Senin, 31 Maret 2014

DILD - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013


PT Intiland Development Tbk (DILD) mencetak kinerja keuangan yang sangat baik pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Namun pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3 2013, walaupun mencetak kenaikan penjualan yang sangat baik, turunnya margin laba kotor telah menghambat kenaikan laba. Selain itu DILD juga dihadapi pada tantangan mulai menurunnya permintaan konsumen terhadap produk perusahaan yang ditandai dengan turunnya arus kas dari pelanggan dan mulai stagnannya saldo uang muka pelanggan.

Pendapatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik 20% menjadi Rp 1,510 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 42% menjadi Rp 706 miliar. Laba usaha meningkat 32% menjadi Rp 400 miliar. Laba sebelum pajak meningkat 46% menjadi Rp 404 miliar. Laba bersih akhirnya tumbuh 64% menjadi Rp 330 miliar.

Secara kuartalan, pendapatan tumbuh 69% menjadi Rp 468 miliar namun laba kotor turun 20% menjadi Rp 140 miliar. Laba usaha turun 52% menjadi Rp 49 miliar. Namun tingginya pendapatan lain-lain pada Q4 2013 menyebabkan naiknya laba bersih sebesar 14% menjadi Rp 105 miliar.

Secara tahunan, pendapatan lain-lain yang cukup signifikan berpengaruh kepada laba bersih adalah keuntungan pembelian entitas anak sebesar Rp 36 miliar dan laba penilaian kembali nilai wajar investasi pada entitas yang juga sebesar Rp 36 miliar yang mana kedua pendapatan tersebut baru muncul pada Q4 2013.

Saldo persediaan lancar pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 naik signifikan 100% menjadi Rp 525 miliar. Secara kuartalan angka tersebut turun 36%. Sedangkan saldo persediaan tidak lancar pada tahun 2013 naik 14% menjadi rp 1,584 triliun. Saldo tersebut secara kuartalan adalah naik 13%.

Saldo uang muka penjualan secara tahunan naik sigifikan 182% menjadi Rp 1,295 miliar dan secara kuartalan naik tipis sebesar 1%.

Rasio GPM secara tahunan tumbuh menjadi 46,75% dari 39,32% namun secara kuartalan terjadi penurunan sangat tajam menjadi 30,02% dari 63,39%. Turunnya rasio GPM ini menjadi perhatian utama dari keseluruhan kinerja Q4 2013.

Rasio NPM secara tahunan meningkat menjadi 21,44% dari 14,37% dan secara kuartalan turun tipis menjadi 24,47% dari 24,80%.

Rasio DER pada tahun 2013 adalah sebesar 84% meningkat dibandingkan dengan 54% pada tahun 2012. Hutang finansial membengkak sebesar 48% menjadi Rp 1,507 triliun. Namun beban bunga tercatat turun 10% menjadi Rp 70 miliar.

DILD pada tahun 2013 tercatat sangat agresif dalam investasi. Tercatat arus kas untuk investasi naik cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 459% menjadi Rp 216 miliar. Tanah belum dikembangkan tercatat naik 18% menjadi Rp 3,347 triliun. Aset tetapnya sendiri naik 48% menjadi 410 miliar.

Rasio ROE pada tahun 2013 adalah cukup rendah yaitu 8% dibandingkan dengan 5% pada tahun 2012.

Kas masuk dari pelanggan secara tahunan naik sebesar 48% menjadi Rp 2,320 triliun namun secara kuartalan tercatat mengalami kemunduran sebesar 7% menjadi Rp 575 miliar. Jumlah ini jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan kuartalan angkanya masih lebih tinggi 22%.

Pada harga terakhir sebesar Rp 453 (28/3/14),  DILD dihargai dengan rasio PER sebesar 14,51 berdasarkan EPS tahun 2013 dan rasio PBV-nya adalah sebesar hanya 1,17 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar