Pendapatan tercatat naik luar biasa sebesar 46% menjadi Rp 11,656 triliun. Laba kotor meningkat sebesar 49% menjadi Rp 1,273 triliun. Namun sayangnya laba bersih bertambah hanya sebesar 36% menjadi Rp 420,72 miliar.
Laba bersih yang naik lebih kecil daripada laba kotor disebabkan di antaranya oleh besarnya beban bunga/beban keuangan yang harus ditanggung pada tahun 2013. Beban bunga tercatat naik sebesar 25% menjadi Rp 267,192 miliar. Selain itu, bagian laba ventura bersama juga turun signifikan sebesar 34% menjadi Rp 94,242 miliar.
Pada Q4 2013, beban keuangan juga tercatat meningkat dibandingkan dengan Q3 2013. Beban keuangan menjadi Rp 132,321 miliar dari Rp 85,220 miliar. Peningkatan pada arus kas masuk aktivitas operasi pada Q4 2013 diharapkan sebagian dapat digunakan untuk membayar hutang finansial pada kuartal-kuartal selanjutnya supaya beban bunga bisa ditekan.
Rasio DER mengalami kenaikan dari semula 4,16 menjadi 5,26 pada tahun 2013. Rasio beban keuangan dibandingkan dengan laba bersih membaik sedikit dari semula 0,69 menjadi hanya 0,64.
Rasio ROE mengalami kenaikan menjadi 21% dari 19%.
Rasio GPM tercatat mengalami kenaikan tipis dari 10,92% menjadi 10,68%. Namun rasio NPM mengalami penurunan dari 3,87% menjadi 3,61%.
Pada harga terakhir (17/2/14) sebesar Rp 1.450, emiten ini diperdagangkan dengan rasio PER sebesar 16,69 dari EPS tahun 2013 dan rasio PBV sebesar 3,54 dari nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.
Analisis atas laporan keuangan Q3 2013 sebelumnya dapat dibaca di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar