Jumat, 28 Februari 2014

SMCB - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mengukir kinerja yang kurang memuaskan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun pada Q4 2013 kinerjanya sangat menggembirakan.

Penjualan pada tahun 2013 naik sebesar 7% menjadi Rp 9,686 triliun. Laba kotor naik 2% menjadi Rp 3,355 triliun. Tingginya beban usaha dan rugi selisih kurs menyebabkan laba usaha turun sebesar 9% menjadi Rp 1,849 triliun. Tingginya beban bunga dan rugi selisih dari hutang finansial menyebabkan laba sebelum pajak turun 29% menjadi Rp 1,337 triliun. Laba bersih menjadi turun sebesar 30% di angka Rp 952 miliar.

SMCB menderita kerugian selisih kurs dengan total sejumlah Rp 507 miliar pada tahun 2013 dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 67 miliar pada tahun 2012. Apabila kerugian ini dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 5% menjadi Rp 1,333 triliun.

Secara kuartalan, penjualan mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 18% menjadi Rp 2,813 triliun. Laba kotor meningkat pesat sebesar 55% menjadi Rp 1,085 triliun. Namun laba usaha turun sebesar 8% menjadi Rp 510 miliar. Laba sebelum pajak dapat naik signikan sebesar 185% karena kerugian kurs yang lebih kecil menjadi Rp 161 miliar. Laba bersih naik 167% menjadi Rp 353 miliar.

SMCB menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 161 miliar pada Q4 2013 yang turun 46% dibandingkan dengan Q3 2013. Jika kerugian ini dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 33% menjadi Rp 474 miliar.

Rasio GPM pada tahun 2013 agak turun menjadi 34,64% dari 36,46% pada tahun 2012. Pada Q4 2013 rasio GPM naik signifikan menjadi sebesar 38,55% dari 29,30% pada Q3 2013.

Rasio NPM pada tahun 2013 agak turun menjadi 13,76% dari 15,55% pada tahun 2012. Pada Q4 2013 rasio NPM naik menjadi sebesar 16,85% dari 14,86% pada Q3 2013.

Rasio ROE mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 15% dari 17% pada tahun 2012.

Rasio DER meningkat pada tahun 2013 menjadi 70% dari 45% pada tahun 2012. Naiknya hutang finansial turut menyumbang pada kenaikan rasio DER. Beban bunga kemudian naik sebesar 80% menjadi Rp 189 miliar. Hutang finansial membengkak sebesar 116% menjadi Rp 3,719 dibandingkan dengan tahun 2012.

Pengeluaran kas untuk aktivitas investasi pada tahun 2013 meningkat pesat sebesar 58% menjadi Rp 3,077 triliun. Aset tetap akhirnya naik 29% menjadi Rp 12,367 triliun. Rasio pengeluaran kas tersebut dibandingkan dengan aset tidak lancar adalah sebesar 24% dibandingkan dengan 19% pada tahun 2012.

Pada harga terakhir sebesar Rp 2.395 (27/2/14), SMCB dihargai dengan rasio PER sebesar 13,77 berdasarkan EPS tahun 2013 yang telah disesuaikan dan PBV-nya 2,09 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar