Beban bunga (keuangan) tercatat naik di angka 29% menjadi Rp 134,871 miliar. Jika melihat ke rasio beban bunga terhadap laba bersih, maka rasio PTPP selama 9M 2013 tercatat lumayan tinggi yaitu 0,62 biarpun masih lebih baik daripada 9M 2012 yang berasio 0,99. Ini berarti beban bunga bagi PTPP adalah hal yang cukup krusial berpengaruh terhadap kinerja laba.
Pada sisi likuiditas, rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar tercatat 1,44 dibandingkan dengan 1,36 sehingga ada kenaikan tipis.
Rasio DER PTPP tercatat sebesar 5,37 dibandingkan dengan sebelumnya 4,16 sehingga ada kenaikan besar. Rasio ini adalah sangat tinggi, namun tidak perlu terlalu dikuatirkan mengingat rasio likuiditasnya masih cantik di angka 1,44. Namun, tentunya tetap perlu berhati-hati terhadap naiknya hutang finasial yang akan menambah beban bunga pada periode selanjutnya.
Pada Q3 2013, PTPP mencetak kenaikan beban bunga yang cukup besar di angka 132% dibandingkan dengan Q2 2013. Beban bunga tercatat sebesar Rp 85,220 miliar padahal laba bersih yang dicetak pad Q3 2013 cuma sebesar Rp 74,869 miliar.
Rasio ROE mencatat perbaikan signifikan menjadi 16% dari semula 9%.
Rasio GPM tercatat mengalami kenaikan tipis menjadi 10,01% dari 9,64% dan rasio NPM juga mencatat kenaikan tipis menjadi 3,01% dari 2,68%.
Pada harga terkini sebesar Rp 1.300, PTPP diperdagangkan dengan PER sebesar 21,62 berdasarkan EPS disetahunkan dari laba 9M 2013 dan PBV tercatat 3,53 dari nilai buku per 30 September 2013.
Valuasi PBV PTPP termasuk premium dibandingkan dengan valuasi ADHI dan WSKT. ADHI tercatat dengan PBV sebesar 2,31. Sedangkan rasio PBV WSKT adalah 2,33.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar