Jumat, 17 Januari 2014

JPFA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2013

JPFA (PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk) selama Q3 2013 mencetak kinerja penjualan yang cukup bagus dibandingkan dengan Q2 2013. Penjualan tercatat naik sebesar 5% menjadi Rp 5,652 triliun. Laba kotor mengalami kenaikan sebesar 21% dan laba sebelum pajak turun 3%. Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mengalami penurunan sebesar 7% menjadi Rp 277,707 miliar. Penurunan laba ini terutama disebabkan oleh besarnya kerugian selisih kurs yang diderita pada Q3 2013, yaitu sebesar Rp 223,988 miliar dibandingkan dengan Q2 2013 sebesar Rp 16,840 miliar.


Jika dibandingkan kinerja selama 9M 2013 dengan 9M 2012, penjualan juga tercatat naik sebesar 19% menjadi Rp 15,977 triliun. Laba kotor meningkat sebesar 17% namun laba sebelum pajak penghasilan turun sebesar 14% dan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk turun sebesar 17% menjadi Rp 766,876 miliar. Penurunan laba bersih ini tentunya lebih banyak disebabkan oleh kerugian selisih kurs pada Q3 2013. Di samping itu, beban bunga juga meningkat sebesar 6% menjadi Rp 341,606 miliar.

Yang menjadi perhatian pokok dari kinerja profitabilitas emiten ini adalah naiknya beban bunga tersebut. Rasio beban bunga terhadap laba bersih selama 9M 2013 tercatat naik menjadi 0,42 dari 0,32 pada 9M 2012.

Rasio GPM berkurang sedikit di mana selama 9M 2013 turun menjadi 18,96% dari 19,31%. Namun untunglah pada Q3 sudah terlihat ada perbaikan karena rasio GPM menjadi 20,99% dari 18,25% di Q2 2013. Rasio NPM selama 9M 2013 tercatat juga mengalami penurunan menjadi 5,13% dari 7,48%. Baik rasio GPM maupun NPM adalah lebih rendah daripada rasio CPIN yang tercatat masing-masing sebesar 21,51% dan 11,81%.

Rasio DER yang tinggi juga menjadi perhatian besar karena naiknya hutang finasial telah meningkatkan beban bunga. Rasio DER pada 30 September 2013 tercatat sebesar 1,51 yang lebih tinggi daripada 31 Desember 2013 yang tercatat sebesar 1,30. Jika dibandingkan dengan CPIN, rasio DER JPFA termasuk sangat tinggi karena rasio CPIN cuma 0,48.

Tingkat ROE selama 9M 2013 tercatat sebesar 21%. Angka yang hanya sedikit bagus. Rasio ROE CPIN tercatat sebesar 31%.

Prospek yang sangat bagus dari emiten ini terlihat dengan besarnya pengeluaran kas untuk investasi selama 9M 2013. Aset tetap tercatat naik sebesar 16% dibandingkan dengan tahun 2012.

Rasio pengeluaran kas untuk investasi tersebut dibandingkan dengan aset tetap, selama 9M 2013 tercatat sebesar 0,19. Angka yang bagus tentunya.

Dengan harga terakhir (16/1/14) sebesar Rp 1.390, emiten ini diperdagangkan dengan PER yang lebih diskon dibandingkan dengan CPIN yaitu sebesar 14,49 berdasarkan EPS selama 9M 2013 yang disetahunkan. Rasio PBV menunjukkan angka sebesar 3,01 berdasarkan nilai buku per lembar per 30 September 2013.Rasio PBV tersebut jauh terdiskon dengan PBV CPIN. Rasio PER dan PBV CPIN di harga Rp 3.935 tercatat sebesar 21,91 dan 6,71.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar