Kinerja tahun ini kelihatannya sangat cemerlang. Laba semester 1 2013 naik menjadi US$ 86.054.000 dari US$ 15.974.000 pada semester 1 tahun 2012.
Namun setelah lebih diteliti, sebagian besar laba tahun 2013 disumbangkan oleh laba selisih kurs yang bernilai US$ 61.674.000 (72% dari laba bersih!)
Kita analisis kembali kinerja laporan keuangan Q2 2013.
Rupanya terdapat kenaikan beban bunga dan penurunan laba selisih kurs. Kenaikan laba usaha tidak mampu menutup kenaikan beban bunga dan penurunan laba selisih kurs.
Kenaikan bunga disebabkan oleh kenaikan hutang yang naik sebesar 3%.
Jumlah laba selisih kurs yang sangat besar, yaitu 72% dari laba S1 2013 harus dikeluarkan jika ingin menghitung laba bersih murni dari operasi. Setelah dikeluarkan maka diperoleh laba bersih untuk S1 2013 menjadi US$ 24.324.000 (tanpa menghitung faktor pajak penghasilan). Apabila disetahunkan maka itu setara dengan EPS Rp 102 (kurs Rp 11.500)
Dengan target PER yang lumayan moderat sebesar 7x, maka kita peroleh target price INKP berdasarkan laporan S1 2013 tersebut sebesar hanya Rp 716 saja.
Sejatinya INKP juga tidak begitu menarik sebagai saham untuk investasi jangka panjang mengingat ROE yang lumayan rendah hanya 8% (disetahunkan). Selain itu DER-nya juga lumayan tinggi sebesar 2,09.
Hal yang positif dari INKP adalah didukung oleh tingginya harga pulp akhir-akhir ini.
Berikut ini grafik harga pulp dari tahun 2012 (bulanan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar