Kamis, 20 Februari 2014

SMBR - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) mengukir kinerja yang tidak begitu memuaskan pada tahun 2013 dibandingkan denga tahun 2012.

Penjualan pada tahun 2013 biarpun mampu naik sebesar 6% menjadi Rp 1,169 triliun, namun laba kotor malah turun sebesar 6% menjadi Rp 462 miliar. Laba usaha juga turun sebesar 10% menjadi Rp 329 miliar. Namun laba bersih masih bisa tumbuh 5% menjadi Rp 312 miliar. Naiknya laba bersih ini banyak disebabkan oleh naiknya pendapatan bunga yang mana tumbuh sebesar 152% menjadi Rp 71 miliar.


Secara kuartalan, kinerja profitabilitas sudah jauh membaik. Pada Q4 2013 penjualan tumbuh 29% menjadi Rp 374 miliar. Laba kotor tumbuh seiring sebesar 27% menjadi Rp 144 miliar. Laba usaha tumbuh 36% menjadi Rp 137 miliar. Laba bersih tumbuh 37% menjadi Rp 110 miliar.

Pada Q4 2013 pendapatan bunga juga tumbuh yaitu sebesar 33% menjadi Rp 33 miliar.

Rasio GPM pada tahun 2013 terkikis menjadi 39,55% dari 44,62% pada tahun 2012. Pada Q4 2013 rasio GPM berhasil dijaga pada level 38,41% dibandingkan dengan 38,80% pada Q3 2013.

Rasio NPM pada tahun 2013 menurun tipis menjadi sebesar 26,71% dari 27,19% pada tahun 2012. Pada Q4 2013, rasio NPM naik menjadi 29,37% dari 27,61%.

Emiten ini hampir tidak mempunyai hutang sehingga rasio DER-nya sangat rendah di angka 0,10 pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2012 rasio DER adalah 0,26.

Pada tahun 2013, emiten ini melakukan IPO dengan nilai penerimaan kas sebesar Rp 1,286 triliun yang menyebabkan kenaikan pada saldo kas dan aset lancar.

Besarnya nilai ekuitas yang disebabkan oleh penerimaan dari IPO tersebut menyebabkan rasio ROE menurun pada tahun 2013 menjadi 13% dibandingkan dengan 31% pada tahun 2012.

Perlu juga dicermati sumbangan dari pendapatan bunga yang lumayan tinggi karena besarnya sisa kas yang berasal dari IPO tersebut. Rasio pendapatan bunga tercatat sebesar 0,23 dari laba bersih pada tahun 2013 dan 0,09 pada tahun 2012. Pada Q4 2013 jumlahnya adalah 0,30.

Ekspansi pada tahun 2013 terlihat kurang begitu besar padahal tersedia dana yang cukup besar. Pengeluaran kas untuk investasi tercatat turun sebesar 36% menjadi Rp 139 miliar.

Pada harga terakhir sebesar Rp 358, emiten ini diperdagangkan dengan rasio PER sebesar 11,28 berdasarkan EPS tahun 2013 dan rasio PBV adalah sebesar 1,43 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar