Jumat, 28 Februari 2014

SIMP - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Salim Invomas Pratama Tbk (SIMP) mencapai kinerja tahun 2013 yang tidak begitu menggembirakan dibandingkan dengan tahun 2012. Namun terdapat perubahan signifikan pada kinerja yang dialami pada Q4 2013.

Penjualan pada tahun 2013 turun sebesar 4% menjadi Rp 13,280 triliun. Laba kotor turun 24% menjadi Rp 2,947 triliun. Laba usaha turun 28% menjadi Rp 1,771 triliun. Laba bersih turun 58% menjadi Rp 635 miliar. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang naik sebesar 277% menjadi Rp 176 miliar pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. 

Apabila kerugian selisih kurs ini dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 47% menjadi Rp 633 miliar.

Secara kuartalan, penjualan mengalami kenaikan sebesar 22% menjadi Rp 3,749 triliun. Laba kotor  meningkat signifikan sebesar 50% menjadi Rp 1,148 triliun. Laba usaha naik sebesar 65% menjadi Rp 854 miliar. Laba bersih naik sebesar 402% menjadi Rp 451 miliar. Kerugian selisih kurs pada Q4 2013 naik sebesar 19% menjadi Rp 91 miliar dibandingkan dengan Q3 2013.

Apabila kerugian selisih kurs tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada Q4 2013 naik sebesar 291% menjadi Rp 406 miliar dibandingkan dengan Q3 2013.

Rasio GPM pada tahun 2013 turun menjadi 22,19% dari 28,132% pada tahun 2012. Sedangkan pada Q4 2013 rasio GPM mengalami kenaikan menjadi 30,62% dari 24,88% pada Q3 2013.

Rasio NPM pada tahun 2013 turun menjadi 4,77% dari 8,55% pada tahun 2012. Sedangkan pada Q4 2013 naik menjadi 10,84% dari  3,38% pada Q3 2013..

Tingginya perolehan laba kotor pada Q4 2013 disebabkan oleh kombinasi kenaikan volume  penjualan serta kenaikan harga penjualan. Produksi TBS selama Q4 2013 tercatat naik sebesar 10% menjadi 852.000 ton dan produksi CPO naik sebesar 17% menjadi 245.000 ton.

Selama setahun, produksi TBS turun sebesar 3% menjadi 2.895.000 ton dan produksi CPO turun sebesar 8% menjadi 810.000 ton.

Rasio ROE dengan laba yang disesuaikan pada tahun 2013 turun menjadi 5% dibandingkan dengan 9% pada tahun 2012.

Rasio DER pada  di tahun 2013 berada pada angka 74% dibandingkan dengan 65% pada tahun 2012.

SIMP cukup besar melakukan pengeluaran kas untuk investasi. Tercatat jumlahnya naik sebesar 20% menjadi Rp 3,978 triliun. Pengeluaran untuk investasi tersebut turut menyumbang pada kenaikan tanaman belum menghasilkan yang naik sebesar 43% menjadi Rp 2,848 triliun dan aset tetap naik sebesar 17% menjadi Rp 9,074 triliun. 

Nampaknya jumlah produksi CPO dan karet tidak akan banyak berubah pada satu atau beberapa tahun mendatang mengingat stagnannya luasan tanaman menghasilkan sawit yang pada tahun 2013 mempunyai luas sebesar 177.099 ha dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 176.105 ha. Untuk luas tanaman menghasilkan karet turun tipis dari 21.802 ha menjadi 21.759. Nilai tanaman menghasilkan pada tahun 2013 turun sebesar 4% menjadi Rp 4,743 triliun.

SIMP mencatat beban keuangan yang cukup besar. Pada tahun 2013 beban keuangan naik sebesar 277% menjadi Rp 176 miliar. Hutang finansial tercatat naik sebesar 16% menjadi Rp 7,886 triliun.

Pada harga terakhir sebesar Rp 815 (28/2/14), SIMP dihargai dengan rasio PER sebesar 20,36 berdasarkan EPS tahun 2013 yang telah disesuaikan dan rasio PBV sebesar 0,94 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar