Minggu, 22 September 2013

CPIN vs MAIN

Sepanjang 100 hari terakhir sampai dengan tanggal 20/09/13 kita melihat CPIN relatif "dikalahkan" oleh MAIN.

Berikut ini adalah grafik selisih harga dalam persen CPIN vs MAIN untuk 100 hari terakhir.

Grafik di atas menunjukkan tren penurunan CPIN dibandingkan dengan MAIN.

Mari kita bandingkan grafik selisih relatif MAIN berikut ini terhadap IHSG selama 100 hari terakhir.




Selanjutnya, grafik berikut ini adalah selisih relatif CPIN.


Selisih relatif MAIN lebih banyak berada pada area positif dan cukup tinggi dengan nilai rata-rata 24%. Selisih relatif CPIN belakangan lebih banyak berada pada area negatif dan yang terakhir terjadi penurunan tajam dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya. Nilai rata-rata CPIN adalah -2%. Ada kesempatan bagi CPIN untuk naik beberapa hari ke depan untuk mengadjust penurunan hari terakhir yang cukup tinggi.


Tren penurunan CPIN dalam 100 hari terakhir perlu dicermati dari sisi fundamentalnya dibandingkan dengan MAIN.

Berikut ini adalah tabel perbandingan angka fundamental penting CPIN dan MAIN.

Tampaknya penurunan harga CPIN mempunyai alasan fundamental karena laba kotor dan laba bersih yang turun dibandingkan dengan tahun lalu. Dibandingkan dengan MAIN, pertumbuhan penjualan, laba kotor dan laba bersih juga lebih buruk sehingga penurunan CPIN terhadap MAIN menjadi masuk akal.

Kelebihan MAIN adalah ROE yang lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan CPIN. Kelemahan MAIN adalah DER yang cukup tinggi.

CPIN mempunyai kelebihan yang sebenarnya sulit dikejar oleh MAIN, yaitu nilai penjualan yang 6x MAIN. Selain itu CPIN mempunyai tingkat GPM dan NPM yang lebih bagus dibandingkan dengan MAIN, yaitu 20,78% dan 12,77% dibandingkan dengan MAIN 18,98% dan 8,83%.

Pertumbuhan penjualan CPIN yang lebih rendah dibandingkan dengan MAIN dapat dimengerti juga karena besarnya nilai penjualan CPIN.

Dengan PER MAIN yang lebih rendah dan PBV yang lebih tinggi dibandingkan dengan CPIN, maka melihat kinerja sementara ini, harga MAIN dan CPIN di tingkat sekarang sebenarnya relatif sudah sepadan.

Selama CPIN mampu meningkatkan nilai penjualannya, maka penurunan laba kotor dan laba bersih sementara ini diharapkan dapat diperbaiki untuk masa-masa yang akan datang.

Kemungkinan besar kita akan melihat penurunan laba yang lebih besar untuk CPIN dan MAIN untuk satu atau dua kuartal lagi mengingat besarnya kebutuhan bahan baku impor berupa kedelai dan jagung yang nilainya meningkat karena penurunan nilai rupiah biarpun beberapa hari yang lalu pemerintah sudah menghapuskan bea masuk kedelai menjadi 0% dari 5%. Belum dapat dipastikan juga apakah penghapusan bea masuk kedelai adalah juga termasuk bea masuk untuk bungkil kedelai (soybean meal) yang biasa diimpor oleh perusahaan pakan unggas seperti CPIN dan MAIN.

Perkiraan penurunan tersebut tentunya masih harus dibandingkan lagi dengan harga jagung dan kedelai serta bahan baku lainnya terkini. Jagung yang merupakan bahan pakan unggas paling dominan tampaknya mempunyai tren penurunan harga di pasar future internasional. Setahun terakhir harga jagung telah turun 29,44%, harga kedelai turun 1,66%, harga bungkil kedelai naik 9%.

Sampai dengan saat ini kebutuhan bungkil kedelai 100% diimpor.

Berikut ini adalah grafik harga jagung dan bungkil kedeali setahun terakhir di pasar CBOT.

Komposisi yang umum dari bahan pakan unggas adalah jagung 50-55%, bungkil kedelai 25-30%.

Pada dasarnya pasar pakan unggas adalah termasuk oligopoli, yaitu pasar yang dikuasai oleh hanya beberapa penjual/produsen besar. Pemain terbesar pasar makanan unggas adalah CPIN dan JPFA. Dengan pasar yang oligopoli seperti itu, maka kemampuan perusahaan untuk mentransfer kenaikan harga pokok/biaya produksi dan beban ke harga jual adalah sangat tinggi.

Pangsa pasar pakan ternak tahun 2011 adalah CPIN 33%, JPFA 23%, MAIN 7%, Cheil Jeddang 7%, SIPD 3%.

Pangsa pasar untuk anak ayam umur sehari (DOC) tahun 2011 CPIN 34%, JPFA 29%, MAIN 9%, SIPD 6%.

Melihat pangsa pasar di atas, jika nantinya CPIN mampu meningkatkan labanya lagi, maka harga CPIN memang selayaknya lebih premium dibandingkan dengan MAIN. Premium berarti mempunyai valuasi yang lebih tinggi. PER yang lebih tinggi.

Tulisan lainnya mengenai sektor makanan ternak ada di sini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar