Jumat, 28 Februari 2014

SIMP - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Salim Invomas Pratama Tbk (SIMP) mencapai kinerja tahun 2013 yang tidak begitu menggembirakan dibandingkan dengan tahun 2012. Namun terdapat perubahan signifikan pada kinerja yang dialami pada Q4 2013.

Penjualan pada tahun 2013 turun sebesar 4% menjadi Rp 13,280 triliun. Laba kotor turun 24% menjadi Rp 2,947 triliun. Laba usaha turun 28% menjadi Rp 1,771 triliun. Laba bersih turun 58% menjadi Rp 635 miliar. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang naik sebesar 277% menjadi Rp 176 miliar pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. 

Saham Paling Turun Bulan Februari 2014


Saham Paling Naik Bulan Februari 2014


Saham Paling Turun Mingguan (24/2/14 sd 28/2/14)


Saham Paling Naik Mingguan (24/2/14 sd 28/2/14)


LSIP - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mencapai kinerja tahun 2013 yang cukup buruk dibandingkan dengan tahun 2012. Namun perubahan drastis dialami pada Q4 2013.

Penjualan pada tahun 2013 turun sebesar 2% menjadi Rp 4,134 triliun. Laba kotor turun 25% menjadi Rp 1,253 triliun. Laba usaha turun 23% menjadi Rp 1,026 triliun. Laba bersih turun 27% menjadi Rp 768 miliar. Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs yang naik sebesar 576% menjadi Rp 192 miliar pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. 

SMCB - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mengukir kinerja yang kurang memuaskan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun pada Q4 2013 kinerjanya sangat menggembirakan.

Penjualan pada tahun 2013 naik sebesar 7% menjadi Rp 9,686 triliun. Laba kotor naik 2% menjadi Rp 3,355 triliun. Tingginya beban usaha dan rugi selisih kurs menyebabkan laba usaha turun sebesar 9% menjadi Rp 1,849 triliun. Tingginya beban bunga dan rugi selisih dari hutang finansial menyebabkan laba sebelum pajak turun 29% menjadi Rp 1,337 triliun. Laba bersih menjadi turun sebesar 30% di angka Rp 952 miliar.

PTBA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mengalami nasib yang kurang beruntung pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2013. Walaupun mencatat kenaikan volume penjualan, namun nilai penjualan menurun dan laba bersih ikut mengalami penurunan. Namun ada perbaikan yang signifikan pada kinerja Q4 2013.

Penjualan pada tahun 2013 turun sebesar 3% menjadi Rp 11,209 triliun. Laba kotor turun 32% menjadi Rp 3,464 triliun. Laba usaha turun 40% menjadi Rp 2,153 triliun. Laba sebelum pajak turun 37% menjadi Rp 2,461 triliun. Laba bersih turun 36% menjadi Rp 1,854 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 37% menjadi Rp 1,826 triliun. Perlu diperhatikan pula kalau PTBA pada tahun 2013 menikmati pendapatan lain-lain sebesar Rp 295 miliar dan pendapatan keuangan sebesar Rp 234 miliar. Dalam laporan keuangannya tidak terdapat perincian mengenai pendapatan lain-lain tersebut.

Kamis, 27 Februari 2014

ASII - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT Astra International Tbk (ASII) mengukir kinerja yang relatif stagnan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun kinerja pada Q4 2013 telah menunjukkan hasil yang sangat baik.

Pendapatan pada tahun 2013 naik sebesar 3% dibandingkan dengan tahun 2012 menjadi Rp 193,880 triliun. Namun laba kotor turun sebesar 2% menjadi Rp 35,311 triliun. Laba sebelum pajak turun sebesar 1% menjadi Rp 27,523 triliun. Laba bersih turun sebesar 2% menjadi Rp 22,297 triliun dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun tipis menjadi Rp 19,417 triliun dari Rp 19,421 triliun.

UNTR - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT United Tractors Tbk (UNTR) mencetak kinerja yang kurang menggembirakan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun, kinerja pada Q4 2013 telah meningkat cukup berarti dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan pada tahun 2013 terkikis sebesar 9% menjadi Rp 51,012 triliun. Laba kotor mengikuti turun sebesar 10% menjadi sebesar Rp 9,517 triliun. Laba sebelum pajak turun sebesar 12% menjadi Rp 6,587 triliun. Laba bersih turun sebesar 17% menjadi Rp 4,798 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 16% menjadi Rp 4,834 triliun.

AALI - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Astra Agro Lestarik Tbk (AALI) mencetak kinerja laba bersih yang kurang baik pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 disebabkan oleh basis harga CPO yang rendah dan produksi tandan buah segar yang turun. Namun kinerja pada Q4 2013 telah berubah drastis disebabkan oleh naiknya basis harga CPO dan disertai dengan puncak produksi kuartalan.

Pendapatan pada tahun 2013 naik sebesar 10% menjadi Rp 12,675 triliun. Namun laba kotor turun sebesar 6% menjadi Rp 4,082 triliun. Laba sebelum pajak turun sebesar 26% menjadi Rp 2,605 triliun. Laba bersih turun sebesar 24% menjadi Rp 1,903 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikn kepada pemilik entitas induk turun 25% menjadi Rp 1,801 triliun.

INCO - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada tahun 2013 mencetak kinerja yang sangat lesu. Pendapatan tercatat  turun 5% menjadi US$ 921,638 juta pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Laba kotor turun 16% menjadi US$ 139,894 juta. Laba usaha turun 34% menjadi US$ 70,137 juta. Laba sebelum pajak turun 39% menjadi US$ 55,459 juta. Laba bersih turun 43% menjadi US$ 38,652 juta.

Perusahaan menderita selisih kurs sebesar US$ 22,505 juta pada tahun 2013 dibandingkan dengan keuntungn pada tahun 2012 sebesar US$ 6,353 juta. Jika kerugian selisih kurs ini dikeluarkan maka laba bersih INCO turun sebesar 11% menjadi US$ 55,531 juta.

WIKA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencapai kinerja yang cemerlang pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.

Pendapatan tumbuh sebesar 20% menjadi Rp 11,885 triliun Laba kotor naik 38% menjadi Rp 1,322 triliun. Laba usaha meningkat 40% menjadi Rp 1,216 triliun. Laba sebelum pajak bertambah sebesar 22% menjadi Rp 1,017 triliun. Laba bersih berkembang 19% menjadi Rp 624 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk membesar sebesar 20% menjadi Rp 570 miliar.

Rabu, 26 Februari 2014

MLPL - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT Multipolar Tbk (MLPL) melaporkan laba bersih yang naik signifikan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun laba bersih tersebut lebih dikarenakan sumbangan dari pendapatan lain-lain. Jika pendapatan lain-lain tersebut dikeluarkan, MLPL sebenarnya menderita kerugian.

Penjualan tercatat naik sebesar 16% pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 menjadi Rp 14,672 triliun. Laba kotor meningkat 18% menjadi Rp 2,651 triliun. Laba usaha meningkat sebesar 597% menjadi Rp 1,766 triliun. Laba bersih meningkat sebesar 888% menjadi Rp 1,646 triliun.

AUTO - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013




PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencetak hasil yang kurang memuaskan untuk laba bersih pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun pada Q4 2013 menghasilkan kenaikan laba bersih yang signifikan dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan pada tahun 2013 mencetak kenaikan sebesar 29% menjadi Rp 10,702 triliun. Laba kotor meningkat sebesar 26% menjadi Rp 1,712 triliun. Namun kenaikan beban usaha menggerus laba sehingga laba sebelum pajak hanya naik tipis menjadi Rp 1,269 triliun. Laba bersih akhirnya turun sebesar 7%  menjadi Rp 1,058 triliun karena naiknya beban pajak penghasilan sebesar 65%. 

MPPA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menorehkan kinerja tahun 2013 yang lebih baik dibandingkan dengan tahun 2012. Namun besarnya laba bersih yang diperoleh pada tahun 2013 maupun tahun 2012 lebih banyak disumbangkan dari pendapatan lain-lain terutama pendapatan dari pengalihan dan pengembalian sewa. Pada tahun 2013 pendapatan ini berjumlah Rp 197 miliar dan pada tahun 2012 berjumlah Rp 407 miliar.

Selasa, 25 Februari 2014

ASGR - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

PT Astra Graphia Tbk (ASGR) mengukir kinerja tahun 2013 yang baik dibandingkan dengan tahun 2012.

Pendapatan mencatatkan perkembangan sebesar 10% menjadi Rp 2,261 triliun. Laba kotor naik sebesar 14% menjadi Rp 656 miliar. Laba sebelum pajak naik 23% menjadi Rp 278 miliar dan laba bersih naik sebesar 22% menjadi Rp 209 miliar.

Senin, 24 Februari 2014

TBIG - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) adalah perusahaan penyedia jasa infrastruktur telekomunikasi dan sekaligus bergerak di bidang investasi properti. Kinerja laba selain tergantung dengan pendapatan dari jasa telekomunikasi juga tergantung kepada kenaikan harga dari investasi propertinya yang dinilai secara berkala.

Pada tahun 2013, sumbangan dari laba kenaikan nilai wajar properti investasinya naik 202% menjadi Rp 781 miliar. Total laba bersih tahun 2013 adalah Rp 1,352 triliun sehingga porsi kenaikan nilai wajar properti tersebut adalah 58%. Angka yang sangat besar tentunya dibandingkan dengan tahun 2012 yang mengambil porsi 28%.

HERO - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


 PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencetak kinerja tahun 2013 yang cukup baik dibandingkan dengan tahun 2012. Adanya peningkatan laba bersih yang signifikan terutama disumbangkan oleh laba dari penjualan tanah dan bangunan yang sebelumnya digunakan sebagai kantor pusat dengan keuntungan sebesar Rp 363 miliar.

SMGR - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mencatat kinerja penjualan selama tahun 2013 yang cukup memuaskan, Penjualan tercatat naik sebesar 25% menjadi Rp 24,501 triliun. Laba kotor naik sebesar 18% menjadi Rp 10,944 triliun. Laba sebelum pajak naik 10% menjadi Rp 6,920 triliun. Laba bersih tercatat naik sebesar 9% menjadi Rp 5,354 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan untuk pemilik entitas induk naik sebesar 11% menjadi Rp 5,370 triliun.

Jumat, 21 Februari 2014

Saham Paling Turun Mingguan (17/2/14 sd 21/2/14)


Saham Paling Naik Mingguan (17/2/14 sd 21/2/14)


DKFT - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



Nasib PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) pada tahun 2014 sedang berada di ujung tanduk berhubung sejak bulan Januari sudah tidak bisa melakukan kegiatan ekspor produk bijih nikelnya lagi. Sehingga kegiatan produksi bijih nikel dihentikan.


Namun perusahaan telah mengakuisisi sebuah perubahaan tambang bijih besi yang berlokasi di Singkep Barat, Kab. Lingga, Riau Kepulauan. Diharapkan pada tahun ini akan ada penjualan konsentrat besi sehingga dapat menopang kinerja.

NISP - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mencatat kinerja yang sangat baik pada tahun 2013.

Pendapatan bunga kotor pada tahun 2013 tercatat naik sebesar 25% menjadi Rp 6,149 triliun. Pendapatan bunga bersih naik sebesar 22% menjadi 3,139 triliun. Pendapatan operasional lainnya meningkat sebesar 5% menjadi Rp 879 miliar. Laba operasional naik 27% menjadi Rp 1,544 triliun dan laba bersih naik 25% menjadi Rp 1,143 triliun.

Kamis, 20 Februari 2014

WOMF - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) mencapai kinerja profitabilitas yang sangat baik pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.

Walaupun pendapatan turun tipis sebesar 1% menjadi Rp 1,586 triliun, laba bersih dapat meningkat menjadi Rp 66 miliar dari Rp 8 miliar pada tahun 2012. Namun laba pada tahun 2013 sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh lebih besarnya pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tahun 2012.

SMBR - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) mengukir kinerja yang tidak begitu memuaskan pada tahun 2013 dibandingkan denga tahun 2012.

Penjualan pada tahun 2013 biarpun mampu naik sebesar 6% menjadi Rp 1,169 triliun, namun laba kotor malah turun sebesar 6% menjadi Rp 462 miliar. Laba usaha juga turun sebesar 10% menjadi Rp 329 miliar. Namun laba bersih masih bisa tumbuh 5% menjadi Rp 312 miliar. Naiknya laba bersih ini banyak disebabkan oleh naiknya pendapatan bunga yang mana tumbuh sebesar 152% menjadi Rp 71 miliar.

ITMG - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengukir kinerja yang suram pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.


Penjualan mengalami penurunan sebesar 11% menjadi US$ 2,179 miliar. Laba kotor turun 31% menjadi US$ 509,194 juta. Laba bersih turun 47% menjadi US$ 230,484 juta.

Secara kuartalan, penjualan naik tipis sebesar 1% menjadi US$ 546,194 juta. Namun laba kotor turun 11% menjadi US$ 126,370 juta dan laba bersih turun 24% menjadi US$ 46,151 juta.

JSMR - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mencapai kinerja yang tidak memuaskan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.

Biarpun pendapatan berhasil naik sebesar 13% menjadi Rp 10,295 triliun, namun laba usaha turun sebesar 10% menjadi Rp 2,663 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 17% menjadi Rp 1,336 triliun.

LPPF - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengukir kinerja tahun 2013 yang impresif. Pendapatan tercatat naik 20% menjadi Rp 6,754 triliun. Laba kotor meningkat 18% menjadi Rp 4,363 triliun. Laba usaha meningkat 15% menjadi Rp 1,815 triliun. Namun laba bersih meningkat signifikan sebesar 49% menjadi Rp 1,150 triliun.


Rabu, 19 Februari 2014

EXCL - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

 
PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencapai kinerja yang buruk pada tahun 2013 dibandingkan dengan dengan tahun 2012.

Pendapatan hanya tercatat naik 1% menjadi Rp 21,265 triliun. Laba bersih turun 63% menjadi Rp 1,033 triliun. Turunnya laba bersih ini turut disumbangkan oleh kerugian selisih kurs yang diderita dengan nilai tercatat sebesar Rp 1,037 triliun dibandingkan dengan Rp 299 miliar pada tahun 2012.

Apabila kerugian selisih kurs dan beban lain-lain dikeluarkan dari perhitungan dengan turut memperhitungkan faktor pajak penghasilan sebesar 25%, maka laba bersih yang disesuaikan juga menurun sebesar 32% menjadi Rp 2,067 triliun.

BNII - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) mencatat kinerja yang sangat baik pada tahun 2013.Secara kuartalan, kinerja laba bersih pada Q4 2013 juga membaik dibandingkan dengan Q3 2013 namun laba operasionalnya menurun.

Pendapatan bunga kotor pada tahun 2013 tercatat naik sebesar 18% menjadi Rp 11,200 triliun. Pendapatan bunga bersih naik sebesar 9% menjadi 5,801 triliun. Pendapatan operasional lainnya meningkat sebesar 9% menjadi Rp 2,278 triliun. Laba operasional naik 37% menjadi Rp 2,291 triliun dan laba bersih naik 30% menjadi Rp 1,570 triliun.

BBNI - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


Seperti BBRI dan BMRI, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatat kinerja yang juga sangat baik pada tahun 2013.Secara kuartalan, kinerja pada Q4 2013 juga membaik dibandingkan dengan Q3 2013.

Pendapatan bunga kotor dan syariah pada tahun 2013 tercatat naik sebesar 16% menjadi Rp 26,451 triliun. Pendapatan bunga bersih dan syariah naik sebesar 23% menjadi 19,058 triliun. Pendapatan operasional lainnya meningkat sebesar 12% menjadi Rp 9,441 triliun. Laba operasional naik 30% menjadi Rp 11,219 triliun dan laba bersih naik 29% menjadi Rp 9,054 triliun.

Selasa, 18 Februari 2014

BNGA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencetak kinerja tahun 2013 yang tidak menggigit dibandingkan dengan tahun 2012. Secara kuartalan, kinerja perolehan laba bersihnya juga stagnan pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013.


BTPN - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencetak kinerja tahun 2013 yang cukup baik dibandingkan dengan tahun 2012. Namun secara kuartalan, kinerja perolehan labanya menurun pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013.

Senin, 17 Februari 2014

TINS - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT Timah (Persero) Tbk (TINS) mencetak kinerja keuangan yang lumayan baik pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.

Biarpun penjualan tercatat turun, namun naiknya rasio GPM mampu meningkatkan jumlah perolehan laba.

Penjualan tercatat turun sebesar 21% menjadi Rp 5,852 triliun. Namun laba kotor naik sebesar 13% menjadi Rp 1,444 triliun dan laba bersih naik 19% menjadi Rp 515,102 triliun.

PTPP - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencetak kinerja keuangan yang gemilang pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.

Pendapatan tercatat naik luar biasa sebesar 46% menjadi Rp 11,656 triliun. Laba kotor meningkat sebesar 49% menjadi Rp 1,273 triliun. Namun sayangnya laba bersih bertambah hanya sebesar 36% menjadi Rp 420,72 miliar.

Laba bersih yang naik lebih kecil daripada laba kotor disebabkan  di antaranya oleh besarnya beban bunga/beban keuangan yang harus ditanggung pada tahun 2013. Beban bunga tercatat naik sebesar 25% menjadi Rp 267,192 miliar. Selain itu, bagian laba ventura bersama juga turun signifikan sebesar 34% menjadi Rp 94,242 miliar.

Pada Q4 2013, beban keuangan juga tercatat meningkat dibandingkan dengan Q3 2013. Beban keuangan menjadi Rp 132,321 miliar dari Rp 85,220 miliar. Peningkatan pada arus kas masuk aktivitas operasi pada Q4 2013 diharapkan sebagian dapat digunakan untuk membayar hutang finansial pada kuartal-kuartal selanjutnya supaya beban bunga bisa ditekan.

Rasio DER mengalami kenaikan dari semula 4,16 menjadi 5,26 pada tahun 2013. Rasio beban keuangan dibandingkan dengan laba bersih membaik sedikit dari semula 0,69 menjadi hanya 0,64.

Rasio ROE mengalami kenaikan menjadi 21% dari 19%.

Rasio GPM tercatat mengalami kenaikan tipis dari 10,92% menjadi 10,68%. Namun rasio NPM mengalami penurunan  dari 3,87% menjadi 3,61%.

Pada harga terakhir (17/2/14) sebesar Rp 1.450, emiten ini diperdagangkan dengan rasio PER sebesar  16,69 dari EPS tahun 2013 dan rasio PBV sebesar 3,54 dari nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.


Analisis atas laporan keuangan Q3 2013 sebelumnya dapat dibaca di sini.

Jumat, 14 Februari 2014

Saham Paling Turun Mingguan (10/2/14 sd 14/2/14)


Saham Paling Naik Mingguan (10/2/14 sd 14/2/14)


WSKT - Analisis Laporan Keuangan Q4 3013



PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencetak kinerja keuangan yang gemilang pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.

Pendapatan tercatat naik 10% menjadi Rp 9,687 triliun. Laba kotor meningkat sebesar 24% menjadi Rp 910,696 miliar. Laba bersih bertambah sebesar 45% menjadi Rp 367,970 miliar. Laba bersih sebagiannya disumbangkan dari keuntungan selisih sebesar Rp 20,508 miliar.

Menariknya, beban keuangan berhasil ditekan turun menjadi Rp 96,851 miliar dari Rp 169,586 miliar.

Rasio DER mengalami penurunan dari semula 3,17 menjadi 2,69 pada tahun 2013. Rasio beban keuangan dibandingkan dengan laba bersih juga membaik dari semula 0,67 menjadi hanya 0,26.

Rasio GPM tercatat mengalami kenaikan dari 8,31% menjadi 9,40%. Begitu juga dengan rasio NPM mengalami kenaikan dari 2,88% menjadi 3,80%.

Pada harga terakhir (14/2/14) sebesar Rp 625, emiten ini diperdagangkan dengan rasio PER sebesar  16,36 dari EPS tahun 2013 dan rasio PBV sebesar 2,53 dari nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.


Analisis atas laporan keuangan Q3 2013 sebelumnya dapat dibaca di sini.


Kamis, 13 Februari 2014

GIAA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013



PT Garuda Indonesia  (Persero) Tbk (GIAA) mengukir kinerja keuangan yang mengecewakan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.

Walaupun berhasil mencetak kenaikan pendapatan sebesar 7% pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 menjadi sebesar US$ 3.716.076.586 namun laba usaha turun sebesar 66% menjadi US$ 56.448.275. Laba bersih turun sebesar 90% menjadi hanya US$ 11.200.380.

ADMF - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mencapai kinerja keuangan yang cemerlang pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.

Pendapatan tercatat meningkat sebesar 19% menjadi Rp 8,065 triliun. Laba sebelum pajak penghasilan dan laba bersih masing-masing meningkat sebesar 20% menjadi Rp 2,282 triliun dan Rp 1,707 triliun.

BDMN - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatat kinerja profitabilitas yang hanya naik sedikit pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Pendapatan bunga dan underwriting tercatat naik sebesar 7% menjadi Rp 21,389 triliun dan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk cuma naik sebesar 1% menjadi Rp 4,159 triliun.

Secara kuartalan, pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 emiten ini mencatat kenaikan pendapatan bunga dan underwriting sebesar 5% menjadi Rp 5,707 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 1% menjadi Rp 1,068 triliun.

Rabu, 12 Februari 2014

BBTN - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencetak kinerja yang baik selama tahun 2013.

Pendapatan bunga dan bagi hasil syariah mengalami kenaikan sebesar 22% menjadi Rp 10,783 triliun. Laba operasional meningkat sebesar 14% menjadi Rp 2,136 triliun. Laba bersih  naik sebesar 15% menjadi Rp 1,562 triliun.

ADHI - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) melaporkan kinerja yang sangat bagus pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Penjualan tercatat meningkat sebesar 28% menjadi Rp 9,799 triliun. Laba kotor meningkat 25% menjadi Rp 1,193 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik signifikan sebesar 92% menjadi Rp 405,977 miliar. Namun perlu diperhatikan bahwa selama tahun 2013 emiten ini menikmati keuntungan selisih kurs sebesar Rp 110,166 miliar.

Rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar meningkat sedikit menjadi 1,39 dari 1,24. Rasio DER juga mencatat perbaikan sedikit menjadi 5,28 dari 5,67.

Selasa, 11 Februari 2014

BMRI - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencetak kinerja yang sangat baik selama tahun 2013.

Pendapatan bunga, syariah dan premi tercatat naik sebesar 18% menjadi Rp 56,655 triliun. Laba operasional meningkat sebesar 20% menjadi Rp 23,552 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 17% menjadi Rp 18,204 triliun.

Secara kuartalan, kinerja Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 juga tercatat naik sangat bagus. Pendapatan tercatat naik sebesar 11% menjadi Rp 15,827 triliun. Laba operasional meningkat sebesar 20% menjadi Rp 6,979 triliun dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 20% menjadi Rp 5,4 triliun.