PT United Tractors Tbk (UNTR) mencetak kinerja yang kurang menggembirakan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun, kinerja pada Q4 2013 telah meningkat cukup berarti dibandingkan dengan Q3 2013.
Pendapatan pada tahun 2013 terkikis sebesar 9% menjadi Rp 51,012 triliun. Laba kotor mengikuti turun sebesar 10% menjadi sebesar Rp 9,517 triliun. Laba sebelum pajak turun sebesar 12% menjadi Rp 6,587 triliun. Laba bersih turun sebesar 17% menjadi Rp 4,798 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 16% menjadi Rp 4,834 triliun.
Pada tahun 2013 UNTR menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 319 miliar dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 247 miliar pada tahun 2012. Jika kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan beserta dengan keuntungan lain, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 15% menjadi Rp 4,938 triliun.
Secara kuartalan, pendapatan tumbuh sebesar 11% menjadi Rp 13,707 triliun. Laba kotor meningkat sebesar 9% menjadi Rp 2,726 triliun. Laba sebelum pajak naik sebesar 37% menjadi Rp 2,043 triliun. Laba bersih naik sebesar 35% menjadi Rp 1,433 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 36% menjadi Rp 1,455 triliun.
Pada Q4 2013 UNTR menderita kerugin kurs sebesar Rp 11 miliar dibandingkan dengan Rp 318 miliar pada Q3 2013. Jika dilakukan penyesuaian beserta dengan pendapatan lain-lain, maka laba bersih yang telah disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik hanya sebesar 13% menjadi Rp 1,441 triliun.
Rasio GPM pada tahun 2013 mencapai angka 18,66% dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 18,80%. Pada Q4 2013, rasio GPM adalah 19,88% dibandingkan dengan 20,11% pada Q3 2013.
Rasio NPM pada tahun 2013 mencapai angka 9,68% dibandingkan dengan 10,42% pada tahun 2012. Pada Q4 2013, rasio NPM adalah sebesar 10,51% dibandingkan dengan 10,24% pada Q3 2013.
Rasio DER meningkat menjadi 61% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 56% pada tahun 2012.
Rasio ROE mencapai angka 15% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 20% pada tahun 2012.
UNTR terlihat banyak mengerem ekspansi pada tahun 2013 yang ditunjukkan dengan turunnya pengeluaran kas untuk investasi yang turun sebesar 43% menjadi Rp 3,497 triliun. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar rasionya adalah 12% dibandingkan dengan 22% pada tahun 2012.
Dengan harga terakhir sebesar Rp 18.550 (27/2/14), UNTR dihargai dengan rasio PER sebesar 14,01 berdasarkan EPS tahun 2013 dengan laba bersih yang telah disesuaikan dan rasio PBV sebesar 2,08 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar