Pendapatan hanya tercatat naik 1% menjadi Rp 21,265 triliun. Laba bersih turun 63% menjadi Rp 1,033 triliun. Turunnya laba bersih ini turut disumbangkan oleh kerugian selisih kurs yang diderita dengan nilai tercatat sebesar Rp 1,037 triliun dibandingkan dengan Rp 299 miliar pada tahun 2012.
Apabila kerugian selisih kurs dan beban lain-lain dikeluarkan dari perhitungan dengan turut memperhitungkan faktor pajak penghasilan sebesar 25%, maka laba bersih yang disesuaikan juga menurun sebesar 32% menjadi Rp 2,067 triliun.
Secara kuartalan, capaian juga masih buruk karena pendapatan turun 1% dan laba bersih yang disesuaikan turun 33% menjadi Rp 486 miliar.
Buruknya kinerja juga tercermin dari arus kas neto untuk aktivitas operasi yang menurun 20% menjadi 7,167 triliun pada tahun 2013.
Pengeluaran kas untuk investasi mengalami penurunan sebesar 20% pada tahun 2013 menjadi Rp 7,981 triliun.
Rasio DER mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 1,63 dari 1,31 pada tahun 2012. Rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar juga tidak begitu baik karena cuma 0,74. Namun posisi ini masih lebih baik daripada tahun 2012 di angka 0,42.
Rasio ROE yang telah disesuaikan tercatat sebesar 14% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 20% pada tahun 2012.
Dengan harga terakhir sebesar Rp 4.495, emiten ini diperdagangkan dengan rasio PER sebesar 18,56 atas EPS yang telah disesuaikan tahun 2013 dan rasio PBV sebesar 2,51 atas nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar