Pada Q3 2013 MYOR (PT Mayora Indah Tbk) mencetak kinerja penjualan yang cukup buruk
dibandingkan dengan Q2 2013. Penjualan tercatat turun sebesar 10% menjadi
Rp 2,792 triliun. Laba kotor mengalami
penurunan sebesar 21% namun laba sebelum pajak naik sebesar 34%. Laba bersih yang
dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk otomatis juga mengalami
kenaikan dan tercatat sebesar 33% menjadi Rp 313,879 miliar. Kenaikan laba sebelum pajak dan
laba bersih tersebut terutama disebabkan oleh besarnya keuntungan selisih kurs
yang
dinikmati pada Q3 2013, yaitu sebesar Rp 175,718 miliar dibandingkan
dengan Q2 2013 sebesar Rp 23,422 miliar.
Jika
dibandingkan kinerja selama 9M 2013 dengan 9M 2012, penjualan tercatat mengalami kenaikan sebesar 12% menjadi Rp 8,588 triliun. Laba kotor
meningkat sebesar 30% dan laba sebelum pajak naik sebesar 49% serta laba
bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik sebesar 50% menjadi Rp 761,305 miliar. Kenaikan laba sebelum pajak dan laba bersih
ini juga banyak disumbangkan oleh keuntungan selisih kurs pada Q3
2013 tersebut di atas.
Hal yang cukup menjadi perhatian adalah naiknya beban bunga. Selama 9M 2013, beban bunga tercatat naik sebesar 15% menjadi Rp 181,705 dibandingkan dengan 9M 2012. Secara kuartalan, beban bunga tercatat juga naik sebesar 24% menjadi Rp 68,136 miliar.
Rasio GPM tercatat naik
selama 9M 2013 menjadi 24,99% dari 21,56% pada 9M 2012. Namun pada Q3 ada
penurunan pada rasio GPM menjadi 23,46% dari 26,74% di Q2 2013.
Rasio DER yang tinggi juga
menjadi perhatian karena besarnya hutang finasial dapat menambah beban bunga. Rasio DER pada 30 September 2013 tercatat
sebesar 1,44 yang mana lebih rendah daripada 31 Desember 2013 yang tercatat
sebesar 1,71.
Tingkat ROE
selama 9M 2013 tercatat sebesar 28%.
Prospek
yang sangat bagus dari emiten ini terlihat dengan besarnya pengeluaran
kas untuk investasi selama 9M 2013. Aset tetap tercatat naik sebesar 7%
dibandingkan dengan tahun 2012.
Rasio pengeluaran kas
untuk investasi tersebut dibandingkan dengan aset tetap, selama 9M 2013
tercatat sebesar 0,14.
Dengan
harga terakhir (17/1/14) sebesar Rp 26.000, emiten ini diperdagangkan
dengan PER sebesar 22,91 berdasarkan EPS selama 9M
2013 yang disetahunkan. Rasio PBV menunjukkan angka sebesar 6,50
berdasarkan nilai buku per lembar per 30 September 2013. (Catatan: jumlah saham disesuaikan dengan jumlah saham terkini setelah saham bonus di Q4 2013)
Yang perlu juga diperhatikan adalah keuntungan selisih kurs telah membuat laba bersih dan EPS tinggi sehingga PER di atas terlihat lebih rendah. Jika keuntungan selisih kurs dikeluarkan dari perhitungan, maka laba bersih dan EPS kira-kira akan berkurang sebesar 20% (dengan asumsi pajak penghasilan 25%). Sehingga PER di atas akan mendekati angka 29.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar