PT Berlina Tbk (BRNA) secara tahunan sampai dengan Q1 2014 mencetak kinerja laba yang kurang memuaskan karena menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya walaupun mencatat kenaikan pendapatan. Namun kinerja kuartalan laba bersih dan pendapatan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 telah mengalami kemajuan yang berarti.
Pendapatan tahunan tercatat mengembang sebesar 23% menjadi Rp 1,048 triliun dengan laba kotor yang hanya naik 12% menjadi Rp 191 miliar. Laba usaha tergerus 31% menjadi Rp 68 miliar. Laba sebelum pajak menguap 67% menjadi Rp 24 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hilang 68% menjadi Rp 14 miliar saja.
BRNA menderita kerugian lain-lain tahunan yang sebagian besar merupakan selisih kurs sebesar Rp 26 miliar dibandingkan dengan keuntungan sebesar Rp 4 miliar pada tahun sebelumnya. Jika keuntungan dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%) akan turun 19% menjadi Rp 33 miliar.
Secara kuartalan, pendapatan tumbuh 20% menjadi Rp 310 miliar dengan laba kotor melesat sebesar 48% menjadi Rp 60 miliar. Laba usaha tercatat sebesar Rp 57 miliar dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 5 miliar. Laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp 43 miliar berbanding rugi sebesar Rp 17 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 31 miliar berbanding rugi sebesar Rp 13 miliar.
BRNA menikmati keuntungan lain-lain sebesar Rp 22 miliar dibandingkan dengan kerugian lain-lain sebesar Rp 20 miliar pada kuartal sebelumnya. Jika keuntungan dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%), maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menjadi Rp 16 miliar berbanding rugi sebesar Rp 659 juta.
Perbaikan atas laba secara kuartalan banyak disumbangkan dari kenaikan rasio GPM kuartalan yang naik menjadi 19,40% dari 15,69%. Secara tahunan rasio GPM turun menjadi 18,25% dari 19,93%.
Rasio NPM tahunan (disesuaikan) turun menjadi 3,18% dari 4,78%. Secara kuartalan rasio NPM naik menjadi 5,33% dari -0,25%.
Rasio ROE tahunan (disesuaikan) adalah 11% berbanding 14%.
Rasio DER tahunan meningkat signifikan menjadi 253% dari 163%. Hutang finansial meningkat 42% menjadi Rp 393 miliar. Beban keuangan melonjak 58% menjadi Rp 45 miliar.
Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan masih cukup besar biarpun turun sebesar 22% menjadi Rp 57 miliar.
Pada harga terakhir (5/5/14) sebesar Rp 560, saham BRNA dihargai dengan rasio PER sebesar 11,61 berdasarkan EPS tahunan yang disesuaikan sampai dengan Q1 2014 dan rasio PBV-nya adalah sebesar 1,27 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Maret 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar