PT
Astra International Tbk (ASII) mengukir kinerja yang cukup baik secara tahunan sampai dengan Q1 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun kinerja kuartalan pada Q1
2014 mencatatkan hasil yang tidak menggembirakan.
Pendapatan
tahunan naik sebesar 5% menjadi
Rp 197,023 triliun. Laba kotor bertambah sebesar 2% menjadi Rp 36,600
triliun. Laba sebelum pajak mengembang sebesar 5% menjadi Rp 28,578 triliun.
Laba bersih meningkat sebesar 4% menjadi Rp 23,061 triliun dan laba bersih
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk membesar 7%
menjadi Rp 20,496 triliun.
ASII
menderita kerugian selisih kurs tahunan sebesar Rp 962 miliar dibandingkan dengan Rp 171 miliar pada tahun sebelumnya. Apabila kerugian selisih kurs ini dikeluarkan
dari perhitungan laba bersih, maka dengan asumsi rasio pajak penghasilan
sebesar 20%, laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk menjadi naik sebesar 7% mencapai angka Rp 20,496
triliun.
Secara kuartalan pendapatan terjerembab sebesar 4% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Laba kotor berkurang sebesar 5% menjadi Rp 9,395 triliun. Laba sebelum pajak menguap 20% menjadi Rp 7,046 triliun. Laba bersih terkikis sebesar 17%
menjadi Rp 5,710 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk jatuh 21% menjadi Rp 4,727 triliun.
Pada Q1 2014 perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang lebih kecil daripada Q4 2013 yaitu turun sebesar 24% menjadi Rp 177 miliar.,
Apabila
kerugian selisih kurs tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba
bersih, maka laba bersih yang disesuaikan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk akan turun 21% menjadi Rp 4,844 triliun.
Rasio
GPM tahunan turun tipis menjadi 18,58% dari 19,04%.
Sedangkan secara kuartalan rasio GPM juga turun tipis menjadi 18,86% dari 19,10%.
Rasio
NPM tahunan bergerak naik tipis menjadi 10,40% dari 10,19%. Sedangkan secara kuartalan bergerak turun menjadi 9,72% dari 11,75%.
Rasio ROE tahunan menurun menjadi 23% dibandingkan dengan 26%.
Rasio DER tahunan turun menjadi 97% dari 100%. Hutang finansial tercatat membesar 14% menjadi Rp 62,140 triliun. Secara tahunan masih tercatat secara net pendapatan keuangan sehingga beban keuangan tidak ada.
Melihat
masih tumbuh dengan baiknya aset-aset investasi terpenting perusahaan secara tahunan, maka ada harapan besar
bagi pencapaian kinerja yang lebih baik pada periode selanjutnya.
Bagian
atas hasil bersih pengendalian bersama entitas yang mempunyai sumbangan
cukup dominan terhadap laba bersih mencatat kenaikan tahunan sebesar 11% menjadi Rp 5,003 triliun.
Pada
harga terakhir (28/4/14) sebesar Rp 7.600, saham ASII dihargai dengan rasio PER
sebesar 15,01 berdasarkan EPS tahunan sampai dengan Q1 2014 yang telah disesuaikan dan rasio
PBV-nya sebesar 3,46 berdasarkan nilai buku per lembar per 31Maret 2014.
Lampiran LKnya salah nih Pak, TLKM ini bukan ASII
BalasHapusTerima kasih untuk koreksinya. Sudah diperbaiki.
Hapus