PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk (PGAS) mencapai kinerja yang tidak begitu memuaskan pada tahun 2013
dibandingkan dengan tahun 2012. Namun sudah ada perubahan yang membaik
sedikit pada Q4 2013.
Pendapatan
pada tahun 2013 biarpun naik sebesar 16% dibandingkan dengan tahun 2012
menjadi US$ 3.001 juta namun laba kotor justru turun sebesar 4% menjadi
US$ 1.417 juta. Laba usaha turun 8% menjadi US$ 934 juta. Laba sebelum
pajak turun 2% menjadi US$ 1.125 juta. Akhirnya laba bersih juga turun
2% menjadi US$ 894 juta. Lebih kecilnya penurunan laba sebelum pajak
dibandingkan dengan laba usaha disebabkan oleh tingginya laba selisih
kurs yang dinikmati, naiknya laba perubahan nilai wajar derivatif dan
kenaikan bagian bersih dari laba entiats asosiasi.
Laba
selisih kurs tercatat naik sebesar 69% menjadi US$ 84 juta dibandingkan
dengan tahun 2012. Apabila laba selisih kurs dan laba perubahan nilai
wajar derivatif dikeluarkan dari perhitungan maka laba bersih
disesuaikan (dengan asumsi rasio pajak 20%) yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 8% menjadi US$ 715 juta.
Secara
kuartalan, pendapatan tumbuh 13% menjadi US$ 800 juta. Laba kotor
meningkat sejalan sebesar 10% menjadi US$ 374 juta. Laba usaha naik
sebesar 12% menjadi US$ 236 juta. Laba sebelum pajak naik 30% menjadi
US$ 285 juta. Laba bersih naik 14% menjadi US$ 227 juta. Laba bersih
yang tumbuh lebih kecil daripada laba sebelum pajak diakibatkan oleh
naiknya beban pajak penghasilan yang naik sebesar 189% menjadi US$ 57
juta.
PGAS
menikmati laba selisih kurs sebesar US$ 25 juta pada Q4 2013
dibandingkan dengan kerugian sebesar US$ 10 juta pada Q3 2013. Apabila
keuntungan dan kerugian selisih kurs tersebut dikeluarkan berikut laba
dari perubahan nilai wajar derivatif maka laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada Q4 2014 hanya naik
sebesar 1% menjadi US$ 180 juta dibandingkan dengn Q3 2013.
Rasio
GPM yang turun cukup menggerus laba PGAS. Belum ada perbaikan yang
tampak pada rasio GPM di Q4 2013. Selama setahun 2013, rasio GPM turun
menjadi 47,24% dari 57,06% pada tahun 2012. Pada Q4 2013 rasio GPM masih
turun menjadi 46,74% dari 47,78%.
Rasio
NPM (yang disesuaikan) pada tahun 2013 turun menjadi 23,82% dari 30,08%
pada tahun 2012. pada Q4 2013 turun menjadi 22,51% dari 25,09% pada Q3
2013.
Rasio ROE turun menjadi 28% pada tahun 2013 dari 35% pada tahun 2012.
Rasio
DER menurun menjadi 60% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 66% pada
tahun 2012. Hutang finansial tercatat naik tipis 1% dibandingkan dengan
tahun 2012. Besarnya cadangan kas masih menghindari perusahaan dari
beban bunga pada tahun 2013.
PGAS
melakukan pengeluaran kas untuk investasi yang signifikan pada tahun
2013. Tercatat pengeluaran tersebut naik sebesar 166% menjadi US$ 667
juta dibandingkan dengan tahun 2012. Aset tetap meningkat sebesar 8%
menjadi US$ 1.837 juta. Perusahaan mulai mencatatkan properti minyak dan
gas pada tahun 2013 senilai US$ 433 juta yang mana pada tahun 2012
belum ada.
Rasio
pengeluaran kas untuk investasi tersebut dibandingkan dengan total aset
tidak lancar adalah 26% dibandingkan dengan 13% pada tahun 2012.
Penambahan aset tetap dan properti minyak dan gas diharapkan dapat
menaikkan pendapatan PGAS dalam jangka panjang.
Dengan
harga terakhir sebesar Rp 4.900, PGAS dihargai dengan PER sebesar 15,11
berdasarkaan EPS tahun 2013 yang disesuaikan dengan kurs sebesar Rp
11.000/US$ dan rasio PBV-nya adalah sebesar 4,24 berdasarkan nilai buku
per lembar per 31 Desember 2013 dengan kurs yang sama.
good job
BalasHapus