PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI)
mengukir kinerja keuangan yang sangat baik pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun kinerja pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 telah menunjukkan perlambatan pertumbuhan pendapatan dan penurunan laba bersih murni yang signifikan.
Pendapatan
pada tahun 2013 naik sebesar 32% menjadi Rp 687 miliar. Laba kotor naik 34% menjadi Rp 220 miliar. Laba sebelum pajak tumbuh sebesar 63% menjadi Rp 174 miliar. Laba
bersih naik sebesar 67% menjadi Rp 133 miliar.
TAXI menikmati keuntungan selisih kurs pada tahun 2013 sebesar Rp 22 miliar dibandingkan dengan Rp 749 juta pada tahun 2012. Jika keuntungan selisih tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%, laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 48% menjadi Rp 116 miliar.
Secara kuartalan, pendapatan di Q4 2013 hanya tumbuh 3% menjadi Rp 181 miliar dibandingkan dengan Q3 2013. Jika pertumbuhan ini dikali dengan 4 untuk memperoleh perkiraan pertumbuhan setahun, maka nampaklah pertumbuhan pendapatan mengalami perlambatan signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal-kuartal sebelumnya karena secara tahunan pertumbuhan adalah 32%.
Ketebalan margin laba TAXI juga mengalami kemerosotan karena pada Q4 2013 laba kotor turun 16% menjadi Rp 52 miliar. Laba sebelum pajak naik 16% menjadi Rp 53 miliar. Namun TAXI menikmati keuntungan selisih kurs sebesar Rp 19 miliar pada Q4 dibandingkan dengan Rp 3 miliar pada Q3. Jika keuntungn selisih kurs tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 29% menjadi Rp 23 miliar.
Rasio GPM pada tahun 2013 meningkat tipis menjadi 32,10% dari 31,70% pada tahun 2012. Secara kuartalan, rasio ini menurun menjadi 28,70% dari 35,18%.
Rasio NPM (dengan laba bersih disesuaikan) menjadi 16,90% pada tahun 2013 dari 15,09% pada tahun 2012. Secara kuartalan turun menjadi 12,77% dari 18,58%.
Rasio
ROE mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 15% dari 11% pada tahun
2012.
Rasio
DER meningkat pada tahun 2013 menjadi 168% dari 160% pada tahun 2012.
Hutang finansial tercatat naik pada tahun 2013 sebesar 9% menjadi Rp 908 miliar. Beban keuangan meningkat 9% menjadi Rp 85 miliar. Beban keuangan ini termasuk komponen beban pada beban pokok pendapatan.
Pengeluaran kas untuk aktivitas investasi pada tahun 2013 terlihat menurun drastis sebesar 93% menjadi Rp 50 miliar. TAXI melakukan pencairan aset keuangan lancar cukup signifikan sehingga mempengaruhi nilai kas bersih yang dikeluarkan untuk aktivitas investasi. Untuk pengeluaran kas perolehan aset tetap, TAXI mencatat penurunan sebesar 52% menjadi Rp 241 miliar.
Aset tetap pada tahun 2013 naik 20% menjadi Rp 1,393 triliun dibandingkan dengan tahun 2012
Pada
harga terakhir sebesar Rp 1.590 (14/3/14), TAXI dihargai dengan rasio
PER sangat premium sebesar 29,39 berdasarkan EPS tahun 2013 yang disesuaikan dan
PBV-nya 4,28 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar