Senin, 02 September 2013

Perbandingan Laba Per Ha Emiten Perkebunan

Berikut ini adalah tabel perbandingan profitabilitas emiten perkebunan per 30 Juni 2013.


Dari data di atas kalau melihat margin laba kotor/gross profit margin dan margin laba bersih/net profit margin kita dapat langsung tahu kalau BWPT adalah yang terbaik dan yang kedua adalah AALI.

Tapi kalau kita pecah kembali antara angka-angka penjualan, laba kotor, dan laba bersih per ha masing-masing tanaman menghasilkan dari emiten-emiten tersebut di atas, maka kita dapat peroleh pandangan yang sedikit berbeda. (Note: data luas kebun AALI per 31 Des 2012 dan yang lain per 30 Juni 2013).

Walaupun BWPT dari sisi GPM dan NPM lebih bagus dari AALI, tapi dari segi jumlah penjualan per ha masih lebih bagus AALI. AALI lebih bagus daripada BWPT dari sisi ini dapat dimengerti karena tanaman menghasilkan BWPT masih cukup banyak yang berusia muda sehingga jumlah produksinya belum mencapai puncaknya, selain itu BWPT masih cukup banyak menjual produknya dalam bentuk tandan buah segar (TBS). Kalau kita bandingkan jumlah laba kotor per ha, maka BWPT terlihat sedikit lebih efisien daripada AALI namun perbandingannya sudah tidak begitu jauh lagi daripada jika hanya dibandingkan antara GPM AALI dengan BWPT.

Bagaimana dengan penjualan SIMP per ha yang lebih bagus daripada AALI? SIMP mungkin dapat disimpulkan banyak membeli TBS ataupun CPO atau produk lainnya dari pihak lain untuk diolah kembali atau ditradingkan, sehingga jumlah penjualannya lebih bagus daripada AALI. Ini dapat diketahui kebenarannya setelah kita bandingkan antara jumlah laba kotor AALI yang lebih tinggi daripada SIMP.Selain itu SIMP juga banyak memproduksi produk yang lebih hilir daripada AALI, seperti minyak goreng, margarin, dll.

Kalau melihat ke laba bersih per ha antar AALI dan BWPT, maka sekarang jadi kelihatan yang sebenarnya yang lebih bagus dalam menghasilkan laba bersih per ha. BWPT lebih rendah dari sisi ini karena banyak biaya bunga yang harus dibayar berhubung tingkat hutangnya yang paling tinggi di antara emiten-emiten tersebut di atas.

Di antara lima emiten tersebut di atas tentulah GZCO yang paling jelek dari semua perbandingan. Jika penjualan per ha rendah ini berarti jumlah produksi yang rendah. Jumlah produksi yang rendah bisa disebabkan oleh profil umur tanaman yang masih muda atau terlalu tua atau masalah khusus lainnya. Kalau GZCO lebih disebabkan karena tanaman yang masih muda sehingga produksinya masih sedikit.

Dari semua emiten di atas tampaknya AALI adalah emiten yang bekerja paling baik untuk menghasilkan rupiah dari setiap hektar tanah yang dipunyainya. Berarti paling baik dalam urusan meningkatkan hasil investasi pemegang sahamnya.

Lihat kembali ke perbandingan ROE berikut ini:

Jika harga penjualan naik, dari kelima emiten tersebut di atas yang mana yang akan menikmati keuntungan terbesar? Kenaikan harga jual hanya dapat dinikmati oleh emiten yang mempunyai produksi yang baik, penjualan selama ini sebagian besar dari produksi sendiri, dan perusahaan yang efisien dari sisi biaya.

Maka itu jawabannya adalah:
No.1 AALI
No.2 BWPT
No.3 LSIP
No.4 SIMP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar