PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
mencatatkan kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Namun kinerja laba bersih pada Q1 2014 mengalami kemunduran dibandingkan dengan Q4 2013 walaupun mencatat kenaikan pendapatan.
Pendapatan
tahunan tercatat naik sebesar 13% menjadi Rp 12,830 triliun dengan laba
kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 13% menjadi Rp 2,964 triliun. Laba bersih bertambah 8%
menjadi Rp 956 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk mengembang 8% menjadi Rp 941 miliar.
MYOR
menikmati keuntungan selisih kurs tahunan sebesar Rp 187 miliar
dibandingkan dengan Rp 127 miliar pada tahun sebelumnya. Apabila
keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba
bersih disesuaikan (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%) yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya akan naik 3%
menjadi Rp 803 miliar.
Secara kuartalan, pendapatan tercatat naik sebesar 2% menjadi Rp 3,498 triliun namun dengan laba kotor yang menurun, yaitu sebesar 9% menjadi Rp 702 miliar. Laba sebelum pajak terjerembab 55% menjadi Rp 166 miliar. Laba bersih menguap 57% menjadi Rp 122 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terperosok 57% menjadi Rp 120 miliar.
MYOR menderita kerugian selisih kurs kuartalan sebesar Rp 112 miliar dibandingkan dengan Rp keuntungan sebesar Rp 99 miliar pada kuartal sebelumnya. Apabila kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%) yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menjadi turun 3% menjadi Rp 201 miliar.
Secara kuartalan, pendapatan tercatat naik sebesar 2% menjadi Rp 3,498 triliun namun dengan laba kotor yang menurun, yaitu sebesar 9% menjadi Rp 702 miliar. Laba sebelum pajak terjerembab 55% menjadi Rp 166 miliar. Laba bersih menguap 57% menjadi Rp 122 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terperosok 57% menjadi Rp 120 miliar.
MYOR menderita kerugian selisih kurs kuartalan sebesar Rp 112 miliar dibandingkan dengan Rp keuntungan sebesar Rp 99 miliar pada kuartal sebelumnya. Apabila kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%) yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menjadi turun 3% menjadi Rp 201 miliar.
Manajemen berhasil menjaga tingkat profitabilitas tahunan dengan sangat baik. Hal
ini ditunjukkan dengan stabilnya rasio GPM tahunan yang berada pada
angka 23,10% berbanding 23,05%.
Namun secara kuartalan, rasio GPM turun menjadi 20,06% dari 22,60%. Manajemen tampaknya harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan GPM-nya.
Rasio
NPM (disesuaikan) tahunan turun tipis menjadi 6,26% dari 6,84% . Secara kuartalan,
rasio NPM turun menjadi 5,76% dari 6,04%.
Tingkat ROE tahunan (disesuaikan) berada pada angka 20% berbanding 24%.
Rasio
DER secara tahunan naik menjadi 147% dari 76%. Hutang finansial naik 11% menjadi Rp 3,949 triliun. Beban keuangan relatif stagnan menjadi Rp 279 miliar. Beban keuangan merupakan
beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.
Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan tercatat tetap tinggi dan naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 27% menjadi Rp 726 miliar. Aset tetap tercatat meningkat sebesar 15% menjadi Rp 3,392 triliun. Jika dibandingkan dengan jumlah aset lancar, pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan adalah 21% berbanding 19% pada tahun sebelumnya. Peningkatan yang cukup besar pada aset tetap diharapkan dapat meningkatkan pendapatan secara jangka panjang.
Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan tercatat tetap tinggi dan naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 27% menjadi Rp 726 miliar. Aset tetap tercatat meningkat sebesar 15% menjadi Rp 3,392 triliun. Jika dibandingkan dengan jumlah aset lancar, pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan adalah 21% berbanding 19% pada tahun sebelumnya. Peningkatan yang cukup besar pada aset tetap diharapkan dapat meningkatkan pendapatan secara jangka panjang.
Pada
harga terakhir sebesar Rp 28.425 (8/5/14), saham MYOR dihargai dengan
rasio
PER sebesar 31,67 berdasarkan EPS tahunan sampai denga Q1 2014 yang disesuaikan dan rasio
PBV-nya adalah sebesar 6,47 berdasarkan nilai buku per lembar per
31 Maret 2014. Kapitalisasinya tercatat sebesar Rp 25,422 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar