Rabu, 15 Januari 2014

WIKA - Analisis Laporan Q3 2013

WIKA (PT Wijaya Karya (Persero) Tbk) mencetak kinerja selama 9M 2013 yang mengesankan jika dibandingkan dengan 9M 2012. Pendapatan tercatat naik sebesar 24% menjadi Rp 7,913 triliun dan laba bersih yang diatribusi untuk pemilik entitas induk naik 38% menjadi Rp 390,034 miliar.

Beban bunga (keuangan) tercatat turun di angka 34% menjadi Rp 15,961 miliar. Jika melihat ke rasio beban bunga terhadap laba bersih, maka rasio WIKA selama 9M 2013 tercatat sangat kecil yaitu 0,04  yang mana jauh lebih baik daripada 9M 2012 yang berasio 0,08. Ini berarti beban bunga bagi WIKA tidak ada masalah sama sekali karena nilainya kecil.


Pada sisi likuiditas, rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar tercatat 1,07 dibandingkan dengan 1,10 sehingga ada penurunan tipis.

Rasio DER WIKA tercatat lebih bagus daripada ADHI, PTPP maupun WSKT, yaitu hanya 2,88 dibandingkan dengan sebelumnya 2,89. Rasio ini sebenarnya masih cukup tinggi, namun tidak perlu dikuatirkan mengingat rasio likuiditasnya masih di atas angka 1. Selain itu, sebagian besar hutang bukan merupakan hutang finansial.

Rasio ROE mencatat perbaikan menjadi 18% dari semula 15%.

Rasio GPM tercatat mengalami kenaikan menjadi 10,67% dari 9,28% dan rasio NPM mencatat kenaikan tipis menjadi 5,54% dari 4,92%. Rasio GPM dan NPM WIKA adalah yang paling tinggi daripada rasio ADHI, PTPP dan WSKT.

Pada harga terkini sebesar Rp 1.940, WIKA diperdagangkan dengan PER sebesar 22,90 berdasarkan EPS disetahunkan dari laba 9M 2013 dan PBV tercatat 4,20 dari nilai buku per 30 September 2013.

Valuasi PBV WIKA termasuk premium dibandingkan dengan valuasi ADHI, PTPP dan WSKT. ADHI tercatat dengan PBV sebesar 2,31 dan PTPP sebesar 3,53. Sedangkan rasio PBV  WSKT adalah 2,33.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar