Selasa, 22 April 2014

BTPN - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencetak kinerja pendapatan tahunan sampai dengan Q1 2014 yang cukup baik dibandingkan dengan kinerja tahunan sebelumnya namun menghasilkan laba bersih yang kurang memuaskan. Secara kuartalan, kinerja pendapatan bunga bersih menurun namun laba bersihnya membaik pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013.


Secara tahunan, pendapatan bunga kotor tercatat tumbuh sebesar 17% menjadi Rp 11,385 triliun. Pendapatan bunga bersihnya tumbuh sebesar 11% menjadi Rp 7,118 triliun. Laba operasional tumbuh 7% menjadi Rp 2,828 triliun. Laba sebelum pajak hanya tumbuh sebesar 6% menjadi Rp 2,818 triliun. Laba bersih mencatatkan penurunan 3% menjadi Rp 2,053 triliun akibat lebih tingginya beban pajak penghasilan.

Secara kuartalan, pendapatan bunga kotor tercatat naik 3% menjadi Rp 2,993 triliun namun pendapatan bunga bersihnya turun 2% menjadi Rp 1,734 triliun. Untungnya laba operasional justru naik 7% menjadi Rp 671 miliar. Laba sebelum pajak juga meningkat 7% menjadi Rp 668 miliar. Laba bersih naik signifikan sebesar 44% menjadi Rp 494 miliar.

Lebih besarnya kenaikan laba bersih dibandingkan dengan laba operasional disebabkan oleh lebih rendahnya pajak penghasilan yang dibukukan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013. Beban pajak penghasilan tercatat turun sebesar 38% menjadi Rp 174 miliar. Rasio pajak penghasilan pada Q1 2014 adalah 26% dibandingkan dengan 45% pada Q4 2013.

Pada posisi neraca, secara tahunan pinjaman yang diberikan tercatat tumbuh di angka 14% menjadi Rp 47,159 triliun. Aset sendiri tumbuh 8% menjadi Rp 67,349 triliun dan simpanan nasabah tumbuh 6% menjadi Rp 49,506 triliun.

Secara kuartalan, pinjaman yang diberikan tersebut tumbuh 2%. Aset turun 3% dan simpanan nasabah turun 6%. Besarnya penurunan secara kuartalan simpanan nasabah tentunya menjadi titik lemah pada posisi keuangan BTPN periode ini.

Rasio ROE tahunan tercatat mengalami penurunan menjadi 20% dari semula 25%.

Secara tahunan rasio GPM mengalami penurunan menjadi 62,52% dari 65,98% dan secara kuartalan masih turun menjadi 57,92% dari 61,24%. Turunnya rasio ini tentunya menjadi perhatian besar karena tampaknya BTPN belum mampu mengatasi beban bunga tinggi.

Rasio NPM tahunan menurun menjadi 18,02% dari 21,72% dan secara kuartalan naik menjadi 16,48% dari 11,88%.

Pada harga terakhir (22/4/14) sebesar Rp 4.160, emiten ini diperdagangkan dengan rasio PER sebesar 11,84 berdasarkan EPS tahunan sampai dengan Q1 2014 dan rasio PBV-nya sebesar 2,33 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Maret 2014.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar