Selasa, 11 November 2014

TBIG - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan meningkat sebesar 25%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 29% sehingga laba kotor meningkat sebesar 24%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 15% sehingga laba usaha meningkat sebesar 26%. Kombinasi dari kenaikan nilai wajar properti investasi, beban keuangan, pendapatan dan beban lain yang secara neto menimbulkan beban tercatat turun sebesar 17% sehingga laba sebelum pajak melejit sebesar 57%.

Pada akhirnya laba bersih meningkat sebesar 29% dengan munculnya beban pajak penghasilan berbanding manfaat pajak penghasilan pada periode sebelumnya. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menebal sebesar 34%.

Perusahaan mencatat kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 86%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 4%.

Laba perusahaan banyak disumbang oleh kenaikan nilai wajar properti investasi. Pendapatan ini tercatat turun sebesar 25%.

Rasio GPM menyusut tipis menjadi 84,55% dari 85,03%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 175%. Sewa lokasi jangka panjang tumbuh sebesar 51%. Properti investasi meningkat sebesar 21%. Besarnya saldo-saldo tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial naik sebesar 19%. Beban keuangan meningkat sebesar 47%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan meningkat sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 9% sehingga laba kotor meningkat sebesar 6%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 4% sehingga laba usaha meningkat sebesar 6%. Kombinasi dari kenaikan nilai wajar properti investasi, beban keuangan, pendapatan dan beban lain yang secara neto menimbulkan beban tercatat turun sebesar 75% sehingga laba sebelum pajak melejit sebesar 388%.

Pada akhirnya laba bersih meningkat sebesar 271% dengan manfaat pajak penghasilan yang turun sebesar 78%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menebal sebesar 247%.

Perusahaan mencatat kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 53%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 76%.

Laba perusahaan banyak disumbang oleh kenaikan nilai wajar properti investasi. Pendapatan ini tercatat melesat sebesar 924%.

Rasio GPM menyusut tipis menjadi 84,37% dari 84,77%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar