Belakangan kita bertanya-tanya atas gerakan saham sektor pakan ternak yang kurang seragam.
Berikut ini kinerja harga saham 4 emiten sektor pakan ternak selama tahun 2013 sampai dengan tanggal 27/09/13.
Kenapa CPIN naik lebih sedikit dibandingkan dengan JPFA dan MAIN?
Kita lihat kembali tabel berikut ini yang menyajikan perbandingan parameter penting fundamental semester 1 2013.
Keempat emiten tersebut mengalami penurunan laba bersih dengan persentase yang bervariasi. Tetapi hanya CPIN yang laba kotornya menurun. CPIN juga mencapai pertumbuhan penjualan yang lebih rendah dibandingkan dengan MAIN dan JPFA.
Kalau kita bandingkan kembali dengan valuasi PER dan PBV, maka kita akan mengerti kalau CPIN naik tidak setinggi JPFA dan MAIN dikarenakan PER-nya sebelumnya sudah lumayan tinggi. Dengan harga terakhir, CPIN pun masih mempunyai PER paling tinggi yaitu 20,60x dibandingkan dengan JPFA 15,90 dan MAIN 16,8.
Apa yang menyebabkan pertumbuhan laba kotor CPIN minus padahal emiten yang lain masih plus? Kemungkinan yang terjadi adalah CPIN menurunkan harga jualnya untuk mengimbangi ekspansi dari pemain lain terutama JPFA yang semakin menjadi penantang paling kuat. CPIN sendiri masih cukup leluasa untuk menurunkan harga jualnya mengingat GPM dan NPM-nya adalah yang paling tinggi di sektornya.
Berikut ini perbandingan parameter fundamental tahun 2012 dan 2011.
Selama tahun 2011 dan 2012 pun GPM CPIN masih lebih tinggi daripada yang lainnya. Pertumbuhan penjualannya tahun 2012 juga masih lebih tinggi daripada JPFA tetapi masih lebih rendah daripada MAIN. Namun pertumbuhan laba kotornya tahun 2012 adalah juga yang paling rendah di sektornya. Kita lihat sendiri GPM-nya adalah satu-satunya yang menurun tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011.
Apakah CPIN sedang keteteran?
Kita periksa data realiasasi capex berikut ini.
Kita lihat kalau rasio capex CPIN rata-rata masih bisa mengimbangi JPFA walaupun lebih rendah dibandingkan dengan MAIN.
Rasio capex yang tinggi dari sektor ini mengindikasikan prospek pertumbuhan yang sangat kuat. Semester 1 tahun 2013 dibandingkan dengan semester 1 tahun 2012 pertumbuhan capex keempat emiten tersebut adalah 22%. Sedangkan pertumbuhan capex tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 adalah 14%.
Kalau kita bandingkan dengan tingkat DER masing-masing emiten, CPIN mempunyai DER yang paling rendah. Terakhir hanya 0,54 dibandingkan dengan JPFA 1,42 dan MAIN 1,54. Rendahnya DER tentunya membuka peluang pendanaan eksternal yang paling kuat buat CPIN dibandingkan dengan lainnya. Begitu juga sumber dana capexnya juga dapat gampang disumbangkan dari labanya yang tinggi karena GPM dan NPM yang lebih tinggi.
Kita lihat saja capex CPIN tahun 2012 adalah 68% dari laba bersih tahun 2012. Sedangkan JPFA 143%. MAIN 106% dan SIPD 1.405%. Kondisi makro dengan tingkat bunga yang semakin tinggi dan nilai USD yang semakin tinggi tentunya akan menyulitkan emiten yang mempunyai tingkat hutang yang tinggi untuk terus menjaga ekspansinya pada angka akselerasi yang tinggi. Hanya CPIN yang akan lebih unggul dalam kondisi seperti sekarang ini.
Bagaimana prospek sektor ini? Tingkat realisasi capex yang tinggi mengindikasi sektor ini masih akan tumbuh sangat pesat.
Masalah utama bagi sektor ini tampaknya bukan pada kebutuhan pasar, tetapi pada tingkat penyerapan pasar yang dipengaruhi oleh harga jual dan daya beli. Di pihak perusahaan sendiri menghadapi kenaikan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead serta biaya distribusi.
Apakah daya beli masyarakat yang semakin rendah akibat tingginya inflasi akan menyebabkan penurunan penjualan? Kita lihat saja pengaruhnya terhadap penjualan perusahaan nantinya.
Bahan baku yang banyak didatangkan lewat impor juga menghadapi masalah fluktuasi harga dan kenaikan USD terhadap rupiah.
Lihat kembali tulisan mengenai :CPIN vs MAIN sebelumnya untuk referensi harga bahan baku.
Dalam jangka pendek tampaknya lebih arif bagi investor untuk menunggu hasil kinerja kuartal-kuartal mendatang apabila ingin berinvestasi di saham sektor ini berhubung adanya ketidakpastian yang masih cukup tinggi atas kinerja yang akan datang.
PBV pada CPIN dan MAIN masih sangat tinggi yaitu lebih dari 7x. Apabila laba tidak tumbuh pada tahun ini, maka PBV tersebut adalah kemahalan. Sehingga lebih baik menunggu harga turun bila ingin berinvestasi jangka panjang.
ROE yang hanya 17% pada CPIN, JPFA 11% dan SIPD yang cuma 1% tentunya menjadi pertimbangan tersendiri karena tingkat ROE tersebut tidaklah cukup menarik. MAIN yang lumayan saja karena masih di atas 20%, yaitu 22%.
Bagi yang suka saham gocap seperti SIPD, jika berpikir akan menikmati laba yang besar tentunya harus dipikir ulang berhubung kinerja yang masih tetap belum menggembirakan. Laba tahun 2012 masih stagnan dibandingkan dengan 2011. Sedangkan laba semester 1 tahun 2013 menurun lumayan dalam dibandingkan dengan tahun sebelumnya. PER juga masih yang paling tinggi dan ROE paling rendah. Hanya PBV yang paling murah saja, yaitu 0,4.
CPIN ibarat raksasa tanpa banyak beban yang sedang berlomba lari dengan raksasa lainnya (JPFA). Ketika raksasa lainnya mulai kehilangan nafas karena beban (hutang) yang semakin berat, maka CPIN akan semakin kencang berlari untuk semakin meninggalkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar