Secara kuartalan, penjualan tercatat turun 6%. Laba kotor turun 9% laba usaha turun 12%. Laba bersih juga turun 7% menjadi Rp 1,187 triliun.
Aset tidak lancar per 30 September 2013 tercatat naik sebesar 11% dibandingkan dengan 31 Desember 2012. Bagusnya, emiten ini mencatat penurunan liabilitas sebesar 9% dan ekuitas naik 11%. Hal ini menyebabkan rasio DER terjadi penurunan dari 0,17 per 31 Desember 2012 menjadi 0,14 per 30 September 2013.
Namun beban keuangan mengalami kenaikan besar di angka 64% menjadi Rp 38,163 miliar.
Rasio beban keuangan terhadap laba bersih selama 9M 2013 terhitung sangat kecil, yaitu cuma 0,01. Angka tersebut sama dengan angka selama 9M 2012.
Pengeluaran kas untuk investasi selama 9M 2013 tercatat sebesar Rp 1,310 triliun dibandingkan dengan dengan 9M 2012 di angka Rp 570,472 miliar. Ini berarti ada kenaikan sebesar 130%. Angka yang sangat tinggi tentunya.
Neraca emiten ini terhitung sangat kuat terutama dinilai dari rasio DER yang kecil dan juga rasio aset lancar dibagi liabilitas lancar yang sangat tinggi. Rasio aset lancar dibagi liabilitas lancar tercatat sebesar 7,13 per 30 September 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 di angka 6,03.
Rasio pengeluaran kas untuk investasi/aset tidak lancar tercatat sebesar 0,14.
Rasio ROE dengan laba bersih disetahunkan tercatat sebesar 22%.
Rasio GPM mengalami penurunan tipis selama 9M 2013 menjadi 46,97% dari 47,27%
pada 9M 2012. Begitu juga dengan rasio NPM turun menjadi 27,03% dari 27,22%.
Dengan
harga terakhir (24/1/14) di Rp 21.300 emiten ini diperdagangkan pada
PER sebesar 16,30 berdasarkan EPS yang
disetahunkan selama 9M 2013 dan PBV sebesar 3,64 sesuai dengan nilai
buku per lembar per
30 September 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar