PT Harum Energy Tbk (HRUM) adalah emiten sektor pertambangan batubara yang juga royal membagi dividen.
Pada S1 2013 penjualan HRUM turun 20,3% dibandingkan dengan periode S1 2012. Namun HRUM mencatat kenaikan penjualan sebesar 7,9% di Q2 2013 dibandingkan dengan Q1 2013.
Laba bersih pada S1 2013 turun 75,5% dibandingkan dengan S1 2012. HRUM mencatat kenaikan laba bersih yang besar di Q2 2013 apabila dibandingkan dengan Q1 2013 yaitu sebesar 114%.
Berikut ini tabel perbandingan parameter fundamental penting HRUM Q2 2013 (angka laporan dalam US$)
Jumlah produksi HRUM pada Q2 2013 turun 9% dibandingkan dengan Q1 2013. Peningkatan nilai penjualan disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata sebesar 2% dibandingkan dengan Q1 2013. Harga jual rata-rata adalah US$ 70,5 berbanding US$ 69,2. Namun harga jual rata-rata selama S1 2013 yang sebesar US$ 69,9 lebih rendah 22,5% dibandingkan dengan S1 2012 yang sebesar US$ 90,2.
Peningkatkan nilai penjualan di Q2 juga disebabkan oleh naiknya volume penjualan sebesar 6,8% menjadi 3,8 juta MT.
Selain harga jual yang naik, kenaikan laba kotor HRUM tampaknya juga disebabkan oleh turunnya harga pokok penjualan karena GPM naik 4,08% di Q2 menjadi 21,52%.
Rasio DER cukup kecil sehingga beban bunga HRUM tidak signifikan. Kenaikan total hutang pada Q2 lebih banyak disebabkan oleh kenaikan hutang dividen.
ROE di Q2 berada pada tingkat 20% adalah cukup memuaskan.
Target harga HRUM secara moderat adalah Rp 2.800 yang mencerminkan PER 15x EPS S1 yang disetahunkan.
Target harga optimis adalah Rp 3.800 yang mencerminkan PER 15x EPS Q2 2013 yang disetahunkan.
Target optimis mesti melihat ke perkembangan harga batubara untuk periode selanjutnya. Selain itu yang juga krusial adalah kemampuan HRUM untuk meningkatkan produksi pada kuartal selanjutnya karena di Q2 2013 kurang memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar