sebesar 42%.

Hutang finansial bertambah sebesar 56%. Beban keuangan meningkat sebesar 24%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.


Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan menurun sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 5% sehingga laba kotor tergerus sebesar 12%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 2% sehingga laba usaha terpangkas sebesar 20%. Beban keuangan bertambah sebesar 16% sehingga sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 33%.

Pada akhirnya laba bersih menipis sebesar 4% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 96%. Rasio pajak tampaknya terlalu kecil (hanya 2%) pada periode ini sedangkan pada periode sebelumnya terlihat cukup tinggi (31%). Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkikis sebesar 1% karena bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang berkurang sebesar 21%.

Rasio GPM menyusut menjadi 19,48% dari 20,76%.

TPMA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan meningkat sebesar 31%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 26% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 44%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 15% sehingga laba sebelum pajak melesat sebesar 70%.

Pada akhirnya laba bersih melejit sebesar 73% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 31%.

Jika disesuaikan, laba bersih akan meningkat sebesar 66%.

Rasio GPM menebal menjadi 30,25% dari 27,39%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 51%.

Hutang finansial bertambah sebesar 20%. Beban keuangan meningkat sebesar 46%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.


Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan menurun sebesar 15%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 13% sehingga laba kotor tergelincir sebesar 21%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 5% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 28%.

Pada akhirnya laba bersih menyusut sebesar 28% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 15%.

Jika disesuaikan, laba bersih akan menyusut sebesar 28%.

Rasio GPM menyusut menjadi 29,26% dari 31,39%.

WINS - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Pendapatan meningkat sebesar 3%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 1% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 11%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 2% sehingga laba usaha naik sebesar 15%. Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan beban, tercatat naik sebesar 14% sehingga laba sebelum pajak mengembang sebesar 15%.

Pada akhirnya laba bersih menguat sebesar 16% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 5%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 6% karena bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang bertambah sebesar 49%.

Rasio GPM menebal menjadi 33,30% dari 30,72%.

Pendapatan perusahaan sebagian  besar berasal dari segmen kapal milik sendiri yang mencatat pertumbuhan sebesar 15% sedangkan segmen kapal yang disewa mengalami penurunan sebesar 7%. Hasil segmen sebagian besar disumbangkan oleh segmen kapal milik sendiri yang mencatat pertumbuhan sebesar 16% sedangkan segmen kapal yang disewa mengalami kenaikan sebesar 33%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 33%.

Hutang finansial bertambah sebesar 36%. Beban keuangan menurun sebesar 1%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.


Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan meningkat sebesar 5%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 22% sehingga laba kotor tergelincir sebesar 22%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 25% sehingga laba usaha terpangkas sebesar 21%. Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan beban, tercatat turun sebesar 40% sehingga laba sebelum pajak mengecil sebesar 12%.

Pada akhirnya laba bersih mengkerut sebesar 14% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 4%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkikis sebesar 1% karena bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang berkurang sebesar 36%.

Rasio GPM menyusut menjadi 29,09% dari 39,17%.

Minggu, 23 November 2014

BBKP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) Q3 2014


Tahunan

Pendapatan bunga dan syariah meningkat sebesar 19%. Beban bunga meningkat sebesar 34% sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih tergerus sebesar 1%. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya meningkat sebesar 24%. Muncul beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai berbanding pendapatan penyisihan. Beban operasional lainnya naik sebesar 10%. Kombinasi dari pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba operasional harus terpangkas sebesar 12%. Di sisi lain pendapatan non-operasional meningkat sebesar 155% sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 10%. 

Laba bersih kemudian tercatat menyusut  sebesar 8% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 14%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkurang juga sebesar 8%.

Rasio GPM menyusut menjadi 35,91% dari 43,29%.

Dari sisi neraca, kredit yang diberikan mengalami kenaikan sebesar 2%. Simpanan nasabah meningkat sebesar 14%.

Kuartalan

Pendapatan bunga dan syariah meningkat sebesar 4%. Dari sisi beban bunga, bunga meningkat sebesar 10% sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih terpangkas sebesar 8%. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya meningkat sebesar 15%. Muncul beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai berbanding pendapatan penyisihan. Beban operasional lainnya naik sebesar 11%. Kombinasi dari pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba operasional harus terpangkas sebesar 44%. Di sisi lain pendapatan non-operasional berkurang sebesar 15% sehingga laba sebelum pajak menurun sebesar 42%. 

Laba bersih kemudian tercatat merosot  sebesar 41% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 44%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melorot juga sebesar 41%.

Rasio GPM melemah menjadi 31,13% dari 35,05%.

Dari sisi neraca, kredit yang diberikan mengalami penurunan sebesar 1%. Simpanan nasabah bertambah sebesar 5%.

NISP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Q3 2014


Tahunan

Pendapatan bunga meningkat sebesar 31%. Beban bunga meningkat sebesar 43% sehingga pendapatan bunga bersih tumbuh sebesar 21%. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya menurun sebesar 14%. Beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai tidak banyak berubah. Beban operasional lainnya naik sebesar 13%. Kombinasi dari pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba operasional menebal sebesar 15%. Di sisi lain muncul beban non-operasional berbanding pendapatan non-operasional sehingga laba sebelum pajak membesar sebesar 14%. 

Laba bersih kemudian tercatat menebal  sebesar 14% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 15%.

Rasio GPM menyusut menjadi 47,72% dari 51.98%.

Dari sisi neraca, kredit yang diberikan mengalami kenaikan sebesar 9%. Simpanan nasabah meningkat sebesar 26%.

Kuartalan

Pendapatan bunga meningkat sebesar 8%. Dari sisi beban bunga, bunga meningkat sebesar 9% sehingga pendapatan bunga bersih naik sebesar 8%. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya menyusut sebesar 51%. Beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai berkurang sebesar 58%. Beban operasional lainnya turun sebesar 3%. Kombinasi dari pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba operasional tumbuh sebesar 7%.

Laba bersih kemudian tercatat mengembang  sebesar 7% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 7%.

Rasio GPM melemah menjadi 47,38% dari 47,66%.

Dari sisi neraca, kredit yang diberikan mengalami kenaikan sebesar 2%. Simpanan nasabah bertambah sebesar 11%.

BNLI - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Bank Permata Tbk (BNLI) Q3 2014


Tahunan

Pendapatan bunga dan syariah meningkat sebesar 34%. Namun beban bunga meningkat jauh lebih besar yaitu sebesar 61% sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih hanya tumbuh sebesar 3%. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya meningkat sebesar 19%. Beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai bertambah sebesar 26%. Beban operasional lainnya naik sebesar 26%. Kombinasi dari pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba operasional harus terkikis sebesar 1%. Di sisi lain pendapatan non-operasional meningkat sebesar 15% sehingga laba sebelum pajak tidak banyak berubah. 

Laba bersih kemudian tercatat menebal  sebesar 3% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 7%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah juga sebesar 3%.

Rasio GPM menyusut besar menjadi 35,02% dari 45,70%.

Dari sisi neraca, kredit yang diberikan mengalami kenaikan sebesar 38%. Simpanan nasabah meningkat sebesar 20%.

Kuartalan

Pendapatan bunga dan syariah meningkat sebesar 3%. Dari sisi beban bunga, bunga meningkat sebesar 5% sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih naik tipis sebesar 1%. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya menyusut sebesar 8%. Beban penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai mengembang sebesar 4%. Beban operasional lainnya naik sebesar 1%. Kombinasi dari pendapatan dan beban-beban tersebut membuat laba operasional harus tergerus sebesar 8%. Di sisi lain pendapatan non-operasional bertambah sebesar 73% sehingga laba sebelum pajak menurun sebesar 4%. 

Laba bersih kemudian tercatat mengembang  sebesar 1% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 17%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah juga sebesar 1%.

Rasio GPM melemah menjadi 33,99% dari 34,83%.

Dari sisi neraca, kredit yang diberikan mengalami kenaikan sebesar 3%. Simpanan nasabah bertambah sebesar 7%.

Sabtu, 22 November 2014

EPMT - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan neto meningkat sebesar 13%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 13% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 14%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban keuangan dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 11% sehingga laba sebelum pajak mengembang sebesar 19%.

Pada akhirnya laba bersih menguat sebesar 20% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 16%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 20%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tumbuh sebesar 13%

Rasio GPM naik menjadi 11,39% dari 11,33%.

Pendapatan perusahaan disumbangkan dari dua segmen utama, yaitu segmen barang konsumsi dan segmen obat-obatan. Segmen barang konsumsi mencatat kenaikan sebesar 15% dan segmen obat-obatan tumbuh sebesar 12%. Hasil segmen obat-obatan memberikan porsi paling besar dan mencatat pertumbuhan hasil sebesar 16%. Segmen barang konsumsi mencatat kenaikan hasil sebesar 13%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 19%.

Hutang finansial berkurang sebesar 15%. Perusahaan masih mencatat pendapatan keuangan secara neto walaupun angkanya tidak signifikan.


Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan neto meningkat sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban tidak banyak berubah sehingga laba kotor tumbuh sebesar 3%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 2% sehingga laba sebelum pajak menebal sebesar 3%.

Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 2% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 6%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik juga sebesar 2%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tidak banyak berubah.

Rasio GPM menebal menjadi 11,52% dari 11,31%.