Selasa, 06 Mei 2014

TMAS - Analisis Laporan Keuangan Q1 2014


PT Pelayaran Tempuran Emas (TMAS) secara tahunan sampai dengan Q1 2014 mencetak kinerja yang mengesankan. Namun kinerja kuartalan pendapatan pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami sedikit kemunduran walaupun sebenarnya kinerja laba bersih murninya mengalami kenaikan. Menariknya, valuasi harga TMAS saat ini masih terbilang sangat murah.

Pendapatan tahunan tercatat mengembang sebesar 26% menjadi Rp 1,442 triliun dengan laba kotor yang naik 67% menjadi Rp 274 miliar. Laba usaha melesat 45% menjadi Rp 226 miliar. Laba sebelum pajak melambung 40% menjadi Rp 150 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menggelembung 53% menjadi Rp 128 miliar.


TMAS menikmati keuntungan selisih kurs sebesar Rp 26 miliar berbanding Rp 13 miliar pada tahun sebelumnya. Selain itu juga menikmati keuntungan dari penjualan aset tetap sebesar Rp 2 miliar berbanding Rp 74 miliar. Jika keuntungan-keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan (dengan asumsi tidak ada pengaruh pajak penghasilan), maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menjadi Rp 100 miliar berbanding rugi Rp 4 miliar.

Secara kuartalan, pendapatan tergerus 6% menjadi Rp 382 miliar dengan laba kotor yang justru naik sebesar 8% menjadi Rp 102 miliar. Laba usaha tercatat turun sebesar 5% menjadi Rp 88 miliar.  Laba sebelum pajak terkikis 10% menjadi Rp 61 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat melemah 12% menjadi Rp 54 miliar.

TMAS menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 5 miliar berbanding keuntungan sebesar Rp 3 miliar. Juga menikmati keuntungan penjualan aset tetap. Jika keuntungan dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (dengan asumsi tidak ada pengaruh pajak penghasilan), maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 16% menjadi Rp 58 miliar.

Perbaikan atas laba secara kuartalan banyak disumbangkan dari kenaikan rasio GPM kuartalan yang naik menjadi 26,62% dari 23,04%. Secara tahunan rasio GPM naik menjadi 18,98% dari 14,32%.

Rasio NPM tahunan (disesuaikan) naik menjadi 6,90% dari -0,31%. Secara kuartalan rasio NPM naik menjadi 15,13% dari 12,25%.

Rasio ROE tahunan (disesuaikan) adalah 24% berbanding -1%.

Rasio DER tahunan menurun menjadi 298% dari 356%. Hutang finansial turun tipis 2% menjadi Rp 903 miliar. Namun beban keuangan melonjak 29% menjadi Rp 90 miliar.

Aset tetap secara tahunan tidak banyak berubah dan turun 1% menjadi Rp 1,323 triliun.

Pada harga terakhir (5/5/14) sebesar Rp 289, saham TMAS dihargai dengan rasio PER sebesar 3,31 berdasarkan EPS tahunan yang disesuaikan sampai dengan Q1 2014 dan  rasio PBV-nya adalah sebesar 0,80 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Maret 2014.

Laba TMAS selama ini naik turun dan agak sulit ditebak. Namun kinerja laba pada dua kuartal terakhir telah menunjukkan kestabilan sehingga diharapkan saja pada kuartal-kuartal selanjutnya labanya tidak akan turun lagi atau bahkan meningkat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar