PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) merupakan salah satu dari sedikit emiten yang terus mencetak pertumbuhan penjualan signifikan selama lima tahun belakangan. Pada tahun 2013, ARNA kembali membuktikan kinerja yang sangat baik. Begitu juga dengan kinerja pada Q4 2013 yang juga masih baik.
Sayangnya valuasi harga saham ARNA tidak dapat dibilang murah lagi saat ini.
Penjualan
pada tahun 2013 naik sebesar 27% menjadi Rp 1,417 triliun. Laba kotor
naik 33% menjadi Rp 502 miliar. Laba usaha tumbuh sebesar 43% menjadi Rp 321 miliar. Laba sebelum pajak tumbuh 49% menjadi Rp 316 miliar. Laba bersih naik sebesar 50% menjadi Rp 238 miliar.
ARNA masih menderita kerugian selisih kurs sejumlah Rp 25 miliar pada
tahun 2013 dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 6 miliar pada tahun
2012. Apabila kerugian ini dikeluarkan dari perhitungan laba bersih,
maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk (asumsi rasio pajak penghasilan 25%) naik 58% menjadi Rp 254 miliar.
Secara
kuartalan, penjualan mencapai pertumbuhan sebesar 12%
menjadi Rp 387 miliar. Namun laba kotor meningkat hanya sebesar 2%
menjadi Rp 122 miliar. Laba usaha naik sebesar 23% menjadi Rp
77 miliar. Laba sebelum pajak dapat naik sebesar 24% menjadi Rp 75 miliar. Laba bersih naik 27% menjadi Rp 57 miliar.
ARNA menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 7 miliar pada Q4 2013 yang
turun 56% dibandingkan dengan Q3 2013. Jika kerugian ini dikeluarkan
dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 9% menjadi Rp 62 miliar.
Rasio
GPM pada tahun 2013 berhasil diangkat naik tipis menjadi 35,43% dari 33,92% pada tahun
2012. Namun pada Q4 2013 rasio GPM turun menjadi sebesar 31,61% dari
34,53% pada Q3 2013. Perlu dicermati apakah penurunan GPM ini akan berlanjut pada kuartal-kuartal selanjutnya.
Rasio NPM pada tahun 2013 naik menjadi 17,90% dari 14,44% pada
tahun 2012. Pada Q4 2013 rasio NPM turun tipis menjadi sebesar 15,89% dari 16,23% pada Q3 2013.
Rasio ROE mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 33% dari 27% pada tahun 2012.
Rasio
DER menurun pada tahun 2013 menjadi 48% dari 55% pada tahun 2012. Hutang finansial tercatat turun sebesar 34% menjadi Rp 44 miliar. Beban
bunga menjadi turun sebesar 59% menjadi Rp 5 miliar.
Pengeluaran
kas untuk aktivitas investasi pada tahun 2013 meningkat pesat sebesar
161% menjadi Rp 149 miliar. Aset tetap naik 18% menjadi Rp 706 miliar. Rasio pengeluaran kas tersebut dibandingkan dengan aset
tidak lancar adalah sebesar 20% dibandingkan dengan 9% pada tahun 2012.
Pada
harga terakhir sebesar Rp 850 (28/2/14), ARNA dihargai dengan rasio
PER sebesar 24,60 berdasarkan EPS tahun 2013 yang telah disesuaikan dan
PBV-nya 8,24 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar