Selasa, 14 Januari 2014

SSIA - Analisis Laporan Q3 2013


SSIA (PT Surya Semesta Internusa Tbk) digolongkan ke dalam perusahaan sektor konstruksi karena omsetnya dari bisnis konstruksi lebih besar daripada segmen yang lain. Namun, segmen pembangunan kawasan industrinya menyumbangkan laba yang lebih besar daripada segmen konstruksi sehingga gerakan sahamnya lebih mengikuti saham-saham sektor properti daripada sektor konstruksi.


Selama 9M 2013 SSIA mencetak kinerja yang biasa-biasa saja dibandingkan dengan 9M 2012. Penjualan tercatat naik 26,03% menjadi Rp 3,350 triliun dan laba bersih turun 11,75% menjadi Rp 486,023 miliar.

Secara kuartalan, SSIA mencatat penurunan penjualan sebesar 16,50% menjadi Rp 1,021 triliun. Laba usaha turun 24,41% menjadi Rp 202,191 miliar. Laba bersih turun signifikan sebesar 42,77% (disebabkan juga besarnya rugi selisih kurs) menjadi Rp 104,003 miliar. Kerugian selisih kurs pada Q3 2013 tercatat sebesar Rp 64,726 miliar dibandingkan dengan Q2 2013 yang mana terdapat laba sebesar Rp 3,869.

Pada segmen penjualan lahan industri, selama 9M 2013, SSIA mencatat penurunan tipis sebesar 2,07% menjadi Rp 768,950 miliar dengan laba kotor turun sebesar 9,77% menjadi Rp 526,019 miliar. Jumlah laba kotor segmen penjualan lahan industri selama 9M 2013 adalah 50% dari seluruh laba kotor SSIA selama 9M 2013.

Secara kuartalan, penjualan lahan industri turun sebesar 30,79% menjadi Rp 196,032 miliar dengan laba kotor turun sebesar 14,88% menjadi Rp 149,572 miliar.

Selama 9M 2013 SSIA mencetak penurunan saldo uang muka dari pelanggan sebesar 28,94% menjadi sebesar Rp 502,251 miliar. Secara kuartalan, saldo uang muka dari pelanggan naik sebesar 27,33%.

Rasio ROE SSIA tercatat turun menjadi 30% dari sebelumnya 46%.

Rasio GPM tercatat turun selama 9M 2013 di angka 31,02% dari sebelumnya 36,36% dan NPM turun menjadi 14,51% dari sebelumnya 20,72%.

Secara keseluruhan kinerja SSIA ke depannya agak mengkhawatirkan. Namun karena pada 9M 2013 saldo tanah sedang dikembangkan masih naik cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2012, yaitu naik sebesar 213,79% dan luas tanah tersebut naik dari 66 Ha menjadi 222 ha sehingga diharapkan SSIA mampu menyelesaikan pembangunan lahan industri dan bisa laku dijual pada kuartal-kuartal selanjutnya.


Dengan harga terkini Rp 675, valuasi SSIA terlihat cukup murah karena cuma dihargai dengan PER sebesar 4,90 dan PBV sebesar 1,49 berdasarkan EPS (disetahunkan) selama 9M 2013 dan book value per 30 September 2013.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar