PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
mencatat kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun kinerja kuartalan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami kemunduran yang lumayan.
Pendapatan tahunan meningkat sebesar 21% menjadi Rp 25,135 triliun dengan laba kotor yang meningkat sebesar 13% menjadi Rp 11,135 triliun. Laba usaha bertambah sebesar 9% menjadi Rp 7,113 triliun. Laba sebelum pajak mengembang 7% menjadi Rp 7,002 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengembang 7% menjadi Rp 5,437 triliun.
Pendapatan tahunan meningkat sebesar 21% menjadi Rp 25,135 triliun dengan laba kotor yang meningkat sebesar 13% menjadi Rp 11,135 triliun. Laba usaha bertambah sebesar 9% menjadi Rp 7,113 triliun. Laba sebelum pajak mengembang 7% menjadi Rp 7,002 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengembang 7% menjadi Rp 5,437 triliun.
Secara tahunan SMGR menikmati keuntungan selisih kurs sebesar Rp 43 miliar
dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 9 miliar pada tahun sebelumnya. Apabila keuntungan dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%), maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik 6% menjadi Rp 5,405 triliun.
Secara
kuartalan, pendapatan tercatat turun 13% menjadi Rp 76,178 triliun. Laba
kotor terkikis 14% menjadi Rp 2,675 triliun. Laba usaha terkapar 16% menjadi Rp 1,655 triliun. Laba sebelum pajak tergerus 11% menjadi Rp 1,305 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menguap 11% menjadi Rp 1,303 triliun.
Selama Q1 2014 SMGR menderita sedikit kerugian selisih kurs yaitu sebesar Rp 3 miliar dibandingkan dengan keuntungan sebesar Rp 55 miliar pada Q4 2013. Apabila keuntungan dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%), maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun 10% menjadi Rp 1,304 triliun.
Selama Q1 2014 SMGR menderita sedikit kerugian selisih kurs yaitu sebesar Rp 3 miliar dibandingkan dengan keuntungan sebesar Rp 55 miliar pada Q4 2013. Apabila keuntungan dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%), maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun 10% menjadi Rp 1,304 triliun.
Rasio GPM tahunan mengalami penurunan menjadi 44,30% dari 47,27%. Secara kuartalan rasio ini turun tipis menjadi 43,31% dari 43,65%.
Rasio NPM (disesuaikan) tahunan turun menjadi 21,50% dari 24,35%. Secara kuartalan rasio ini naik tipis menjadi 21,10% dari 20,35%.
Rasio NPM (disesuaikan) tahunan turun menjadi 21,50% dari 24,35%. Secara kuartalan rasio ini naik tipis menjadi 21,10% dari 20,35%.
Rasio ROE (disesuaikan) tahunan adalah stagnan di angka 27% .
Rasio DER tahunan naik menjadi 56% dari 42%. Hutang finansial turun 4% menjadi Rp 3,836 triliun. Beban
keuangan secara tahunan meningkat menjadi Rp 145 miliar dari Rp 3 miliar. Beban keuangan bukan merupakan beban yang mempengaruhi signifikan laba bersih perusahaan.
Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan tercatat turun sebesar 37% menjadi Rp 2,734 triliun. Rasio pengeluaran kas tersebut berbanding aset tidak lancar tercatat sebesar 13% berbanding 23%. Aset tetap secara tahunan meningkat 13% menjadi Rp 19,070 triliun. Masih naiknya aset tetap ini tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang.
Dengan
harga terakhir (14/5/14) sebesar di Rp 15.950, saham emiten ini diperdagangkan dengan
rasio
PER sebesar 17,50 berdasarkan EPS tahunan yang telah disesuaikan sampai dengan Q1 2014 dan rasio PBV-nya adalah sebesar 4,80 berdasarkan nilai
buku per lembar per
31Maret 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar