PT
Samindo Resources Tbk (MYOH)
mengukir kinerja tahunan yang sangat memuaskan sampai dengan Q1 2014 dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Pada Q1 2014 kinerja penjualan maupun laba usaha juga
meningkat dengan sangat baik dibandingkan dengan Q4 2013.
Pendapatan tahunan naik sebesar 42% menjadi Rp 2,708 triliun. Laba kotor melambung 90% menjadi Rp 427 miliar. Laba usaha melonjak 129% menjadi Rp
356 miliar. Laba sebelum pajak terbang sebesar 121% menjadi Rp 325 miliar.
Laba
bersih berlipat sebesar 837% menjadi Rp 241 miliar.
MYOH secara tahunan menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 25 miliar dibandingkan dengan Rp 6 miliar pada tahun sebelumnya. Apabila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%), maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terbang 770% menjadi Rp 259 miliar.
Secara kuartalan, pendapatan naik sebesar 4% menjadi Rp 744 miliar. Laba kotor meningkat 21% menjadi Rp 127 miliar. Nampaknya perusahaan berhasil melakukan efisiensi beban pokok penjualan sehingga laba kotor naik jauh lebih besar daripada kenaikan penjualan. Laba usaha meningkat 29% menjadi Rp 107 miliar. Laba sebelum pajak melonjak 70% menjadi Rp 118 miliar. Tingginya kenaikan laba ini karena pada Q4 2013 rasio pajak jauh lebih tinggi yang mungkin disebabkan oleh koreksi ataupun penyesuaian musiman. Laba bersih kemudian melambung sebesar 131% menjadi Rp 87 miliar.
MYOH menikmati keuntungan selisih kurs pada Q1 2014 sebesar Rp 11 miliar dibandingkan dengan kerugian selisih kurs pada Q4 2013 yang sebesar Rp 13 miliar. Sehingga apabila keuntungan dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik lebih kecil yaitu sebesar 65% menjadi Rp 78 miliar.
Rasio GPM tahunan meningkat menjadi 15,77% dari 11,82%. Secara kuartalan rasio GPM juga masih naik yaitu menjadi 17,08% dari 14,67%. Tentunya ini semua adalah catatan yang sangat baik.
Rasio NPM (disesuaikan) tahunan adalah menjadi 9,58% dari 1,57%. Secara kuartalan rasio NPM meningkat juga menjadi 10,48% dari 6,56%.
MYOH secara tahunan menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 25 miliar dibandingkan dengan Rp 6 miliar pada tahun sebelumnya. Apabila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%), maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terbang 770% menjadi Rp 259 miliar.
Secara kuartalan, pendapatan naik sebesar 4% menjadi Rp 744 miliar. Laba kotor meningkat 21% menjadi Rp 127 miliar. Nampaknya perusahaan berhasil melakukan efisiensi beban pokok penjualan sehingga laba kotor naik jauh lebih besar daripada kenaikan penjualan. Laba usaha meningkat 29% menjadi Rp 107 miliar. Laba sebelum pajak melonjak 70% menjadi Rp 118 miliar. Tingginya kenaikan laba ini karena pada Q4 2013 rasio pajak jauh lebih tinggi yang mungkin disebabkan oleh koreksi ataupun penyesuaian musiman. Laba bersih kemudian melambung sebesar 131% menjadi Rp 87 miliar.
MYOH menikmati keuntungan selisih kurs pada Q1 2014 sebesar Rp 11 miliar dibandingkan dengan kerugian selisih kurs pada Q4 2013 yang sebesar Rp 13 miliar. Sehingga apabila keuntungan dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik lebih kecil yaitu sebesar 65% menjadi Rp 78 miliar.
Rasio GPM tahunan meningkat menjadi 15,77% dari 11,82%. Secara kuartalan rasio GPM juga masih naik yaitu menjadi 17,08% dari 14,67%. Tentunya ini semua adalah catatan yang sangat baik.
Rasio NPM (disesuaikan) tahunan adalah menjadi 9,58% dari 1,57%. Secara kuartalan rasio NPM meningkat juga menjadi 10,48% dari 6,56%.
Rasio
ROE tahunan (disesuaikan) mengalami kenaikan menjadi 31% dari 5%.
Rasio
DER tahunan menurun menjadi 112% dari 142%. Hutang finansial tercatat naik sebesar 21% menjadi Rp
712 miliar. Beban keuangan juga meningkat sebesar 66% menjadi Rp 10
miliar.
Pengeluaran kas untuk aktivitas investasi secara tahunan menurun sebesar 69% menjadi Rp 237 miliar. Aset tetap naik 24% menjadi Rp 822 miliar.
Rasio pengeluaran kas tersebut dibandingkan dengan aset tidak lancar secara tahunan adalah sebesar 28% berbanding 115%. Dengan besarnya pengeluaran kas untuk investasi tentunya diharapkan imbal hasil dari investasi tersebut akan tampak pada periode-periode yang akan datang.
Pada harga terakhir sebesar Rp 580 (30/4/14), saham MYOH dihargai hanya dengan rasio PER sebesar 4,93 berdasarkan EPS tahunan sampai dengan Q1 2014 yang disesuaikan dan PBV-nya 1,51 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Maret 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar