Sabtu, 02 November 2013

LSIP - Analisis Laporan Q3 2013

LSIP mencatat kenaikan kinerja yang sangat positif pada Q3 2013 apabila dibandingkan dengan Q2 2013.

Secara tahunan, selama 9M 2013 penjualan LSIP turun sebesar 17% dibandingkan dengan 9M 2012 dan laba bersih turun sebesar 53% menjadi Rp 443 miliar.

Apabila dibandingkan per kuartal, maka penjualan LSIP turun sebesar 4,87%. Tapi LSIP mampu mencatat kenaikan laba kotor sebesar 55,58% dan meraih laba bersih sebesar Rp 264 miliar.


Kenaikan laba kotor terutama disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata pada Q3 2013. GPM tercatat naik menjadi 32,26% dari 19,73%.

Produksi TBS LSIP tercatat naik signifikan sebesar 26,42% dan produksi CPO naik sebesar 23,04%. LSIP mencatat volatilitas produksi yang tinggi karena pada Q2 2013, volume produksi TBS turun sebesar 7,73% dibandingkan dengan Q1 2013 dan volume produksi CPO turun sebesar 7,39%.

Kenaikan laba bersih Q3 2013 LSIP juga lebih banyak disumbangkan oleh laba selisih kurs yang mencapai penambahan sebesar Rp 138 miliar.

Untuk menghitung laba bersih murni dari hasil operasi, maka laba dari selisih kurs harus dikeluarkan terlebih dahulu karena jumlahnya signifikan.


Target harga LSIP adalah Rp 1.050 dan target harga optimis adalah Rp 1.520 yang masing-masing mencerminkan PER sebesar 17x adalah EPS disesuaikan (faktor pajak penghasilan 23%) dengan mengeluarkan laba selisih kurs untuk periode 9M 2013 dan Q3 2013.

Antara selisih harga moderat dengan harga optimis LSIP cukup jauh karena kinerja produksi yang volatil.

LSIP terlihat lebih sensitif dengan perubahan harga CPO daripada AALI karena GPM-nya naik lebih tinggi daripada AALI pada Q3 2013.

2 komentar:

  1. analisis utk Q3 SIMP ga da pak?

    BalasHapus
  2. SIMP memang tidak saya bedah berhubung penjualan lebih beragam. Banyak penjualan afiliasi.Hutang lumayan besar. Lagian anaknya LSIP lebih cocok u invest mengingat hutang yang jauh lebih kecil.

    BalasHapus