Senin, 10 Maret 2014

ELSA - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

PT Elnusa Tbk (ELSA) mengukir kinerja laba bersih yang sangat bagus pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun ELSA menikmati keuntungan selisih kurs yang lumayan besar pada tahun 2013 dan juga pada tahun 2012. Pada Q4 2013, kinerja penjualan ELSA mengalami peningkatan yang bagus di bandingkan dengan Q3 2013. Begitu pula dengan laba bersih yang meningkat drastis. Namun ELSA menikmati pendapatan lain-lain yang sebagian besar  terdiri dari keuntungan selisih kurs yang cukup signifikan pada Q4 2013.

Pendapatan pada tahun 2013 turun sebesar 14% menjadi Rp 4,112 triliun. Namun laba kotor naik 17% menjadi Rp 647 miliar. Laba sebelum pajak tumbuh sebesar 60% menjadi Rp 337 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 86% menjadi Rp 238 miliar.

ELSA menikmati keuntungan lain-lain yang sebagian besar merupakan keuntungan selisih kurs pada tahun 2013 sebesar Rp 77 miliar dibandingkan dengan Rp 60 miliar pada tahun 2012. Apabila keuntungan ini dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (asumsi rasio pajak penghasilan 25%) masih naik 113% menjadi Rp 182 miliar. ELSA juga mencatatkan bagian atas laba (rugi) entitas asosiasi dan pengendalian bersama yang surplus sebesar Rp 1 miliar pada tahun 2013 dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 24 miliar pada tahun 2012.

Secara kuartalan, pendapatan mencapai pertumbuhan sebesar 26% menjadi Rp 1,191 triliun. Laba kotor meningkat signifikan sebesar 87% menjadi Rp 231 miliar. Laba sebelum pajak dapat naik sebesar 206% menjadi Rp 161 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 248% menjadi Rp 120 miliar.

ELSA menikmati keuntungan lain-lain sebesar Rp 78 miliar pada Q4 2013 yang naik 713% dibandingkan dengan Q3 2013. Jika keuntungan ini dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 121% menjadi Rp 61 miliar.

Rasio GPM pada tahun 2013 naik menjadi 15,73% dari 11,54% pada tahun 2012. Pada Q4 2013 pun, rasio GPM juga naik menjadi 19,35% dari 13,03% pada Q3 2013. Kenaikan GPM yang bagus secara tahunan dan kuartalan ini mengindikasi prospek laba yang semakin baik untuk ELSA ke depannya.

Rasio NPM (disesuaikan) pada tahun 2013 naik menjadi 4,41% dari 1,78% pada tahun 2012. Pada Q4 2013 rasio NPM naik menjadi sebesar 5,14% dari 2,93% pada Q3 2013.

Rasio ROE mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 8% dari 4% pada tahun 2012.

Rasio DER menurun pada tahun 2013 menjadi 91% dari 110% pada tahun 2012. Hutang finansial tercatat naik sebesar 7% menjadi Rp 905 miliar. Namun beban bunga berhasil ditekan turun sebesar 56% menjadi Rp 34 miliar.
Terjadi penerimaan kas bersih untuk aktivitas investasi pada tahun 2013 sebesar Rp 41 miliar dibandingkan dengan pengeluaran kas sebesar Rp 87 miliar pada tahun 2012. ELSA melakukan divestasi anak usaha, penjualan saham treasuri, penarikan investasi dan penjualan aset tetap yang lumayan signikan sehingga arus kas investasi menjadi surplus. Namun ELSA masih mencatat peningkatan pengeluaran kas untuk perolehan aset tetap yaitu menjadi Rp 110 miliar dari Rp 104 miliar pada tahun 2012. Aset tetap tercatat turun sebesar 17% menjadi Rp 1,049 triliun.

Pada harga terakhir sebesar Rp 429 (10/3/14), ELSA dihargai dengan rasio PER sebesar 17,25 berdasarkan EPS tahun 2013 yang telah disesuaikan dan PBV-nya 1,39 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar