Kamis, 24 April 2014

BBRI - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencetak kinerja tahunan yang mengesankan sampai dengan Q1 2014. Namun kinerja pendapatan dan laba operasional pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami kemunduran yang cukup berarti walaupun laba bersihnya naik tipis.

Secara tahunan pendapatan bunga, investasi dan syariah bruto tercatat naik sebesar 24% menjadi Rp 63,207 triliun. Pendapatan bersihnya bertambah sebesar 23% menjadi Rp 46,589 triliun. Laba operasional menanjak sebesar 16% menjadi Rp 27,075 triliun. Laba sebelum pajak bergerak naik sebesar 18% menjadi Rp 29,106 triliun. Laba bersih bertambah sebesar 14% menjadi Rp 22,205 triliun.


Secara kuartalan, kinerja pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 tercatat mengalami kemunduran. Pendapatan kotor terkikis sebesar 2% menjadi Rp 17,099 triliun dengan pendapatan bersih turut berkurang yaitu sebesar 4% menjadi Rp 12,401 triliun. Laba operasional terjerembab cukup lumayan sebesar 18% menjadi Rp 6,806 triliun. Laba sebelum pajak menguap 17% menjadi Rp 7,412 triliun. Namun untungnya laba bersih dapat naik tipis 1% menjadi Rp 5,938 triliun. Naiknya laba bersih ini disebabkan oleh turunnya pajak penghasilan secara signifikan yaitu 52%. Jika dibandingkan, maka rasio pajak penghasilan pada Q1 2014 ini adalah 20% dari laba sebelum pajak berbanding 34% pada Q4 2013. Melihat jumlah kepemilikan saham publik BBRI yang di atas 40%, maka rasio pajak BBRI normalnya adalah 20%. Jadi jumlah pajak pada Q1 2014 ini masih normal-normal saja.

Dari sisi neraca, secara tahunan kredit yang diberikan tercatat naik sebesar 20% menjadi Rp 434,417 triliun.  Aset meningkat sebesar 15% menjadi Rp 615,719 triliun. Simpanan nasabah meningkat sebesar 17% menjadi Rp 487,669 triliun.

Namun secara kuartalan, pada Q1 2014 pinjaman yang diberikan tersebut tercatat hampir stagnan. Aset tercatat turun sebesar 2% dan simpanan nasabah turun sebesar 3%. Turunnya simpanan nasabah secara kuartalan agak menimbulkan pertanyaan karena selama tiga kuartal pada tahun 2013, BBRI selalu mencatat kenaikan simpanan nasabah.

Rasio ROE pada tahunan tercatat sebesar 30% dibandingkan dengan 29% pada tahun sebelumnya.

Rasio GPM tahunan tercatat naik sedikit menjadi 74,29% dari 74,16%  dan secara kuartalan turun menjadi 73,95% dari 74,28%.

Rasio NPM tahunan turun menjadi 35,11% dari 38,38% dan secara kuartalan naik tipis menjadi 34,71% dari 33,95%.

Pada harga terakhir sebesar Rp 10.050 (24/4/14), saham BBRI diperdagangkan dengan rasio PER sebesar 11,17 berdasarkan EPS tahunan sampai dengan Q1 2014 dan rasio PBV-nya sebesar 3,14 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Maret 2014.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar