BWPT mencatat kinerja Q3 2013 yang buruk. Penjualan turun sebesar 13,60%. Laba kotor turun sebesar 21,95% dan laba bersih turun sebesar 56,08% menjadi sebesar Rp 22 miliar.
Buruknya kinerja disumbangkan oleh turunnya GPM yang turun menjadi 44,51% dari 49,28%. Produksi TBS sebenarnya masih stabil karena cuma turun 0,58%, namun produksi CPO turun sebesar 4,43%.
Secara tahunan, kinerja penjualan BWPT turun sebesar 2,84% dan laba bersih turun signifikan sebesar 51,61% menjadi hanya Rp 108 miliar.
Target harga optimis BWPT adalah Rp 600 yang mencerminkan PER sebesar 17x atas EPS disetahunkan 9M 2013.
Jika dibandingkan dengan AALI ataupun LSIP, GPM dan NPM untuk periode 9M 2013 BWPT lebih tinggi. Namun DER-nya juga jauh lebih tinggi sebesar 2,39 dibandingkan dengan AALI 0,57 dan LSIP 0,19.
Kelebihan terbesar BWPT adalah profil umur tanaman menghasilkan yang masih relatif muda. Begitu juga dengan luasan tanaman belum menghasilkan yang masih sangat besar.
Jadi potensi produksi BWPT pada masa-masa yang akan datang akan tumbuh lebih baik daripada emiten lain sejenis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar