Selasa, 26 November 2013

DOID - Analisis Laporan Q3 2013

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sebenarnya memiliki kinerja keuangan operasi yang tidak terlalu jelek sampai dengan Q3 2013.

Jika dibandingkan dengan 9M 2012, pendapatan tercatat turun sebesar 14% namun laba kotor tercatat naik sebesar 17% dan laba usaha tercatat naik sebesar 28%. Rugi bersih tercatat naik sebesar 60% menjadi rugi US$ 13.336.524. Kerugian ini sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh rugi selisih kurs yang tercatat sebesar US$ 36.529.724.



Pada Q3 2013 sendiri DOID mencatat kenaikan pendapatan sebesar 10%. Laba kotor naik 113% dan laba usaha naik 193%. Rugi bersih naik sebesar 195% menjadi rugi US$ 7.506.669. Rugi selisih kurs pada kuartal ini tercatat sebesar US$ 30.342.970.

Dari laporan arus kas, DOID sebenarnya mencatat kinerja yang solid.

Pada 9M 2013 arus kas bersih dari operasi tercatat  sebesar US$  179.392.074. Masih cukup besar untuk melunasi cicilan hutang keuangan yang jatuh tempo. Tercatat arus kas keluar bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tersebut sebesar US$ 26.809.547. Arus kas yang solid juga tercatat pada 9M 2012.

Jika melihat ke tahun penuh 2012 dan 2011, arus kas bersih dari aktivitas operasi juga tercatat solid yang masing-masing adalah US$ 85.333.345 dan US$ 89.365.803.


Dari sisi produksi selama 9M 2013, DOID mencatat penurunan volume pengupasan lapisan tanah (OB removal) sebesar 14% menjadi 228 juta bcm dibandingkan dengan 9M 2012. Produksi batubara tercatat stagnan sebesar 24,5 juta ton. Strip rasio tercatat 9,3x dibandingkan dengan tahun lalu 10,6x.

Rasio DER DOID tercatat sangat tinggi sebesar 12,5x. Namun selama arus kas dari operasi tetap solid maka DOID masih mampu untuk membayar cicilan pokok hutangnya. Jumlah nilai hutang mengalami penurunan sebesar 3%.

Dari sisi beban bunga tercatat sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan 9M 2012 yaitu turun sebesar 11%.

GPM pada 9M 2013 tercatat naik menjadi sebesar 16,30% dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 12,04%. Jika melihat ke Q3 2013, GPM tercatat juga naik menjadi 24,28% dari 12,60% pada Q2 2013.

Untuk menghitung laba murni DOID, maka rugi selisih harus dikeluarkan terlebih dahulu. Dengan asumsi rasio pajak penghasilan sebesar 30%, maka didapat EPS disesuaikan yang disetahunkan menjadi sebesar Rp 29.


Target harga DOID adalah Rp 125 yang mencerminkan PER sebesar 4,31x atas laba disesuaikan 9M 2013 yang disetahunkan dengan kurs Rp 11.000/US$. Target harga mencerminkan PBV sebesar 1,13x.


2 komentar:

  1. tanya pak...saya liat di LK Q3,arus kas Q3 2013....sangat besar,penerimaan dari pelanggan sebesar US$ 614.223.324 dan menyisakan kas bersih US$ 200.089.798...yg saya tanyakan bisa dpt penerimaan dari pelanggan begitu besar dari mana ya? padahal pendapatan US$ 540.576.654 dan rugi bersih msh US$ 6.923.379

    maaf pertanyaan saya agak kuno,soalnya msh belajar membaca LK

    BalasHapus
  2. Yap. Ada pelunasan piutang dagang yg lebih besar pada tahun ini drpd periode sebelumnya. Lihat saldo piutang dagang yang berkurang cukup besar. Normalnya, secara jangka panjang penerimaan kas dari pelanggan tidak akan jauh dari nilai penjualan.

    BalasHapus