Secara kuartalan, CTRS mencatat kenaikan penjualan sebesar 39,41% menjadi Rp 379,219 miliar namun mencatat penurunan laba bersih sebesar 24,01% menjadi hanya Rp 76,615 miliar.
Namun, nampaknya CTRS masih akan menikmati penjualan yang solid pada kuartal-kuartal selanjutnya mengingat selama 9M 2013 CTRS mencetak kenaikan uang muka dari pelanggan sebesar 68,38% menjadi sebesar Rp 2,452 triliun.
Kenaikan uang muka dari pelanggan merupakan imbas dari tinggi arus kas masuk dari pelanggan selama 9M 2013 yang naik menjadi Rp 2,054 triliun atau naik sebesar 56,77%.
Selama Q3 2013, CTRS juga mencatat kenaikan uang muka dari pelanggan dibandingkan dengan Q2 2013 yaitu naik 10,26%. Arus kas masuk dari pelanggan juga tercatat naik sebesar 5,82% menjadi Rp 706,987 miliar.
Rasio ROE CTRS tercatat stagnan di angka 18% selama 9M 2013.
Rasio GPM tercatat turun tipis selama 9M 2013 di angka 49,10% dan NPM naik tipis di angka 30,49%.
Dengan harga terkini Rp 1.475, valuasi CTRS terlihat cukup murah karena cuma dihargai dengan PER sebesar 7,77 dan PBV sebesar 1,39 berdasarkan EPS (disetahunkan) selama 9M 2013 dan book value per 30 September 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar