PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mencapai kinerja yang lebih buruk pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Walaupun sama-sama merugi, namun kerugian inti pada tahun 2013 lebih besar daripada kerugian pada tahun 2012. Belum terlihat adanya perubahan yang berarti pada kinerja Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 karena masih menderita kerugian.
Pendapatan
pada tahun 2013 tercatat turun sebesar 9% dibandingkan dengan tahun 2012
menjadi US$ 2.084 juta. Laba kotor juga turun sebesar 22% menjadi
US$ 96 juta. Laba usaha turun 107% menjadi rugi US$ 1 juta. Rugi sebelum
pajak turun 5% menjadi rugi US$ 15 juta. Akhirnya rugi bersih juga turun 30% menjadi US$ 14 juta.
KRAS menikmati keuntungan selisih kurs dan laba
pengalihan aset tetap pada tahun 2013 dengan total sejumlah US$ 50 juta dibandingkan dengan tahun 2012 yang dengan total sebesar US$ 12 juta.. Apabila keuntungan selisih kurs dan laba pengalihan aset tetap tersebut dikeluarkan dari perhitungan (asumsi rasio pajak penghasilan 25%) maka rugi bersih
disesuaikan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 74% menjadi rugi US$ 59 juta dibandingkan dengan tahun 2012.
Secara
kuartalan, pada Q4 2013 pendapatan tumbuh 11% menjadi US$ 513 juta. Laba kotor
meningkat menjadi US$ 9 juta dibandingkan dengan rugi sebesar US$ 21 juta pada Q3 2013. Namun perusahaan masih menderita kerugian usaha sebesar US$ 9 juta dibandingkan dengan rugi US$ 36 juta pada Q3 2013. Rugi sebelum pajak adalah US$ 7 juta dibandingakan dengan rugi US$ 25 juta pada Q3 2013. Rugi bersih
yang dicetak adalah sebesar US$ 6 juta dibandingkan dengan rugi US$ 18 juta pada Q3 2013.
KRAS menikmati laba selisih kurs dan laba pengalihan aset tetap dengan total sejumlah US$ 25 juta pada Q4 2013
dibandingkan dengan hanya laba selisih kurs sebesar US$ 28 juta pada Q3 2013. Apabila
keuntungan-keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba rugi bersih maka rugi bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada Q4 2014 turun
sebesar 54% menjadi rugi sebesar US$ 21 juta dibandingkan dengan Q3 2013.
Rasio
GPM tercatat turun pada tahun 2013 menjadi 4,59% dari 5,35% pada tahun 2012. Belum ada perbaikan yang
tampak pada rasio GPM di Q4 2013 karena nilainya masih terlalu kecil walaupun pada Q3 2013 rasio GPM tercatat negatif. Pada Q4 2013 rasio GPM adalah 1,79% dibandingkan dengan -4,65% pada Q3 2013.
Rasio
DER menurun menjadi 126% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 130% pada
tahun 2012. Hutang finansial tercatat naik tipis 2% dibandingkan dengan
tahun 2012. Naiknya hutang finansial turun membantu pada kenaikan beban keuangan yang meningkat 24% menjadi US$ 39 juta dibandingkan dengan tahun 2012.
KRAS melakukan pengeluaran kas untuk investasi yang meningkat tipis pada tahun
2013. Tercatat pengeluaran tersebut naik sebesar 4% menjadi US$ 202
juta dibandingkan dengan tahun 2012. Aset tetap meningkat sebesar 15%
menjadi US$ 858 juta.
Rasio
pengeluaran kas untuk investasi tersebut dibandingkan dengan total aset
tidak lancar adalah 16% dibandingkan dengan 17% pada tahun 2012.
Dengan
harga terakhir sebesar Rp 485, KRAS diperdagangkan dengan rasio PBV sebesar 0,67 berdasarkan nilai buku
per lembar per 31 Desember 2013 dengan kurs Rp 11.000/US$.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar