Ada sebuah rasio yang sangat diperhatikan oleh penganut aliran GARP (growth at reasonable price) yang merupakan aliran tengah di antara aliran Value Investing dan Growth Investing. Rasio tersebut adalah rasio PEG (Price/Earning to Growth). Sederhananya rasio ini dihitung dari rasio PER dibagi pertumbuhan EPS/laba bersih.
Pada awal-awal blog ini diperkenalkan, penulis telah membuat artikel mengenai Rahasia PER vs Pertumbuhan Laba. Rasio yang mewakili intisari dari artikel tersebut adalah rasio PEG.
Formula perhitungan rasio PEG adalah sebagai berikut:
Kalau kita menjadi penganut aliran Value Investing, nampaknya kita dapat digolongkan kepada kelompok "tua", konservatif, kuno, serba lamban, berhati-hati, berpandangan jangka panjang dan kontrarian sehingga sering kehilangan momentum dari saham-saham growth yang kelihatan sudah mahal menurut aliran Value Investing namun kelihatan masih murah oleh penganut aliran Growth Investing.
Namun aliran Growth Investing juga tidak luput dari kelemahan besar. Kelemahan terbesar dari aliran Growth Investing adalah pilihannya sahamnya sangat rentan terhadap terpaan krisis dan perubahan mendadak terhadapat laba bersih perusahaan atau industri karena sifat pendekatan yang agresif dan optimis terhadap pertumbuhan laba. Fokus utama dari aliran Growth Investing adalah laporan laba rugi. Sedangkan fokus utama dari aliran Value Investing adalah neraca. Penganut aliran Growth Investing akan selalu kalah jika dibandingkan dengan penganut aliran Value Investing pada masa-masa krisis. Sebaliknya juga begitu.
Namun aliran Growth Investing juga tidak luput dari kelemahan besar. Kelemahan terbesar dari aliran Growth Investing adalah pilihannya sahamnya sangat rentan terhadap terpaan krisis dan perubahan mendadak terhadapat laba bersih perusahaan atau industri karena sifat pendekatan yang agresif dan optimis terhadap pertumbuhan laba. Fokus utama dari aliran Growth Investing adalah laporan laba rugi. Sedangkan fokus utama dari aliran Value Investing adalah neraca. Penganut aliran Growth Investing akan selalu kalah jika dibandingkan dengan penganut aliran Value Investing pada masa-masa krisis. Sebaliknya juga begitu.
Jika Anda ingin mengambil keuntungan dari kedua aliran tersebut, maka Anda tampaknya mesti berada di tengah-tengah dan digolongkan ke dalam golongan GARP tersebut.
Harga sebuah saham yang bertumbuh harganya dinilai wajar jika rasio PEG-nya adalah 1. Sehingga jika ingin membeli, maka beli saham dengan rasio PEG di bawah satu. Jika dikombinasikan dengan margin of safety (MOS) yang dianut oleh aliran Value Investing, maka bisa dicari saham dengan MOS yang paling besar dihitung dari diskon PEG-nya. Misalnya saham dengan rasio PEG di bawah 0,70 yang mana memberikan MOS sebesar 30%.
Contoh terbaik saham-saham bertumbuh di BEI saat ini adalah saham-saham kontraktor khususnya kontraktor BUMN.
Contoh perhitungan rasio PEG saham PTPP.
Harga terakhir = Rp 1.825.
EPS = Rp 87
PER = 21,01
Pertumbuhan laba bersih tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 = 35,85%
Rasio PEG = PER/Pertumbuhan
= 21,01/35,85 = 0,59.
= 21,01/35,85 = 0,59.
Nampak masih banyak diskon? Untuk mereduksi risiko tinggi dari gagalnya pertumbuhan yang sama pada tahun-tahun selanjutnya, maka dapat diterapkan asumsi pertumbuhan yang lebih kecil atau merujuk pada pertumbuhan rata-rata industri selama beberapa tahun belakangan.
Lihat perbandingan rasio PEG saham kontraktor di sini.
Lihat perbandingan rasio PEG saham bank di sini
Oleh karena pertumbuhan adalah kata kunci dari penganut aliran GARP, maka saham-saham dengan laba bersih yang tumbuh negatif, tidak tumbuh, atau tumbuh tidak tinggi, maka tidak dapat dimasukkan ke dalam keranjang investasi mereka.
Lihat perbandingan rasio PEG saham kontraktor di sini.
Lihat perbandingan rasio PEG saham bank di sini
Oleh karena pertumbuhan adalah kata kunci dari penganut aliran GARP, maka saham-saham dengan laba bersih yang tumbuh negatif, tidak tumbuh, atau tumbuh tidak tinggi, maka tidak dapat dimasukkan ke dalam keranjang investasi mereka.
Jadi anda sendiri penganut paham yang mana pak?
BalasHapusSaya lebih condong kepada aliran GARP, tapi juga menganut aliran teknikal dan value investing. Kelihatannya rumit tapi sebenarnya tidak. Sesuai dengan slogan blog ini, berinvestasi saham dengan cerdas dan sederhana.
BalasHapusTanya Pak. Saat kondisi pasar lagi bull seperti sekarang, menurut bapak, mana yang lebih efective, antara value investing dan Growth investing?
BalasHapussampai saat ini ada beberapa saham yang masih saya hold cukup lama hampir setahun (jujur saya banyak dapat ilmu dari blog ini. Trims) dan ada beberapa saham yang saya pegang hanya dalam hitungan minggu. Termasuk investor apakah saya?
Terima kasih sebelumnya.
Yang tahu Anda penganut aliran apa kan Anda sendiri ya? Kalau sedang bullish begini, yang menang sementara penganut growth investing lah. Penganut value investing cenderung akan jualan karena menganggap sdh mahal. Namun value investor akan selamat jika kondisi seperti ini berbalik menjadi crash. Karena ini kondisi lagi hot, ya barangkali bisa imbangi dengan analisis teknikal. Value investor nampaknya akan kumpul diam2 saham "buangan" seperti batubara saat ini.
BalasHapusTerima kasih atas jawabannya Pak. Kalo boleh usul, selain membedah laporan keuangan emiten yg sudah terdaftar di BEJ, sekali kali bisa juga membedah laporan keuangan perusahaan yang akan IPO seperti WTON dan Taxi Blue blird.
BalasHapusTerima kasih untuk artikelnya.
BalasHapusMerefresh kembali pemahaman saya tentang GARP.
Sekaligus juga menunjukkan kapan pakai metode value investing dan growth investing.
Kelihatannya idealnya sbb: pakai value investing, kalo udah kemahalan pakai growth investing, kalo masih kemahalan juga pake analisis teknikal. Kalo udah mentok ya dijual saja :-)