Jumat, 27 September 2013

Analisis Saham NIPS

PT Nipress (NIPS) merupakan perusahaan yang memproduksi baterai (aki) untuk berbagai kebutuhan seperti otomotif dan industri.

Kinerja cemerlang ditunjukkan oleh laporan keuangan semester 1 tahun 2013 baru hari ini dipublikasikan (27/9/13).

Berikut ini adalah kinerja fundamental penting NIPS per kuartal tahun 2013.



Baik penjualan, laba kotor, maupun laba bersih naik sangat meyakinkan. Apabila kita hitung EPS dari laba Q2 2013 saja, maka akan menghasilkan EPS yang disetahunkan sebesar Rp 3.177. Apabila dibandingkan dengan harga terakhir Rp 10.700, maka PER NIPS baru sebesar 3,37x dengan PBV hanya sebesar 0,94x.


Kita bandingkan kembali kinerja per semester 1 tahun 2013 dibandingkan dengan semester 1 tahun 2012:


Tercatat adanya pertumbuhan penjualan yang signifikan yang berujung pada pertumbuhan laba kotor dan laba bersih yang sangat baik. EPS disetahunkan dari laba  semester 1 tersebut adalah Rp 2.517.

Tingkat ROE sebesar 22% pun sudah masuk standar yang baik sehingga NIPS menjadi layak masuk koleksi jangka panjang.

Kita bandingkan lagi fundamental dua tahun terakhir ini.


Naiknya penjualan NIPS tidak disertai dengan penurunan margin laba kotor menunjukkan penguasaaan dan adaptasi pasar yang baik sehingga tidak terjadi penurunan harga hanya untuk meningkatkan penjualan.

Apa yang menyebabkan kenaikan penjualan NIPS?

Berikut ini tabel penjualan per produk tahun 2012 dan 2011.


Kenaikan penjualan fantastis dialami oleh baterai/aki industri. Sampai saat ini, NIPS adalah satu-satunya perusahaan dalam negeri yang memproduksi baterai industri. Baterai industri yang dijual oleh NIPS adalah baterai untuk keperluan telekomunikasi (BTS).

Berikut ini tabel perbandingan penjualan per produk periode 2013-2012 yang menunjukkan tren kenaikan penjualan baterai industri yang masih sangat baik.



Prospek yang bagus untuk sektor telekomunikasi nampaknya akan terus mendukung kinerja penjualan baterai industri NIPS.

Berikut ini adalah perbandingan kinerja laba rugi sejak tahun 2008.


Kinerja yang cemerlang dari NIPS tampaknya dimulai pada tahun 2011 karena pada tahun tersebut penjualannya telah melewati penjualan tahun 2008 yang mana penjualan tahun 2009 dan 2010 masih lebih rendah daripada tahun 2008. Begitu juga dengan laba usaha tahun 2011 telah melewati laba usaha tahun 2008.

Pasar terbesar baterai otomotif NIPS adalah untuk pasar retail, yaitu sebesar 90%-95% sedangkan untuk pasar OEM (original equipment manufacturer)/komponen pabrikan otomotif adalah sisanya.

Pada tahun ini NIPS berencana untuk menaikkan kapasitas produksi baterai industrinya dari 150.000 unit menjadi 250.000 unit.

Berikut ini tabel target penjualan NIPS tahun 2013.











Di antara penampilan cemerlang NIPS, ternyata NIPS juga mempunyai kekurangan, yaitu tingkat DER yang lumayan tinggi yaitu 1,85x. Selain itu besarnya hutang dalam mata uang USD juga akan menimbulkan kerugian selisih kurs yang lebih tinggi pada kuartal selanjutnya karena pelemahan nilai tukar rupiah.

NPM (net profit margin) yang rendah juga menjadi kekurangan dari NIPS karena seandainya kenaikan cost dan biaya lainnya tidak dapat ditutupi dengan kenaikan harga jual, maka NIPS menghadapi risiko penurunan laba yang tinggi.

Penjualan baterai untuk mobil yang kurang baik akhir-akhir ini dapat ditutupi oleh kenaikan penjualan baterai untuk industri. Terutama untuk baterai industri kita harapkan dapat terus meningkat sehingga laba NIPS akan terus mantap.

Kekurangan lain dari saham NIPS adalah tidak likuid perdagangannya sehingga jika perlu segera melikuidasi investasi maka akan terjadi kesulitan.
Melihat kinerja penjualan dan laba yang baik, nampaknya cukup beralasan untuk memberikan PER 7x untuk NIPS dari EPS setahunkan semester 1 sebesar Rp2.517 sehingga diperoleh target harga Rp 17.600 (target moderat). Jika diberikan target optimis, maka NIPS dapat dihargai sebesar Rp 22.200 yang mencerminkan PER 7x atas EPS Q2 disetahunkan.



NIPS juga dihadapi dengan risiko fluktuasi harga bahan baku utama, yaitu timah hitam/lead/timbal/plumbum (Pb). Pada Januari tahun 2013 harga timah hitam tercatat sebesar USD 2.334,47/MT dan pada bulan Agustus tahun 2013 tercatat sebesar USD 2.173,08/MT. Harga terakhir (27/9/13) timah hitam di LME (London Metal Exchange) untuk settlement cash sebesar USD 2.083/MT (official price). Kenaikan USD terhadap rupiah akhir-akhir ini tentunya juga akan meningkatkan harga timah hitam dalam rupiah.

Tentunya NIPS juga tidak bisa menghindari kenaikan biaya-biaya lain seperti biaya distribusi, upah karyawan, energi, bunga dan lain-lain.







3 komentar:

  1. salam saham indonesia.
    abangku tersayang , coba dihitung , forecast untuk NIPS terkait saham bonus dan stokl split donk,
    diharga berapa layakmya NIPS sebelum stok split berlaku ?
    terima kasih benar ya.
    GBU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analisis laporan NIPS Q2 2013 bisa dilihat di sini: http://idx-investor.blogspot.com/2013/11/nips-analisis-laporan-q3-2013.html. Di sana EPS sdh termasuk saham bonus tapi belum termasuk stock split. Ya tinggal dibagi 20 saja EPS-nya nanti.

      Hapus
    2. Maaf, salah ketik, maksudnya analisis laporan Q3 2013

      Hapus