Rasio Gini atau koefisien Gini merupakan rasio yang sering
dipakai untuk menggambarkan tingkat ketidakmerataan distribusi penduduk. Dalam ekonomi
biasanya dipakai untuk menunjukkan tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan
dalam ekonomi, misalnya, dalam pengeluaran dan pendapatan. Semakin tinggi rasionya atau mendekati
angka 1 maka tingkat ketimpangan adalah semakin tinggi. Semakin rendah rasionya atau
mendekati angka 0 maka tingkat ketimpangan semakin rendah.
https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-koefisien-gini/8371/2 |
Biro Pusat Statistik mencatat rasio Gini pengeluaran
penduduk Indonesia pada bulan September 2017 adalah sebesar 0,391. Tingkat rasio
ini masih masuk golongan tingkat rendah namun mendekati tingkat sedang pada angka 0,4.
Sejatinya dalam sistem ekonomi dunia yang semakin kapitalis,
tingkat ketimpangan semakin melebar dari tahun ke tahun, tidak terkecuali dengan Indonesia meskipun pada beberapa tahun belakangan angkanya menunjukkan kecenderungan penurunan pelan.
Berbicara mengenai pasar saham kita juga dapat menemukan ketimpangan-ketimpangan. Seperti ketimpangan dalam kapitalisasi dan nilai perdagangan saham.
Berikut ini adalah perhitungan rasio Gini yang kami hitung
untuk menggambarkan tingkat ketimpangan kapitalisasi saham yang tercatat di
BEI.
(Data kapitalisasi per 31 Januari 2018 dengan mengeluarkan
saham yang disuspensi dan saham baru listing Januari 2018.)
Dari perhitungan di atas, dengan penggolongan tertentu yang kami buat sendiri, angka rasio Gini adalah 0,82 yang
masuk golongan tingkat ketimpangan tinggi. Tercatat hanya ada 12 emiten dengan kapitalisasi di atas Rp 100 triliun atau 2,2% dari 545
emiten, menguasai nilai kapitalisasi sebesar Rp 3.807 triliun atau sebesar 52,63%
dari seluruh nilai kapitalisasi yang kami hitung yang sebesar Rp 7.234 triliun.
Sama halnya dengan nilai perdagangan harian rata-rata saham di BEI. Tingkat
ketimpangan yang kami hitung selama Januari 2018 adalah sebesar 0,88.
(Data perdagangan bulan Januari 2018 dengan mengeluarkan saham yang disuspensi dan saham baru listing Januari 2018.)
Pasar saham sejatinya dapat menjadi alat untuk
mendistribusikan kue ekonomi. Investor saham publik dapat turut serta menikmati
perkembangan ekonomi Indonesia yang diwakili dengan kenaikan saham-saham yang
tercatat di BEI dan menikmati pembagian dividen, namun di sisi lain kenaikan harga-harga saham turut menjadi
penyumbang terbesar ketimpangan distribusi kekayaan karena harga saham-saham
yang banyak meningkat menjadi andil utama peningkatan kekayaan segelintir
konglomerat.
Program Yuk Nabung Saham dari BEI merupakan program
mulia yang bertujuan mengajak seluas-luasnya seluruh masyarakat Indonesia agar dapat
turut menikmati kelezatan kue ekonomi. Apakah Anda sudah menabung saham?
Sumber bacaan:
1. https://fahar26.wordpress.com/2012/01/14/menghitung-koefisien-gini-dengan-ms-excel/
2. https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1116
Tidak ada komentar:
Posting Komentar