PT
Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mencetak kinerja keuangan tahunan yang sangat bagus sampai dengan Q1 2014. Kinerja pada Q4 2013
jika dibandingkan dengan Q3 2013 juga masih mengalami pertumbuhan yang
sangat baik. Namun, LPCK dihadapi pada tantangan pemasaran penjualan
yang mulai berat yang ditandai dengan turunnya arus kas dari pelanggan
secara signifikan dan mulai turunnya saldo uang muka pelanggan.
Pendapatan tahunan tercatat naik 51%
menjadi Rp 1,538 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor
sebesar 55% menjadi Rp 864 miliar. Laba usaha tumbuh sebesar 54% menjadi
Rp 746 miliar. Laba sebelum pajak meningkat 54% menjadi Rp 772 miliar.
Laba bersih akhirnya tumbuh 53% menjadi Rp 687 miliar.
Secara
kuartalan, pendapatan tumbuh 1% namun laba kotor meningkat 26%
menjadi Rp 281 miliar. Laba usaha naik 31% menjadi Rp 249 miliar. Laba sebelum
pajak tumbuh 26% menjadi Rp 252 miliar dan laba bersih meningkat 35%
menjadi Rp 228 miliar. Pencapaian laba di Q1 2014 tercatat merupakan pencapaian terbaik perusahaan selama ini.
Saldo
persediaan tahunan naik 28% menjadi
Rp 2,800 triliun. Secara kuartalan juga masih tumbuh sebesar 12%.
Saldo
uang muka dari pelanggan secara tahunan naik 3% menjadi Rp 1,680
triliun dan secara kuartalan turun sebesar 10%.
Rasio GPM secara tahunan naik sedikit menjadi 56,19% dari 54,60%. Secara kuartalan terjadi kenaikan signifikan menjadi 59,54 dari 47,69%.
Rasio NPM secara tahunan meningkat tipis menjadi 44,62% dari 43,96%. Secara kuartalan naik menjadi 48,14 % dari 35,80%.
Rasio
DER tahunan adalah sebesar 91% dibandingkan dengan 130%. LPCK tercatat tidak mempunyai hutang finansial sama sekali.
Rasio ROE tahunan adalah 34% dibandingkan dengan 33%.
Kas
masuk dari pelanggan secara tahunan naik sebesar 7% menjadi Rp 1,873
triliun namun secara kuartalan tercatat mengalami kemunduran sebesar 49%
menjadi Rp 254 miliar. Jumlah ini jika dibandingkan dengan jumlah
pendapatan kuartalan angkanya cuma 54%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar