Selasa, 04 Maret 2014

KRAS - Analisis Laporan Keuangan Q4 2013

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mencapai kinerja yang lebih buruk pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Walaupun sama-sama merugi, namun kerugian inti pada tahun 2013 lebih besar daripada kerugian pada tahun 2012. Belum terlihat adanya perubahan yang berarti pada kinerja Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 karena masih menderita kerugian.

Pendapatan pada tahun 2013 tercatat turun sebesar 9% dibandingkan dengan tahun 2012 menjadi US$ 2.084 juta. Laba kotor juga turun sebesar 22% menjadi US$ 96 juta. Laba usaha turun 107% menjadi rugi US$ 1 juta. Rugi sebelum pajak turun 5% menjadi  rugi US$ 15 juta. Akhirnya rugi  bersih juga turun 30% menjadi US$ 14 juta.

KRAS menikmati keuntungan selisih kurs dan laba pengalihan aset tetap pada tahun 2013 dengan total sejumlah US$ 50 juta dibandingkan dengan tahun 2012 yang dengan total sebesar US$ 12 juta.. Apabila keuntungan selisih kurs dan laba pengalihan aset tetap tersebut dikeluarkan dari perhitungan  (asumsi rasio pajak penghasilan 25%) maka rugi bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 74% menjadi rugi US$ 59 juta dibandingkan dengan tahun 2012.

Secara kuartalan, pada Q4 2013 pendapatan tumbuh 11% menjadi US$ 513 juta. Laba kotor meningkat menjadi US$ 9 juta dibandingkan dengan rugi sebesar US$ 21 juta pada Q3 2013. Namun perusahaan masih menderita kerugian usaha sebesar US$ 9 juta dibandingkan dengan rugi US$ 36 juta pada Q3 2013. Rugi sebelum pajak adalah US$ 7 juta dibandingakan dengan rugi US$ 25 juta pada Q3 2013. Rugi bersih yang dicetak adalah sebesar  US$ 6 juta dibandingkan dengan rugi US$ 18 juta pada Q3 2013.

KRAS menikmati laba selisih kurs dan laba pengalihan aset tetap dengan total sejumlah US$ 25 juta pada Q4 2013 dibandingkan dengan hanya laba selisih kurs sebesar US$ 28 juta pada Q3 2013. Apabila keuntungan-keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba rugi bersih maka rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada Q4 2014 turun sebesar 54% menjadi rugi sebesar US$ 21 juta dibandingkan dengan Q3 2013.

Rasio GPM tercatat turun pada tahun 2013 menjadi 4,59% dari 5,35% pada tahun 2012. Belum ada perbaikan yang tampak pada rasio GPM di Q4 2013 karena nilainya masih terlalu kecil walaupun pada Q3 2013 rasio GPM tercatat negatif.  Pada Q4 2013 rasio GPM adalah 1,79% dibandingkan dengan -4,65% pada Q3 2013.

Rasio DER menurun menjadi 126% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 130% pada tahun 2012. Hutang finansial tercatat naik  tipis 2% dibandingkan dengan tahun 2012. Naiknya hutang finansial turun membantu pada kenaikan beban keuangan yang meningkat 24% menjadi US$ 39 juta dibandingkan dengan tahun 2012.

KRAS melakukan pengeluaran kas untuk investasi yang meningkat tipis pada tahun 2013. Tercatat pengeluaran tersebut naik sebesar 4% menjadi US$ 202 juta dibandingkan dengan tahun 2012. Aset tetap meningkat sebesar 15% menjadi US$ 858 juta.
Rasio pengeluaran kas untuk investasi tersebut dibandingkan dengan total aset tidak lancar adalah 16% dibandingkan dengan 17% pada tahun 2012.

Dengan harga terakhir sebesar Rp 485, KRAS diperdagangkan dengan rasio PBV sebesar 0,67 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013 dengan kurs Rp 11.000/US$.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar