Sabtu, 19 April 2014

BDMN - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Danamon Tbk (BDMN) mengukir kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik dibandingkan dengan pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2013 namun kinerja laba bersihnya tidak memuaskan. Kinerja kuartalan juga bernasib cukup sama.

Pendapatan bunga dan underwriting tahunan tercatat naik 10% menjadi Rp 22,285 triliun dengan pendapatan bersihnya naik 3% menjadi Rp 14,133 triliun. Namun tingginya penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai tampaknya menyumbang besar pada penurunan laba operasional yang turun 3% menjadi Rp 5,428 triliun. Laba sebelum pajak terkikis 5% menjadi Rp 5,359 triliun. Laba bersih berkurang 4% menjadi Rp 4,034 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 5% menjadi Rp 3,911 triliun. 


Pendapatan bunga dan underwriting kuartalan tercatat naik 5% menjadi Rp 5,974 triliun dengan pendapatan bersihnya tidak banyak berubah menjadi Rp 3,555 triliun.  Laba operasional meleleh 16% menjadi Rp 1,206 triliun. Rendahnya pendapatan operasional lainnya menjadi penyebab utama turunnya laba operasional.  Laba sebelum pajak terkikis 15% menjadi Rp 1,2 triliun. Laba bersih juga terkikis 15% menjadi Rp 904 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 16% menjadi Rp 875 miliar. 

Margin bunga yang menurun menjadi penyebab utama menurunnya pendapatan bunga bersih. Rasio GPM tahunan turun menjadi  63,42% dari 67,62%. Secara kuartalan rasio GPM juga masih turun menjadi 59,50% dari 62,54%. Tampaknya manajemen belum mampu mentransfer kenaikan beban bunga kepada debiturnya walaupun telah mampu meningkatkan omset pendapatan bunga.

Rasio NPM tahunan terkikis menjadi 17,55% dari 20,28%. Secara kuartalan rasio NPM masih juga terkikis menjadi 14,64% dari 18,14%.

Rasio ROE tahunan turut menurun menjadi 12% dari 14%.

Pada posisi keuangan, saldo kredit secara tahunan meningkat 15% menjadi Rp 130,868 triliun namun secara kuartalan mengalami stagnasi.

Simpanan nasabah secara tahunan tumbuh 27% menjadi Rp 110,251 triliun dan secara kuartalan tumbuh 1%. Nampaknya ada perlambatan pertumbuhan karena pertumbuhan 1% secara kuartalan masih jauh dibandingkan dengan pertumbuhan tahunannya.

Dengan harga terakhir sebesar Rp 4.470, BDMN dihargai dengan rasio PER sebesar 10,95 berdasarkan EPS tahunan sampai dengan Q1 2014 dan rasio PBV-nya adalah sebesar 1,33 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Maret 2014.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar