PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengukir kinerja keuangan tahun 2013 yang sangat baik dibandingkan denga tahun 2013. Secara kuartalan, kinerja pada Q4 2013 juga masih solid. Namun BSDE mulai dibayang-bayangi penurunan kinerja ke depannya terlihat dari turunnya arus kas masuk dari pelanggan pada Q4 2013.
Pendapatan pada tahun 2013 melesat sebesar 54% menjadi Rp 5,741 triliun dengan laba kotor naik 75% menjadi Rp 4,166 triliun. Laba usaha bertambah 106% menjadi Rp 2,910 triliun. Laba sebelum pajak tumbuh 93% menjadi Rp 3,279 triliun. Laba bersih meningkat 96% menjadi Rp 2,906 triliun. BSDE menikmati keuntungan selisih kurs sebesar Rp 166 miliar pada tahun 2013 dibandingkan dengan Rp 16 miliar pada tahun 2012. Jika keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi naik 99% di angka Rp 2,538 miliar.
Secara kuartalan, pendapatan tumbuh 15% menjadi Rp 1,521 triliun dengan laba kotor meningkat 14% menjadi Rp 904 miliar dan laba usaha tumbuh 16% menjadi Rp 632 miliar. Namun laba bersih turun 15% menjadi Rp 655 miliar. BSDE menikmati keuntungan selisih kurs yang lebih kecil pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q2 2013 yaitu turun 85% menjadi Rp 19 miliar. Jika masing-masing keuntungan selisih kurs ini dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk naik 3% menjadi Rp 522 miliar.
Rasio GPM pada tahun 2013 naik menjadi 72,56% dari 63,87%. Sedangkan secara kuartalan turun tipis menjadi 67,45% dari 68,39%.
Rasio NPM pada tahun 2013 naik menjadi 44,20% dari 34,13%. Sedangkan secara kuartalan turun menjadi 34,29% dari 38,45%.
Rasio ROE pada tahun 2013 mencapai angka 25% dibandingkan dengan 16% pada tahun 2012.
Rasio DER menunjukkan angka yang cukup aman di level 68% pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 59%. Rasio aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek juga cukup tinggi pada angka 267% di tahun 2013 dibandingkan dengan 290% pada tahun 2012.
Hutang finansial membengkak cukup besar sebesar 279% menjadi Rp 4,093 triliun. Beban keuangan tanpa memperhitungkan pendapatan keuangan memang naik cukup signifikan. Namun karena besarnya saldo kas menyebabkan pendapatan keuangan masih lebih besar daripada beban keuangan pada tahun 2013.
Saldo uang muka dari pelanggan secara tahunan masih menunjukkan akan yang cukup tinggi biarpun menurun tipis sebesar 2% menjadi Rp 3,725 triliun pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Secara kuartalan, saldo ini sudah mulai mengalami penurunan yang berarti sebesar 10%. Arus kas masuk dari pelanggan secara tahunan masih naik 52% menjadi Rp 7,271 triliun, namun secara kuartalan kas masuk ini telah menunjukkan kemunduran berarti sebesar 31% menjadi hanya Rp 1,221 triliun.
Posisi persediaan secara tahunan masih meningkat sebesar 13% menjadi Rp 3,797 triliun. Secara kuartalan, posisi tersebut juga masih naik 9%.
Saldo tanah yang belum dikembangkan naik 11% menjadi Rp 7,247 triliun. Properti investasi melesat sangat tinggi sebesar 267% menjadi Rp 2,503 triliun. Naiknya properti investasi ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan berulang yang cukup signifikan pada tahun-tahun selanjutnya.
Secara keseluruhan kinerja BSDE masih cukup solid namun memang dalam jangka pendek dalam satu dua tahun ke depan akan menghadapi tantangan pada penurunan pendapatan.
Pada harga terakhir sebesar Rp 1.705, BSDE dihargi dengan rasio PER sebesar 11,76 berdasarkan EPS tahun 2013 yang telah disesuaikan dan rasio PBV-nya adalah sebesar 2,92 berdasarkan nilai bukup per lembar per 31 Desember 2013. (Bandingkan juga rasio PER dengan EPS disesuaikan dan disetahunkan Q4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar